Pendahuluan Bila hubungan singkat terjadi pada suatu sistem Representasi Sistem Tenaga Listrik untuk Studi Hubungan Singkat Pendahuluan Kestabilan dari suatu sistem tenaga listrik adalah

61  Mahasiswa dapat memahami arus hubng singkat satu fasa dan tiga fasa . Tujuan Khusus:  Mahasiswa dapat mengenal jenis-jenis hubung singkat  Mahasiswa dapat menentukan dan menghitung arus hubung singkat.  Mahasiswa dapat membuat diagram ekivalen dari hubung singkat untuk masing-masing kondisi

A. Pendahuluan Bila hubungan singkat terjadi pada suatu sistem

tenaga, arus akan mengalir diberbagai bagian sistem. Besaran arus sesaat setelah terjadi gangguan berbeda dengan besaran beberapa putaran cycle, yaitu pada saat pada saat pemutusan terjadi. Kedua arus diatas jauh berbeda dengan arus yang akan mengalir setelah keadaan mantap, yaitu bila gangguan tidak diisolasi dari sistem dengan bekerjanya pemutus- pemutus tenaga. Pemilihan yang tepat dari pemutus tenaga yang akan dipakai tergantung pada dua hal, besarnya arus sesaat setelah terjadinya hubungan singkat dan besarnya arus yang harus diputuskan. Berdasarkan hal tersebut diatas, studi arus hubungan singkat ini bertujuan: 1. Menentukan besarnya arus hubugan singkat pada suatu titik dalam sistem tenaga, dan berdasarkan besar arus tersebut akan ditentukan kapasitas alat pemutus tenaga yang akan dipergunakan pada titik tersebut. 2. Menentukan besar aliran arus diberbagai bagian sistem dan berdasarkan besaran 62 arus tersebut akan didapatkan penyetelan setting dari rele-rele yang mengatur pemutus daya.

B. Representasi Sistem Tenaga Listrik untuk Studi Hubungan Singkat

Representasi sistem tenaga listrik telah dibahas pada BAB II.

