memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan. Saat ini ini serangkaian teknik tersebut telah disederhanakan menjadi 15-20 latihan dasar, yang telah
ditemukan dan memberikan efek yang sama dengan gerakan aslinya jika dilakukan secara teratur Jacobson, 1938 dalam Snyder, Pestka Bly, 2006.
2.2.2 Manfaat Progressive Muscle Relaxation
Progressive Muscle Relaxationmemberikan hasil yang memuaskan dalam program terapi terhadap ketegangan otot, menurunkan kecemasan, memfasilitasi
tidur, depresi, mengurangi kelelahan, kram otot, nyeri pada leher dan pungung, menurunkan tekanan darah tinggi, fobia ringan, serta meningkatkan konsentrasi
Davis, 1995. Target yang tepat dan jelas dalam memberikan Progressive Muscle Relaxationpada keadaan yang memiliki respon ketegangan otot yang cukup tinggi
dan membuat tidak nyaman sehingga dapat menggangu kegiatan sehari-hari. Jacobson 1938 dalam Snyder, Pestka Bly, 2006mengatakan bahwa
Progressive Muscle Relaxationmenurunkan konsumsi oksigen tubuh, metabolisme tubuh, frekuensi nafas, ketegangan otot, kontraksi ventrikel yang
tidak sempurna, tekanan darah sistolik dan diastolik, dan meningkatkan gelombang alpha otak.
Manfaat dari Progressive Muscle Relaxationtelah dibuktikan pada beberapa jenis penyakit dan gangguan pada pasien yang dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan di dunia maupun di Indonesia.Singh pada tahun 2009 melakukan penelitian penggunaan teknik Progressive Muscle Relaxationpada pasien COPD
yang mengalami kecemasan. Dalam penelitiannya diketahui bahwa setelah dilakukan dua kali tindakan PMR, maka tingkat ansietas pasien dengan penyakit
Universitas Sumatera Utara
COPD memiliki penurunan angka kecemasan terhadap penyakitnya sehingga memberikan dampak positif terhadap perjalanan proses penyembuhannya.
Wilk dan Turkoski 2001 melakukan penelitian penggunaan Progressive Muscle Relaxationpada pasien rehabilitasi pasca operasi jantung dan berhasil
mencegah kenaikan tekanan darah dan mencegah terjadinya kecemasan. Progressive Muscle Relaxation juga efektif untuk mengurangi mual muntah
pasien kanker payudara Mollasiotis, Yam, Chan Mok, 2002. Pasien yang menjalani rehabilitasi penyakit gangguan pernafasan penyakit paru yang
mengalami kecemasan dilakukan pemberian teknik relaksasi Progressive Muscle Relaxationrutin selama dalam proses rehabilitasi efektif untuk mengatasai cemas
pada pasien rehabilitasi pada pasien gangguan pernafasan penyakit paru Lee, Bhattacharya, Sohn Verres, 2012. Lauche 2013 melakukan penelitian melihat
efektifitas antara massase cuping dan Progressive Muscle Relaxation pada pasien chronic neck pain yang dilakukan selama 12 minggu dan memperoleh hasil
bahwa pasien yang menerima massase cuping hidung tetap mengalami nyeri dan peningkatan tekanan darah sedangkan pada pasien yang menerima Progressive
Muscle Relaxation mengalami angka penurunan nyeri dan stabil hingga minggu ke 12. Sehingga dapat diketahui bahwa Progressive Muscle Relaxation lebih
efektif untuk mengurangi nyeri kronis leher pasien dari pada massase cuping. Vancamport 2012 meneliti Progressive Muscle Relaxation dalam menurunkan
gejala dan tanda kecemasan, psikologi distres dan untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien dengan penyakit skizofrenia.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia penelitian penggunaan Progressive Muscle Relaxation sudah pernah ada dilakukan beberapa diantaranya Mashudi 2011 melakukan penelitian
berupa pemberian tindakan latihan Progressive Muscle Relaxation pada pasien dengan kadar glukosa darah pasien DM Tipe 2 di Jambi mendapatkan hasil bahwa
tindakan PMR memiliki hubungan yang signifikan dalam menurunkan kadar glukosa darah pasien DM Tipe 2. Penelitian Harmono 2010 Progressive Muscle
Relaxation juga menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian Duma 2012 Progressive Muscle Relaxation meningkatkan kemampuan
memaknai hidup pasien pasien kanker dan menjadi alternatif dalam terapi keperawatan dalam merawat luka kanker dengan kecemasan dan depresi.
2.2.3 Prinsip Kerja Progressive Muscle Relaxation