Pemakaian Kriteria Sama-Luas untuk Kestabilan

98  12 = 90 o P e = 2 1 1 2 12 2 1 M M δ sin M θ δ sin {M Y E E    2 1 1 12 2 12 2 1 M M sin M sinδ {M Y E E    δ M P e = 2 1 2 1 12 2 1 sin M M M M Y E E   δ P e = δ sin 12 2 1 Y E E 6.16 Dengan :  =  1 -  2 Jadi bila jala-jala itu hanya aterdiri dari reaktansi, persamaan daya sudut dari dua mesin yang terbatas besarnya tidak atergantung dari konstanta inersia mesin-mesin itu.

H. Pemakaian Kriteria Sama-Luas untuk Kestabilan

1. Saluran Terbuka Pada Gambar 6.5

diberikan gambar segaris dan gambar impedansi dari suatu sistem yang terdiri dari dua generator. 99 Rel Besar Infinite bus Gambar 6.5 Sistem yang terdiri dari dua generator Bila pada kerja normal salah satu saluran terbuka maka ada kemungkinan generator itu keluar dari keadaan sinkron Gambar 6.6 Satu saluran terbuka Dengan pembukaan salah satu kawat berarti memperbesar impedensi transfer antara faktor dan rel besar. Jadi bila X diperbesar  harus diperbesar bila, daya yang ditransmisikan tetap besarnya. Ini dapat dilihat pada persamaan. 100 P = sinδ X E E 12 2 1 Jadi r 1, r 2 dapat dinyatakan sebagai : r 1= gangguan selama gangguan sebelum 12 12 X X r 2= gangguan sesudah gangguan sebelum 12 12 X X Untuk menentukan waktu kerja setting rele perlu diketahui waktu atau sudut daya di mana rele itu selambat-lambatnya harus sudah bekerja supaya sistem itu tetap stabil dinamakan sudut penentuan kritis, . Untuk maencari  c digunakan kriteria sama luas. P P s P e P e δ δ Gambar 6.7 Lengkung-lengkung daya-sudut sebelum dan setelah satu saluran terbuka Syarat supaya sistem tetap stabil adalah : A 1  A g 101 Atau energi percepatan A 1 harus lebih kecil atau sama dengan energi perlambatan A g , dan untuk maemperoleh sudut pemutusan kritis harus memenuhi syarat : A 1 = A g Jadi P s  o -  δ δ o  r 1 P m sin  d = δ δ o  r 2 P m sin  d - P s  m - o dan  m - o P s - r 2 P m cos  c cos  m r 1 P m cos  cos  c = 0 tetapi, P s = P m sin  o Maka  m - o sin  = r 2 r 1 cos  c + r 1 cos  r 2 cos  m atau cos  c = 1 2 m 2 1 m r r δ cos r δ cos r δ sin δ δ     6.17 dimana, sin δ = m s P P 102 sin m δ = m 2 s P r P dan m δ 90 o m δ =  - sin 1 m 2 s P r P catatan : m δ , o δ dalam tanda kurung persamaan 6.17 harus dalam radian. Dengana kriteria sama-luas diperoleh hanya sudut daya, sedang waktu tidak diperoleh. Untuk memperoleh waktu t, dipakai pemecahan langkah-demi-langkah. Soal Latihan 6.1 Pada gambar dibawah ini, diberikan impedans dalam persaatuan pada dasar yang sama dengan mengabaikan nilai resistans. Generator A memberikan daya sebesar 1 pu kepada rel besar B. Misalkan tegangan dibelakang reaktans peralihan generator A 1,25 pu dan rel besar B 1,0 pu. Pada titik P terjadi hubung singkat tiga fasa dan kedua pemutus daya yang ada pada ujung kawat terganggu, dianggap membuka secara simultan. Tentukan besar sudut daya kritis  c . 103 J 0,28 A H = 3 E A = 1,25 J 0,16 J 0,24 J 0,16 J 0,24 J 0,16 J 0,16 J 0,16 H = E B = 1,0 B P Rel Besar Gambar 6.8. Diagram reaktasi untuk contoh soal 6.1 BAB VII PENGATURAN DAYA DAN FREKUENSI DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK Tujuan Umum: 104  Mahasiswa dapat memahami pengaturan daya dan frekuensi pada sistem tenaga listrik Tujuan Khusus:  Mahasiswa dapat menghitung daya frekuensi pada sistem tenaga listrik  Mahasiswa dapat menentukan dan menghitung arus hubung singkat.  Mahasiswa dapat memahami konsep pengaturan kecepatan  Mahasiswa dapat menetukan karakteristik beban dan penyimpanan energi

A. Pendahuluan