C. Hubungan Singkat Generator Tanpa Beban Pada mesin sinkron terdapat tiga macam reaktans

dengan mengabaikan nilai tahanannya, kecuali dalam menentukan redaman atau konstanta waktu. Rekatans-reaktans tersebut adalah:  q d X dan X rekatans sinkron, pada sumbu d dan q  q d X dan X reaktans peralihan pada sumbu d dan q  q d X dan X reaktans peralihan pada sumbu d dan q Kedua macam terakhir bukan reatans sebenarnya, tetapi reaktans hipotesis. Pada umumnya hubungan singkat dalam keadaan mantap, rektans mesin sinkron terdiri dari reaktans jangkar a X dan reaktans bocor 1 X . Sehingga reaktans sinkron sumbu d, dapat dilihat pada gambar 5.1.a, dimana 1 X X X a d   5.1 Pada keadaan hubungan singkat yang ketiga fasanya terjadi hubungan singkat arus komponen searah DC dengan besar yang berbeda-beda, karena besar gelombang tegangan pada ketiga 63 fasanya tidak sama pada saat hubungan singkat itu terjadi. Komponen DC ini sulit menghitungnya dan biasanya dipisahkan dari komponen AC. Untuk studi hubungan singkat kita hanya mengkonsentrasikan perhatian pada komponen AC atau arus hubungan singkat simetris, sedangkan pengaruh komponen DC dapat dimasukan kemudian dengan mengalikan komponen AC tadi dengan suatu factor pengali multiplying factor. Setelah hubungan singkat terjadi, arus hubungan singkat simetris itu hanya dibatasi oleh rektans bocor mesin. Tetapi karena fluks udara tidak dapat berubah seketika instantaneously, sesuai dengan teori fluks lingkup konstan, untuk melawan demagnetisasi dari arus hubungan singkat jangkar, maka arus kan timbul pada belitan penguat beltan eksitasi demikian juga pada belitan peredam pada arah fluks utama. Arus-arus ini menurun sesuai dengan konstanta waktu belitan-belitannya. Konstanta waktu belitan peredam yang mempunyai induktans bocor yang rendah jauh lebih kecil dari konstanta waktu belitan penguat yang mempunyai induktans bocor tinggi. Jadi selama beberapa saat dari waktu hubungan singkat itu pada belitan-belitan peredam dan lilitan penguat timbul arus induksi, sehingga pada sirkuit ekivalen reaktans medan penguat X f dan reatans belitan peredam dw X kelihatannya terhubung parallel dengan reaktans jangkar a X seperti terlihat pada gambar 5.1.b 64 1 X a X d X + - Gambar 5.1.a Sirkuit ekivalen mesin sinkron dalam keadaan mantap + _ 1 X a X dw X f X Gambar 5.1.b Sirkuit ekivalen mesin sinkron selama periode sub peralihan hubungan singkat E + _ 1 X a X f X Gambar 5.1.c Rangkaian ekivalen mesin sinkron selama periode sub peralihan hubungan singkat Setelah beberapa saat kemudian, karena konstanta waktu belitan peredam sangat kecil, 65 maka arus belitan peredam itu akan hilang dan sekarang mesin berada pada keadaan perali han. Hal tersebut dapat digambarkan dengan membuka sirkuit peredam dw X pada gambar 5.1.b menjadi gambar 5.1.c. Reaktans yang dipresentasikan oleh mesin selama periode permulaan dari hubungan singkat itu disebut reaktans sub perlihan mesin sinkron dengan persamaan sebagai berikut:   dw f a d X X X X X 1 1 1 1 1     5.2 sedangkan reaktans yang bekerja setelah arus belitan peredam mati disebut reaktans peralihan dengan persamaan sebagai berikut:   f a d X X X X 1 1 1 1    5.3 d d d X X X   , maka reaktans mesin sinkron berubah terhadap waktu dimulai dari d X sampai d X . Sesuai dengan reaktans-reaktans diatas, maka aruspun ada tiga macam: I = arus hubung singkat mantap, yaitu arus mantap setelah bagian peralihan hilang karena redaman. I = arus hubung singkat peralihan, yaitu arus selama keadaan peralihan , beberapa saat setelah hubung singkat terjadi, dan belum termasuk arus komponen searah DC. I = arus sub peralihan, yaitu arus maksimum pada saat terjadi hubung singkat, belum termasuk komponen DC. 66 Didalam anlisis sistem tenaga, pada umumnya mesin sinkron itu dianggap sebagai mesin non- salient pole, sehingga reaktans pada sumbu d sama dengan reatans pada sumbu q dan reaktans itu biasanya diberikan dengan notasi , X X atau X . Dengan kata lain pengaruh kutub menonjol itu diabaikan. Untuk generator tanpa beban yang dihubung singkat, tegangan dalam internal voltage untuk ketiga macam keadaan mantap, peralihan, dan sub peralihan adalah sama, yaitu E sehingga: E E E   maka arus-arus itu adalah lihat gambar 5.2 X E O I a   2 2 X E O I b   2 X E O I c   Seperti sudah disampaikan sebelumnya arus hubung singkat itu sebenarnya terdiri dari dua komponen arus, komponen arus bolak-balik AC dan komponen arus searah DC. Komponen DC itu tegantung dari besarnya sudut fasa, pada saat mana hubung singkat itu terjadi, sedang harga maksimumnya sama dengan harga maksimum komponen AC. Bila hubung singkat tiga fasa itu terjadi dalam keadaan tanpa beban, maka besar arus hubung singkat itu dapat ditulis sebagai berikut: 67                          λ cos 1 1 1 1 1 2 t d t d m d d m d d d a e X X e X X X E i   2 cos . 2 2 cos . 2 2 λ λ λ     t m q d q d t m q d q d a a e X X X X E e X X X X E dimana: ff f d d d L R X X m .   = factor redaman peralihan pada sumbu d   . 2 q d q d a X X X X w m    = factor redaman belitan jangkar d d d d d d d d d L R X X X X X X m 11 11 .     = factor redaman sub peralihan pada sumbu d Rumus diatas diperoleh secara pendekatan dengan menggunakan teorema Fluksi Lingkup Konstan . Dari persamaan 5.5 terlihat bahwa arus hubung singkat terdiri dari tiga komponen, yaitu: a. Komponen bolak-balik dari frekuensi dasar b. Komponen searah DC c. Komponen bolak-balik dari frekuensi harmonis kedua Tetapi bila pengaruh kutub menonjol itu diabaikan maka X X X q d   , maka komponen bolak-balik dari frekuensi harmonis kedua itu hilang. Nilai efektif komponen bolak-balik sebagai funsi waktu, 68                        1 1 1 1 1 t d t d m m AC e X X e X X X E I 5.6 nilai efektif komponennya adalah: t a m DC e X E I cos . 2 λ  5.7 pada saat t = 0 X E I AC  cos . 2 λ X E I DC  dan harga efektif total arus hubung singkat itu, 2 2 DC AC DC I I I   5.8 Arus maksimum komponen searah diperoleh bila  λ , maka . 2 X E I DC  dan X E I  Jadi arus maksimum total, pada t = 0, dan  λ , 2 2 2               X E X E I maks X E X E I maks 732 , 1 3   5.9 Pada umumnya untuk menghitung arus awal atau arus seketika yang mengalir pada saat terjadi hubung singkat digunakan reaktans sub peralihan baik untuk generator maupun untuk motor. Dengan demikian untuk menentukan kapasitas seketika dari alat-alat pemutus daya digunakan 69 reaktans sub peralihan bagi generator dan motor. Untuk menentukan kapasitas pemutusan instantaneous capacity dari pemutus-pemutus daya digunakan reaktans sub peralihan untuk generator dan reaktans peralihan untuk motor. Contoh 5.1. Suatu generator 13,2 kV, 30 MVA, 50 Hz mempunyai reaktans-reaktans X = 0,2 pu dan X = 0,3 pu. Generator itu bekerja pada beban nol ketika terjadi hubung singkat tiga fasa pada jepitan-jepitan. Hitunglah arus maksimum total pada t = 0 dan λ = 0  ,30  ,45  , dan 60  . Jawab: Misalkan tegangan dalam generator pada saat terjadinya hubung singkat 13,2 kV atau sama dengan 1 pu. Daya dasar dipilih 30 MVA sebagai rating generator tersebut. Arus komponen AC tidak dipengaruhi oleh sudut pemutusan o λ ,maka pu X E I AC 5 2 , 1    komponen arus DC tergantung dari sudut pemutusan λ a.  λ , pu E E E 1    pu X E I DC 707 , 1 . 2 , 1 2 cos . . 2    λ jadi pu I maks 66 , 8 07 , 7 5 2 2    70 Amp 364 , 11 2 , 13 . 3 000 . 30 66 , 8   b. 30  λ 30 cos . 5 . 2  DC I pu I maks 9055 , 7 12 , 6 5 2 2    amp I maks 374 , 10  ©. 45  λ 45 cos . 5 . 2  DC I pu I maks 071 , 7 5 5 2 2    amp I maks 279 , 9  d. 60  λ 60 cos . 5 . 2  DC I pu I maks 124 , 6 5355 , 3 5 2 2    amp I maks 036 , 3 

d. Hubung Singkat Generator Sinkron dalam Keadaan Berbeban

a. Beban Statik Bila sebelum gangguan telah ada arus, yaitu arus beban, arus total generator, termasuk arus beban dapat diperoleh dengan dua cara; a. Dengan Theorema Thevenin b. Dengan menggunakan tegangan dalam sub peralihan generator

b. Dengan Theorema Thevenin

71 Dalam ganbar 5.3.a diberikan sebuah generator sinkron dengan beban Z L . Arus hubung singkat adalah arus beban I L E g jX t V e Z L Z f V p S + - Gambar 5.3.a Hubung singkat generator sinkron sebelum gangguan dalam keadaan berbeban g jX f V e Z p L Z g I f I + - Gambar 5.3.b Hubung singkat generator sinkron selama gangguan dalam keadaan berbeban Hubung singkat dilakukan dengan menutup sakelar S, dan dengan teori Thevenin, arus yang timbul karena hubung singkat itu adalah th f f Z V I  5.10 72   g e L g e L th jX Z Z jX Z Z Z     Arus hubung singkat generator, tidak termasuk arus beban I L , . f L e g L g I Z Z jX Z I    Jadi arus total generator termasuk arus beban I L   L g g I I tot I   5.11 dengan L f L Z V I 

