dalam penelitian ini dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
Polite Beck, 2006. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan penyakit ginjal kronis yang
memenuhi syarat pasien penelitian. Langkah awal dilakukan identifikasi pasien dengan penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di RS Pemerintah di
Kota Medan, kemudian dari seluruh pasien akan disesuaikan atau dipilih dengan kriteria syarat pasien yang sudah ditetapkan dengan teknik purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan kontrol pasien sehingga harus memenuhi beberapa kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah: a
Pasien yang menjalani hemodialisa kurang dari satu tahun b
Pasien yang menjalani hemodialisa dengan penusukan vena femoralis c
Pasien yang menjalani hemodialisa 2 kali dalam seminggu d
Mengalami kecemasan e
Pasien yang belum pernah mengikuti terapi Progressive Muscle Relaxation Kriteria eksklusi penelitian adalah: pasien yang tidak mengikuti prosedur
penelitian.
b. Besar Sample
Sugiono 2010 mengemukakan beberapa pendapat ahli untuk jumlah sampel penelitian eksperimental diantaranya: Gay dan Diehl 1992, Apabila penelitian
eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group. Tidak jauh berbeda dari Gay Diehl, Roscoe 1975 dalam Gay dan Diehl 1992
Universitas Sumatera Utara
mengatakan bahwa untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran
sampel kecil antara 10 sampai dengan 20. Frankel dan Wallen 1993 mengatakan, Penelitian eksperimental sebanyak 3015 per group.
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan tabel power analysis. Dalam penelitian ini ditetapkan level of signifikan
α sebesar 0,05 dan dengan effect size γ 0,80 sehingga didapat besar sampel pada masing-masing kelompok yaitu 25
pasien Polite Beck, 2006.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data tentang pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa dan mengalami kecemasan dan karakteristik responden dikumpulkan
oleh peneliti. Intervensi tindakan progressive muscle relaxation dilakukan oleh pasien dengan panduan dari peneliti. Prosedur pengumpulan data dilakukan dalam
dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. 3.4.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari persiapan instrumen dan persiapan administrasi. 3.4.1.1 Persiapan instrumen
Tahap ini dipersiapkan instrumen untuk pengumpulan data berupa lembar prosedur latihanprogressive muscle relaxation, kuesioner karakteristik pasien,
kuesioner tingkat kecemasan, panduan pelaksanaan latihan progressive muscle relaxation dan buku harian pemantauan latihan progressive muscle relaxation
pasien. 3.4.1.2 Persiapan administrasi
Universitas Sumatera Utara
Tahap ini dilakukan pengurusan perizinan tempat penelitian dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keperawatan
USU yang ditujukan kepada RS Pemerintah di Kota Medan, kemudian didapati surat izin meneliti dari RS tersebut sehingga akan dilakukan penelitian sesuai
dengan peosedur yang ada. Dalam hal ini peneliti juga menyiapkan fasilitator penelitian yang
membantu peneliti dalam memberikan intervensi yaitu latihan Progressive Muscle Relaxation setiap pasien menjalani hemodialisa. Fasilitator penelitian untuk
Rumah Sakit Pirngadi Medan adalah perawat di ruangan hemodialisa yang dilatih oleh peneliti untuk dapat memberikan latihan kepada pasien. Fasilitator penelitian
mendapat pelatihan mengenai Progressive Muscle Relaxation dan cara melakukan pengisian kuesioner kecemasan dan lembar pemantauan latihan sehingga memiliki
kemampuan yang sama dengan peneliti. Dalam penelitian fasilitator penelitian berjumlah satu orang dan selama penelitian berlangsung peneliti mengobservasi
secara rutin tindakan intervensi yang diberikan oleh fasilitator penelitian. 3.4.2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan pengumpulan data dengan langkah-langkah: a.
Penelitian melatih fasilitator penelitian untuk membantu peneliti memberikan intervensi selama penelitian berlangsung di RSUD Pirngadi Medan dan untuk
RSUP HAM Medan peneliti langsung memberikan intervensi kepada pasien penelitian.
b. Menyeleksi subjek penelitian sesuai dengan kriteria pasien penelitian
Universitas Sumatera Utara
c. Memberikan informasi penelitian dengan sejelas-jelasnya kepada pasien
penelitian d.
Meminta persetujuan pasien untuk menjadi pasien penelitian e.
Bagi pasien yang sudah bersedia menjadi pasien penelitian maka dicatat dan diurutkan dengan nomor urut 1, 2, 3, dst. Di masing-masing rumah sakit
pasien dengan nomor urut ganjil menjadi kelompok kontrol dan dengan nomor urut genap menjadi kelompok intervensi.
f. Kelompok intervensi dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1 Hari ke-1 dilakukan pengukuran tingkat kecemasan pasien sebelum
diberikan tindakan. Ketika memenuhi syarat pasien penelitian maka peneliti langsung memberikan terapi progressive muscle relaxation
dengan panduan yang sudah disiapkan sebelum pasien melakukan tindakan hemodialisa.
2 Pasien yang menjalani hemodialisa diberikan tindakan setiap kali
kunjungan hemodialisanya yaitu 2 kali dalam satu minggu dengan durasi waktu 15 menit. Latihan PMR dilakukan selama 3 minggu pemantauan, 2
kali dalam satu minggu ketika pasien melakukan kunjungan ke rumah sakit untuk melakukan hemodialisa.
3 Prosedur terus berlanjut hingga satu orang pasien mendapatkan minimal
masing-masing 6 kali perlakukan secara langsung. f.
Selama penelitian berlangsung kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakukan teknik progressive muscle relaxation hanya mendapatkan
perlakukan asuhan keperawatan rutin yang dilakukan di ruang hemodialisa
Universitas Sumatera Utara
tempat penelitian berlangsung dan peneliti akan menjelaskan bahwa latihan akan diberikan setelah penelitian selesai. Pada kelompok kontrol diukur
tingkat kecemasan pada waktu yang sama dengan kelompok intervensi.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional