37
atau :
2
pq p
p pq
q p
p pq
pq
y V
V y
V V
V jQ
P
4.5
sedangkan daya yang mengalir dari rel p ke rel q:
2
pq q
q pq
p q
q qp
qp
y V
V y
V V
V jQ
P
4.6 Jumlah aljabar persamaan 4.5 dan 4.6
adalah rugi-rugi pada transmisi.
F. Teknik Pemecahan Sebagaimana
disebutkan diatas,
teknik pemecahan disini ditunjukan pada penggunaan
komputer. Walaupun demikian teknik pemecahan ini dapat juga dilakukan dengan tangan apabila
sistem yang digunakan sangat sederhana secara sederhana.
Pemecahan yang paling banyak digunakan adalah metode iterasi Gauss-Seidel dan Newton-Rapshon
dengan menggunakan bentuk admitans rel. Dalam metode ini tegangan pada rel-rel , kecuali rel
pedoman, diberi harga sembarang biasanya 1,0 pu, setelah itu harus dihitung untuk semua rel
kecuali rel pedoman dengan persamaan sebagai berikut:
p p
p p
V Q
j P
I
p = 1,2, ,n
p s
38
dimana; n = jumlah rel dalam sistem s = nomor rel pedoman
Misalkan kita mempunyai sistem yang terdiri dari, n = 4, rel no 1 dipilih sebagai rel pedoman,
sehingga s = 1, dan persamaan arus menjadi:
4 14
3 13
2 12
1 11
1
V Y
V Y
V Y
V Y
I
4 24
3 23
2 22
1 21
2
V Y
V Y
V Y
V Y
I
4 34
3 33
2 32
1 31
3
V Y
V Y
V Y
V Y
I
4 44
3 43
2 42
1 41
4
V Y
V Y
V Y
V Y
I
dengan p
rel pada
total s
admi Y
pp
tan
p pq
pp
y y
Y
q
p kawat
s admi
y Y
pq pq
tan Karena rel 1 dipilih sebagai rel pedoman, maka I
1
tidak perlu dihitung, perhitungan dimulai dari I
2
dan seterusnya. Karena I
p
arus total pada rel p, maka:
p p
p p
V Q
j P
I
atau
4 24
3 23
2 22
1 12
2 2
2
V Y
V Y
V Y
V Y
V jQ
P I
p
Sehingga
39
4 24
3 23
1 21
2 2
2 22
2
1 V
Y V
Y V
Y V
jQ P
Y V
4.8
Dalam bentuk umum
n p
q q
q pq
p p
p pp
p
V Y
V jQ
P Y
V
1
1
4.9 dimana: p = 1,2,3,
..n , p s
Sebelum membicarakan teknik pemecahan Gauss- sheidell atau Newton-Rapshon, terlebih dahulu
diberikan dibawah ini teknik pemecahan secara pendekatan.
G. Pemecahan Aliran Daya Secara Pendekatan Dalam teknik pemecahan aliran daya secara
pendektatan ini dibuat asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Karena tahanan-tahanan kecil diabaikan b.
q p
δ δ
kecil
6 π
sehingga
q p
q p
δ δ
δ δ
sin
c. Semua rel, kecuali rel pedoman diladeni sebagai generator PV
Jadi
p q
pq pq
n q
q p
p
V V
V P
δ δ
θ
cos
1
40
q p
pq n
q q
p
Y V
V
δ δ
1
4.10
n p
Y V
V Q
p q
pq pq
n q
q p
p
., ,.........
3 ,
2 ,
1 sin
1
δ δ
θ
n p
Y V
Y V
V
pp p
q p
pq n
q p
.. ,.........
3 ,
2 ,
1 cos
2
δ δ
4.11 p = 1,2,
,n dimana
90
90
pp pq
dan Q
θ
Karena semua rel PV, harga-harga
p
V diberikan,
maka persamaan
4.10 memverikan
suatu persamaan linear dalam
p
δ yang terdiri dari n-1
jumlah persamaan, karena
1
δ
untuk rel pedoman diberikan.
Persamaan 4.10 dapat dipecahkan langsung untuk
n
δ δ
δ
,......... ,
3 2
, dan dengan memasukan harga-harga
n
δ δ
δ ..