b.Menggunakan Tegangan

Dalam Sub Peralihan Generator Arus total generator yaitu arus karena hubung singkat dan arus beban, dapat diperoleh dengan menggunakan tegangan dalam sub peralihan generator. Tegangan dalam sub peralihan generator adalah sebagai berikut:   e g L f g Z jX I V E    5.12 jadi e g g tot g Z jX E I   5.13 Contoh 5.2. Sebuah generator 30 MVA, 13,2 kV, 50 Hz, mencatu daya pada beban static sebesar 20 MW 73 pada factor daya tertinggal 0,8 dan tegangan 12,8 kV. Generator itu mempunyai reaktans 0,1 pu pada dasar rating generator. Bila terjadi hubung singkat tiga fasa pada jepitan beban, hitung jumlah arus seketika rms simetris, termasuk arus beban dengan menggunakan a. Teorema Thevenin b. Menggunakan tegangan dalam sub peralihan Jawab: a. Menggunakan teorema Thevenin th f f Z V I  pu V f 97 , 2 , 13 8 , 12      L e g L e g th Z Z jX Z Z jX Z     pu j jX g 2 ,  pu j Z e 1 ,  L f L I V Z   f L L V S I 87 , 36    pu x S L 833 , 8 , 30 20   pu I L 87 , 36 859 , 87 , 36 97 , 833 ,       74 pu Z L 87 , 37 1292 , 1 87 , 36 859 , 97 ,       pu j 6775 , 9033 ,   Z L dapat juga dicari:   pu S V Z L f L 2 2 87 , 36 833 , 97 ,      87 , 36 1292 , 1   pu jadi       6775 , 9033 , 1 , 2 , 6775 , 9033 , 1 , 2 , j j j j Z th      pu 62 , 79 2545 ,   maka pu I f 62 , 79 8114 , 3 62 , 79 2545 , 97 ,       Arus hubung singkat generator: f L e g L g I x Z Z X j Z I    = 62 , 79 8114 , 3 26 , 47 331 , 1 87 , 36 1292 , 1     x pu 90 2335 , 3    pu j 2335 , 3   Arus total generator: L g tot g I I I   87 , 36 859 , 2335 , 3      j 5154 , 6872 , 2335 , 3 j j     75 7489 , 3 6672 , j   pu 61 , 79 8114 , 3   

c. Dengan Menggunakan Tegangan Dalam Sub Peralihan Generator

Tegangan dalam sub peralihan generator:   e g L f g Z jX I V E    90 3 , 87 , 36 859 , 97 ,       x pu j 2062 , 97 ,   pu 39 , 10 1433 , 1   90 3 , 39 , 10 1433 , 1    tot g I pu 61 , 79 811 , 3   

a. Beban Motor Sinkron

g jX g E e Z L I f V m X j m E g jX g E e Z L I g I f I L I m I m jX

a. Sebelum Gangguan b.

Selama Gangguan Gambar 5.4 Hubungan singkat generator sinkron dengan beban motor sinkron 76

b. Dengan Teorema Thevenin Arus hubung singkat simetris pada titik

hubung singkat, th f f Z V I        e m g m e g th Z X X j X j Z jX Z     Arus hubung singkat generator;   . f e m g m g I Z X X j X j I    Arus hubung singkat motor,   . f e m g e g m I Z X X j Z X j I     Arus beban, pu V S I f L L  Jadi arus total generator dan motor:   L g tot g I I I     L m tot m I I I   5.14

d. Dengan Menggunakan Tegangan Dalam Sub Peralihan Generator dan Motor

Generator:   e g L f g Z X j I V E    Motor:   m L f m X j I V E   77 Jadi arus total generator dan motor:   e g g tot g Z X j E I   Contoh 5.3. Generator pada contoh 5.2. dibebani dengan sebuah motor sinkron yang mempunyai rating yang sama dengan generator. Reaktansi sub peralihan motor X = 0,2 pu. Mptpr itu menarik daya sebesar 20 MW pada factor daya tertinggal 0,8 dan pada tegangan 12,6 kV. Hitunglah besar arus seketika rms simetris, termasuk arus beban dengan menggunakan teorema: a. Teorema thevenin b.Menggunakan tegangan dalam sub peralihan Jawab a. Dengan teorema thevenin th f f Z V I      pu j j j j Z th 12 , 5 , 2 , 1 , 2 ,    pu V f 97 ,   Jadi pu j I f 0833 , 8 90 12 , 97 ,      Arus hubung singkat generator dan motor: 78 . f m e g m g I X j Z X j X j I      pu j j 233 , 3 0833 , 8 . 5 , 2 ,      pu j j I m 850 , 4 0833 , 8 . 5 , 3 ,     pu I L 87 , 36 859 ,    pu j 5154 , 6872 ,   Jadi arus total:   L g tot g I I I     5154 , 6870 , 233 , 3 j j     pu j 7484 , 3 6872 ,   L m tot m I I I     5154 , 6872 , 850 , 4 j j     3654 , 5 6872 , j    pu 3 , 97 409 , 5   

e. Dengan Menggunakan Tegangan Dalam Sub Peralihan

  e g L f g Z X j I V E    90 3 , . 87 , 36 859 , 97 ,       pu 39 , 10 1433 , 1     m L f X j I V E m   90 2 , 87 , 36 859 , 97 ,       x 1374 , 073 , 1 j   pu 3 , 7 0818 , 1    79 Jadi   e g g tot g Z jX E I   90 3 , 39 , 10 1433 , 1    pu 61 , 79 811 , 3      m m tot m jX E I  90 2 , 3 , 7 0818 , 1     pu 3 , 97 409 , 5   

e. Perhitungan Arus Hubung Singkat a. Dengan Tangan

Untuk menghitung arus hubung singkat dengan tangan digunakan metode reduksi jala- jala. Bila tegangan pada titik hubung singkat sebelum hubung singkat terjadi tidak diketahui, maka biasanya diambil sebesar 1 pu. Pada perhitungan arus hubung singkat biasanya arus beban diabaikan. Ini berarti bahwa semua titik dalam sistem mempunyai tegangan yang sama.

b. Komputer Digital Dengan

komputer digital banyak model matematis yang dapat digunakan, anatara lain:  Model iterasi admitans rel  Metode impedans hubung singkat 80

c. Metode Admitans Rel Metode ini sama dengan metode iterasi dalam

studi aliran beban, persamaan arus sebagai berikut: n n E Y E Y E Y E Y I 1 3 13 2 12 1 11 1 .. ..........     n nn n n n n E Y E Y E Y E Y I . .......... 3 3 2 2 1 1     n n n kn k E Y I    1 n = jumlah simpul rel Bila arus beban diabaikan semua tegangan dalam sama, dengan demikian dapat diganti oleh satu gambat tegangan. Tegangan pada rel yang dihubung singkat adalah nol dan tegangan dalam dihitung dari studi aliran beban , atau dimisalkan sama dengan f V bila arus beban tidak diabaikan. Jadi persamaan yang dibutuhkan hanya untuk simpul-simpul dimana arus-arus yang masuk jaringan nol, yaitu rel-rel dimana tegangan tidak diketahui. Persamaan umum diatas dapat ditulis sebagai berikut:   k n E Y E Y n n n kn k kk     1 karena  k I Jadi diperoleh satu set persamaan yaitu untuk rel-rel dimana tengangan tidak diketahui. Mtode ini tidak praktis karena untuk menghitung arus hubung singkat pada tiap rel seluruh proses iterasi itu harus diabaikan. 81

a. Metode Impedans Hubung Singkat Metode ini membutuhkan perhitungan matrik

impedas dari seluruh jaringan. Perhitungan ini sangat panjang, bila ada perubahan pada jaringan, misalnya penambahan atau pengurangan saluran dan penambahan atau pengurangan pembangkit, tidak perlu membantuk matrik impedans itu elemen demi elemen seperti pada pembentukan matrik asal. Soal Latihan 1. Diketahui diagram segaris pada gambar 5.5 a dengan reaktansi-reaktansi dalam persen pada dasar yang sama, sedangkan tahanan- tahanan diabaikan, bila terjadi hubung singkat pada rel 4: a. Hitung besar arus hubung singkat simetris pada rel itu b. Hitung aliran arus pada saluran-saluran yang terhubung pada rel 4 itu 82 10 10 10 20 10 10 1 2 3 Gambar 5.5 a Diagram segaris sistem BAB VI 83 STUDI KESTABILAN PERALIHAN Tujuan Umum:  Mahasiswa dapat memahami kestabilan dari suatu sistem tenaga listrik Tujuan Khusus:  Mahasiswa dapat mengenal kestabilan dan ketidakstabilan pada sistem tenaga listrik  Mahasiswa dapat menentukan dan menghitung daya keluaran generator pada keadaan mantap steady state  Mahasiswa dapat menetukan persamaan ayunan dan mempresentasikan dalam sistem

