penyakit ginjal kronis dan sangat sering terkait dengan angka kematian yang tinggi, angka kesakitan dan hospitalisasi yang tinggi Kojima, 2012. Tindakan
bunuh diri saat menjalani hemodialisa berkepanjangan 15 kali lebih tinggi dari populasi umum dan lebih tinggi dari pasien dengan kondisi kanker McQuillan
Jassal, 2010. Kecemasan yang dialami oleh pasien yang menjalani hemodialisa secara
rutin akan menyebabkan penurunan kualitas hidup Lysaght Mason, 2000. Kualitas hidup merupakan satu hal yang sangat penting yang harus dipantau dari
pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Kualitas hidup yang baik dapat dicapai dengan menjaga kesehatan tubuh, pikiran dan jiwa, sehingga
seseorang dapat melakukan segala aktivitas tanpa ada gangguan. Kecemasan merupakan salah satu dampak psikologi yang dihadapi oleh pasien penyakit ginjal
kronis yang menjalani hemodialisa. Sehingga kondisi cemas pasien harus dikontrol agar dapat mempertahankan kualitas hidup yang baik pada pasien
penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa Ventegodt, Merrick Anderson, 2003. Daria 2009 melakukan penelitian untuk mengetahui faktor apa
saja yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa dan menemukan bahwa kecemasan, depresi dan persepsi
terhadap kesehatan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup pasien. Kulitas hidup pasien dengan penyakit ginjal kronis yang menjalani
hemodialisa adalah sesuatu yang penting untuk kita jaga karena agar mencapai kondisi kesehatan individu yang optimal Prince Wilson, 2006.
2.1.7 Peran perawat hemodialisa
Universitas Sumatera Utara
Perawat hemodialisa adalah perawat yang bersertifikat perawat dialisis yang bertanggung jawab melaksanakan perawatan dan bekerja secara tim di unit
hemodialisa. Perawat hemodialisa mempunyai peranan penting sebagai pemberi asuhan, advokasi, konsultan pemberi edukasi untuk membantu pasien dengan
penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa agar mendapatkan adekuasi hemodialisa yang baik sehingga pasien akan memiliki kualitas hidup yang baik
Depkes, 1999. Kallenbech, et al 2005 menyebutkan peran perawat dialisis adalah sebagai care provider pemberi asuhan keperawatan, educator pendidik,
conselor, administrator, advocatte, researcher dan collaborator. Tindakan dialisis merupakan terapi pengganti utama pada pasien penyakit
ginjal kronis yang dilakukan sepanjang usia mereka. Penyesuaian diri terhadap kondisi sakit mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien baik
kondisi fisik maupun kondisi psikososialnya Brunner Suddart, 2008. Perubahan psikologis yang dirasakan dapat dilihat dari kondisi fisik dan
perubahan perilaku diantaranya: pasien selalu merasa bingung, merasa tidak aman, ketergantungan dan menjadi individu yang pasif. Pasien sering mengalami
masalah seperti: kehilangan pekerjaan, penghasilan, kebebasan, usia harapan hidup yang menurun dan fungsi seksual sehingga dapat menimbulkan kemarahan
dan akan mengarah pada suatu kondisi kecemasan sebagai akibat dari penyakit sistemik yang mendahuluinya Fatayi, 2008.
Kecemasan merupakan kondisi gangguan psikologis dan fisiologis yang di tandai dengan gangguan kognitif, somatik, emosional dan komponen dari
rangkaian tingkah laku Cahyaningsih, 2009. Kondisi tersebut merupakan
Universitas Sumatera Utara
gangguan pada komponen pemenuhan kebutuhan keperawatan individu sesuai dengan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard E. Peplau Tomey, A.,
M Alligod, M., A, 2006. Kecemasan yang terjadi akibat kondisi penyakit kronis pada pasien akan
menyebabkan pasien mengalami gangguan dalam menjalankan proses interpesonal sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik individu. Oleh karena itu
perawat memiliki peranan penting dalam mengatasi kondisi kecemasan yang dialami oleh individu melalui intervensi keperawatan secara berkesinambungan.
2.2 Progressive Muscle Relaxation