.......... ,
, 3
2
dalam persamaan 4.11 diperoleh harga-harga Q
p
. Dengan asumsi-asumsi diatas persamaan 4.10
dan 4.11 telah dipisahkan, sehingga tidak perlu dipecahkan secara simultan.
41
Contoh 4.1
2 3
4
S1 =1 +1Q1
S2 = 3 + jQ2 S4 = -2 + jQ4
S3 = -2 + jQ3
j 0,15 j 0,2
j = 0,15 j = 0,1
j 0,1
, 1
1
V
, 1
2
V
, 1
3
V
, 1
4
V
1
Gambar 4.1. Sistem 4 rel
Tabel 4.1. Data tegangan, beban dan generator untuk contoh 4.1
Rel Tegangan
Beban Generator
Keterangan
42
P
D
Q
D
P
G
Q
G
1 1,0
1,0 0,5
Rel pedoman 2
1,0 1,0
0,4 4,0
Rel PV 3
1,0 2,0
1,0 Rel PV
4 1,0
2,0 1,0
Rel PV
Karena rugi-rugi diabaikan, maka P
G1
bisa dihitung dari generator pedoman
2 4
3 2
1 1
G D
D D
D G
P P
P P
P P
pu 2
4 2
2 1
1
11
Jadi
4 2
3 2
1 2
2
667 ,
6 10
5 3
δ δ
δ δ
δ δ
P
2 3
1 3
3
10 667
, 6
2
δ δ
δ δ
P
2 4
1 4
4
667 ,
6 10
2 δ
δ δ
δ
P
4.12 Bila
1
δ
= 0 pedoman, maka dengan menentukan persamaan 4.12 sehingga,
11
, 5
23 ,
4 ,
41 ,
4
4 3
2
δ δ
δ Subsitusikan harga-harga ini kedalam persamaan
4.11:
-j 21,667 -j5
-j6,667 j10
j5 -j21,667
j10,0 j6,667
j6,667 j10
-j16,667
j10 j6,667
-j16,667
Y
rel =
43 pu
Q 07
, 667
, 21
11 ,
5 cos
10 23
, 4
cos 667
, 6
41 ,
4 cos
5
1
pu Q
02 ,
667 ,
21 52
, 9
cos 667
, 6
64 ,
8 cos
10 41
, 4
cos 5
2
pu
Q 132
, 667
, 16
64 ,
8 cos
10 23
, 4
cos 667
, 6
3
Pu Q
132 ,
667 ,
16 52
, 9
cos 667
, 6
11 ,
5 cos
10
4
Sehingga
pu Q
Q
G
570 ,
5 ,
1 1
pu
Q Q
G
620 ,
4 ,
2 2
pu
Q Q
G
132 ,
1 ,
1
3 2
pu
Q Q
G
454 ,
3 132
, 1
, 1
4 2
4 1
4 1
p DP
p GP
rugi rugi
Q Q
Q
pu 554
, 3
, 2
454 ,
3
Aliran daya pada kawat:
pq q
p pq
p p
pq
P X
V V
P
δ δ
sin
q p
pq q
p pq
p pq
X V
V X
V Q
δ δ
cos
2
pu P
492 ,
15 ,
23 ,
4 sin
sin 15
, 1
3 1
13
δ δ
44
pu Q
018 ,
cos 15
, 1
15 ,
1
3 1
13
δ δ
pu P
P 385
, 2
, 41
, 4
sin sin
2 ,
1
2 1
21 12
δ δ
pu Q
Q 015
,
21 12
pu P
891 ,
14
pu
Q 04
,
14
pu Q
rugi
556 ,
2 .
04 ,
092 ,
015 ,
113 ,
018 ,
2
Hasil-hasil perhitungan aliran daya diberikan pada
gambar 4.2.
2 = j 1 j 1,132
1,502 - j 0,113 1,502 + j0,113
1 + j0,4 1,103 + j 0,092
1,103 - j 0,092 2 + j 1
j 1,132 0,891 = j 0,04
0,891 - j 0,04
1
2 3
4
0
1
1 +j 0,5
0,492 +j 0,018 0,492 - j 0,18
0,385 - j0,015 0,385 + j 0,015
23
, 4
1
41
, 4
1
11 ,
5 1
4 + j 0,2 2 + j0,57
45
Gambar 4.2. Hasil perhitungan aliran daya untuk contoh 4.1
H. Hasil Iterasi Gauss-Sheidell Metode iterasi atau metode ulang adalah suatu