A. Pendahuluan Kestabilan dari suatu sistem tenaga listrik adalah

kemampuan dari sistem itu untuk kembali bekerja normal setelah mengalami suatu macam gangguan. Sebaliknya, ketidakstabilan berarti kehilangan kestabilan dalam sistem loss of synchronism. Suatu sistem tiga fasa yang terdiri dari suatu generator sinkron mencatu daya pada suatu motor sinkron melalui saluran dengan reaktans X L , seperti gambar berikut: 84 G M E M E G X G X L X M Gambar 6.1. Sistem tenaga yang terdiri dari dua mesin X j E E I M G   dimana L M G X X X X    misalkan   M M E E δ   G G E E Daya keluar generator sama dengan daya masuk motor karena tanahan-tahanan diabaikan.   Re I E P G                       90 Re X E E E M G G δ δ   δ   90 cos X E E M G δ sin X E E M G  85 Dalam keadaan mantap steady state daya maksimum yang dapat disalurkan diperoleh bila 90  δ . X E E P M G m  Nilai P m dapat diperbesar bila salah satu M G E atau E diperbesar, atau bila nilai reaktans X L diperkecil saluran parallel. Bila penambahan beban itu dilakukan secara tiba- tiba dan cukup besar, motor itu kemungkinan akan keluar dari keadaan sinkron walaupun beban belum mencapai limit kestabilan manatap P m . Kestabilan ini dapat dijelaskan sebagai berikut; Apabila penambahan beban motor dilakukan tiba- tiba dan cukup besar, daya keluar mekanis motor akan jauh melampaui daya masuk elektris motor dan kekurangan ini dicatu dengan berkurangnya energi kinetis motor. Jadi motor berputar lebih lambat susut daya bertambah besar dan daya masuk motor juga bertambah. Bila penambahan beban tiba-tiba itu melampaui harga tertentu motor akan keluar dari keadaan sinkron, tetapi bila penambahan tiba-tiba itu masih dibawah harga tertentu, motor masih bias kembali bekerja normal pada keadaan beban baru. Harga tertentu tadi disebut limit kestabilan transients stability limit. Sesuai dengan penjelasan diatas, persoalan kestabilan pada sistem tenaga dibagi dalam tiga bagian: kestabilan mantap steady state stability, kestabilan dinamik dynamic stability, dan kestabilan peralihan transients stability. 86 Studi kestabilan mantap adalah studi yang menentukan limit atas dari pembebanan mesin sebelum mesin tersebut kehilangan keadaan sinkron bila penambahan beban dilakukan secara perlahan-lahan gradually. Dalam keadaan sebenarnya gangguan-gangguan disturbances pada sistem tenaga terjadi terus menerus karena beban itu sendiri berubah terus menerus dan juga karena perubahan perputaran turbin dan lain-lain. Tetapi perubahan ini biasanya kecil sekali sehingga tidak sampai menyebabkan sistem kehilangan keserempakannya. Jadi dalam keadaan ini sistem itu disebut secara dinamis dynamically stable. Tetapi bila gangguan-gangguan itu cukup besar dan amplitudo osilasi besar dan bertahan lama redaman tidak ada atau sangat kecil maka kestaqbilan yang demikian akan menimbulkan ancaman yang berbahaya bagi sistem dan akan menimbulkan operasi yang sangat sulit. Studi kestabilan dinamik ini biasanya harus dilakukan dalam waktu 5 sampai 10 detik dan kadang- kadang sampai 30 detik. Oleh karena itu waktu studi cukup lama, pengaruh-pengaruh governor dan pengatur tegangan otomatik AVR biasanya harus diikutsertakan. Dalam studi kestabilan peralihan waktu yang dipandang hanya kira-kira 1 detik, dengan demikian cukup singkat sehingga pengaruh- pengaruh dari governor dan AVR biasanya diabaikan, karena dalam waktu singkat tersebut kedua peralatan tersebut masih dapat dianggap belum bekerja. Hubung singkat merupakan gangguan yang paling berbahaya. Selama hubung singkat, daya generator-generator yang dekat dengan gangguan 87 akan berkurang secara mendadak, sedangkan daya generator yang jauh dari titik gangguan tidak begitu terpengaruh. Apakah sistem tetap stabil setelah terjadi gangguan tidak hanya tergantung dari type gangguan, lokasi gangguan dan kecepatan pengisolasian gangguan fault clearing.

B. Representasi Sistem Dalam studi kestabilan peralihan sering diambil