Daya Semu Impedans Impedans hubungan Y,

24 Jika perhitungan dilakukan dalam harga basis untuk tegangan antara saluran atau V L-L basis sehingga: 3 L L basis N L V V    basis N L N L N L basis L L L L L L V V pu V dan V V pu V jika         dengan 3 L L N l V V    maka 3 3 s basi L L L L basis N L N L N L V V V V pu V        atau pu V pu V L L N L    3.15 Berdasarkan persamaan 3.15 tersebut maka dalam perhitungan dengan pu untuk tiga fasa hubungan Y, tegangan anatara saluran dan netral dalam pu sama dengan tegangan antara saluran dengan saluran dalam pu. Hal ini merupakan salah satu keuntungan dari perhitungan dalam sistem pu.

b. Daya Semu

Daya semu dapat dinyatakan oleh persamaan: 3 3 1 fasa fasa S S  dengan basis fasa basis fasa S S 1 3 3  , maka 3 3 3 3 1 1 1 basis fasa fasa basis fasa fasa fasa S S S S pu S   pu S pu S fasa fasa 3 1  3.16 25 Berdasarkan persamaan 3.16 tersebut maka untuk perhitungan dalam pu, daya semu tiga fasa dalam pu. Hal ini juga merupakan suatu keuntungan bila perhitungan dilakukan dalam sistem pu.

c. Impedans Impedans hubungan Y,

    3 3 3 2 1 2 fasa basis L L basis fasa basis N L basis Y S V S V Z     atau   basis fasa basis L L basis Y S V Z 3 2   Dengan definisi bahwa Z  basis = 3 Z y basis , sehingga diperoleh: pu Z pu Z y   3.17 Berdasarkan persamaan 3.17 tersebut maka impedans tiga fasa hubungan Y dalam pu sama dengan impedans tiga fasa dalam hubungan  dalam pu. Hal ini juga merupakan suatu keuntungan dalam perhitungan dengan sistem pu. Keuntungan lain dalam perhitungan sistem pu, adalah tidak diperlukan perhitungan lagi jika suatu impedans dipindahkan dari suatu sisi ke sisi lain pada sebuah transformator. Contoh soal 3.2. Sebuah generator sinkron tiga fasa 20 kV, 300 MVA mempunyai reaktans sub-transien sebesar 20. Generator ini mencatu beberapa motor serempak melalui suatu saluran transmisi sepanjang 64 km 40 mil yang mempunyai transformator pada kedua ujungnya seperti 26 diperlihatkan pada diagram segaris pada gambar 3.4. Kedua motor M1 dan M2 masing-masing mempunyai rating 13,2 kV. Netral motor M1 ditanahkan melalui rektans, sedangkan netral dari motor M2 tidak diketanahkan. Input nominal untuk motor M1 dan M2 masing-masing adalah 200 MVA dan 100 MVA, dengan reaktans sub- transien masing-masing sebesar X = 20. Transformator tiga fasa T1 mempunyai rating 350 MVA, 13,2115 kV dengan reaktans bocor sebesar 10. Transformator T2 mempunyai teraan 300 MVA, 11612,5 kV dengan reatans bocor 10. Reaktans seri saluran transmisi adalah 0,5 ohmkm. Gambarkan diagram reaktans dengan semua reaktansnya dalam besaran pu. Pergunakan rating generator untuk basis perhitungan. Gambar 3.4. Diagram segaris Jawab: Rating tiga fasa dari transformator T2 adalah 3 x 100 MVA = 300 MVA, dan perbandingan tegangan antara salurannya adalah kV kV x 2 , 13 220 2 , 13 127 3  . Sebagai basis perhitungan adalah rating generator yakni 300 MVA sebagai basis daya, 20 kV sebagai basis 27 tegangan, sehingga seluruh sistem harus mempergunakan basis daya yang baru sebesar 300 MVA tersebut, sedangkan basis tegangannya harus memperhatikan perbandingan transformasi dari transformator. Pada saluran transmisi basis dayanya 300 MVA sedangkan basis tegangannya sebesar 230 kV dengan T1 mempunyai rating 23020 kV. Pada rangkaian motor, basis dayanya 300 MVA sedangkan basis tegangannya adalah   kV x 8 , 13 220 2 , 13 230  . Basis tegangan ini telah dicantumkan pada gambar 3.4 diatas reaktans transformator yang disesuaikan dengan harga basis yang baru: Transformator T1: pu x X 0857 , 350 300 1 ,   Transformator T2:   pu x X 0915 , 8 , 13 2 , 13 1 , 2   Basis impedans saluran transmisi adalah 230 2 300 = 176,3 ohm, sehingga reaktans saluran dalam pu adalah 0,5 x 64176,3 = 0,1815 pu Reaktans motor M1 = 0,2 300200 x 13,213,8 2 = 0,2745 pu Reaktans motor M2 = 0,2 300100 x 13,213,8 2 = 0,5490 pu Diagram reaktans yang diminta adalah seperti pada gambar 3.5 berikut: 28 Eg + - j 0,2 k j 0,0857 j 0,1815 j 0,0915 l m n p r j 0,2745 j 0,5490 + - + - Em1 Em2 Gambar 3.5. Diagram reaktans yang dinyatakan dalam pu berdasarkan harga basis perhitungan Contoh soal 3.3 Jika motor M1 dan M2 pada contoh 3.2 diatas berturut-turut mempunyai masukan 120 dan 60 MW pada 13,2 kV, dan keduanya bekerja dengan factor daya satu, hitung tegangan terminal generator. Jawab: Bersama-sama kedua motor menyerap 180 MW atau 180300 = 0,6 pu, oleh karena itu dengan V dan I pada motor dalam pu adalah pu I V 6 , .  , dan karena : pu V     9565 , 8 , 13 2 , 13 pu I     6273 , 9565 , 6 , Pada generator:   0857 , 1815 , 0915 , 6273 , 9565 , j j j V     pu j      2 , 13 9826 , 2250 , 9565 , Tegangan terminal generator adalah 0,9826 x 20 kV = 19,65 kV. 29 Soal Latihan: 1. Sistem tenaga yang sederhana seperti pada gambar berikut: 2. G M 150 ohm 1 2 Data teknik komponen sebagai berikut: Generator : 40 MVA, 25 kV, X = 20 Motor : 50 MVA, 11 kV, X = 30 Transformator Y-Y : 40 MVA, 33 Y 220 Y kV, X = 30 Tranformator Y- : 30 MVA, 11  - 220 Y kV, X = 15 Gambarkan diagram reaktansnya untuk sistem tenaga tersebut, dimana semua reaktansnya dalam sistem pu, pergunakan basis dasar hitung, 100 MVA, 220 kV pada saluran 50 ohm. 3. Diagram segaris dari suatu sistem tenaga yang tidak dibebani diperlihatkan pada gambar berikut: 30 1 2 1 A B j 80 ohm C j 100 ohmE D T3 T1 T2 F 2 Generator dan transformator mempunyai data sebagai berikut: Generator 1 : 20 MVA, 13,8 kV, X = 0,2 pu Generator 2 ; 30 MVA, 18 kV, X = 0,2 pu Generator 3 : 30 MVA, 20 kV, X = 0,2 pu Transformator T1 : 25 MVA, 220Y13,8 kV, X = 10 Transformator T2 : Satu transformator tiga fasa yang dirangkai dari tiga Transformator 1 φ , rating masing-masing 10MVA, 12718kV, X = 10 Transformator T3 : 35 MVA, 220Y20Y kV, X = 10 Gambarkan diagram reaktans dengan semua reaktans diberikan dalam besaran pu, pilih basis 50 MVA, 13,8 kV pada rangkaian generator. 31 3. Suatu sistem tenaga yang sederhana seperti pada diagram segaris berikut: 1 3 2 j 40 ohm j 20 ohm j 20 ohm A B C Data sistem seperti berikut: Generator 1 : 20 MVA, 18 kV, X = 20 Generator 2 : 20 MVA, 18 kV, X = 20 Motor Serempak 3 : 30 MVA, 13,8 kV, X = 20 Transformator Y-Y tiga fasa : 20 MVA, 138Y20Y kV, X = 10 Transformator Y- ∆ tiga fasa : 15 MVA, 138Y13,8 kV, X = 10 Gambarkan diagram reaktans untuk sistem tenaga tersebut, dimana semua reaktans dalam sistem pu, pergunakan satu basis dasar, 50 MVA, 138 kV, pada saluran 40 ohm, untuk seluruh sistem. 32 BAB IV STUDI ALIRAN DAYA Tujuan Umum:  Mahasiswa dapat menghitung aliran-aliran daya pada saluran-saluran dan kemudian memeriksa kapasitas semua peralatan yang ada dalam sistem apakah cukup besar untuk m enyalurkan daya yang diinginkan. Tujuan Khusus:  Mahasiswa dapat memeriksa tegangan-tegangan pada setiap rel dan memeriksa profil tegangan sistem, biasanya variasi tegangan yang diizinkan berkisar 5 sampai + 5.  Mahasiswa dapat menentukan operasi sistem yang ekonomis.  Mahasiswa menentukan kedudukan sadapan- sadapan transformator untuk operasi yang ekonomis.  Mahasiswa meminimumkan rugi-rugi transmisi sistem. 33  Mahasiswa dapat memperoleh kondisi mula untuk studi-studi lanjutan, seperti hubungan singkat dan kestabilan.

A. Representasi Sistem Sebelum studi aliran beban itu dilakukan sistem

itu harus terlebih dahulu dipresentasikan dengan suatu diagram pengganti diagram impedansi. Representasi sistem untuk studi aliran beban ini terdiri dari:

a. Generator Sinkron

Generator sisnkron biasanya dihubungkan langsung pada rel atau sering juga melalui transformator daya. Karena tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui besar tegangan rel dan aliran daya, maka generator sinkron direpresentasikan sebagai suatu sumber daya, dan tegangan yang diperoleh dari studi ini adalah tegangan rel dimana generator itu terhubung.

b. Transformator

Transformator dipresentasikan sebagai reaktansi X saja dengan mengabaikan sirkuit eksitasi dari tranformator itu sendiri.

c. Kawat transmisi

Kawat transmisi direpresentasikan sesuai dengan kelas transmisi itu, pendek, menengah, panjang. Untuk transmisi pendek menggunakan impedans seri, kawat transmisi menengah menggunakan nominal PI dan T, sedangkan kawat transmisi panjang menggunakan ekivalen T dan PI.

d. Beban-beban