dari pasien. Pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan pelayanan. Pada fase ini pasien mulai menerima informasi-informasi yang
diberikan padanya tentang penyembuhannya, mungkin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat, mendengarkan penjelasan-
penjelasan dari perawat dan sebagainya. d.
Fase Resolusi Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus
pada fase ini mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase ini perlu untuk mengakhiri hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien berusaha
untuk melepaskan rasa ketergantungan kepada tim medis dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri
2.4 Kerangka Teori
Kecemasan yang dialami oleh pasien terbagi dalam beberapa tingkatan yaitu: kecemasan ringan, sedang, berat dan sangat berat panik dengan
manifestasi klinis kognitif, fisiologis dan perilaku yang berbeda. Intervensi yang diberikan pada pasien yang mengalami kecemasan dapat berupa terapi individu
seperti terapi kognitif, terapi perilaku, thought stopping, relaksasi. Terapi kelompok berupa terapi suportif dan logoterapi dan terapi keluarga berupa
psikoedukasi keluarga Stuart, 2009. Relaksasi merupakan salah satu bentuk mind body therapy dalam
Coplementary and Alternatif Therapy Moyand Hawks, 2009. Salah satu jenis relaksasi adalah Progressive Muscle Relaxation yang diperkenalkan oleh Edmund
Jacobson pada tahun 1938. Progressive Muscle Relaxationmerupakan kombinasi
Universitas Sumatera Utara
latihan pernafasan yang terkontrol dengan rangkaian kontraksi serta relaksasi kelompok otot. Progressive Muscle Relaxation memberikan sensasi kesadaran
terhadap otot dan ketegangan yang ada pada diri individu dan menurunkan ketegangan tersebut. Kesadaran tersebut dapat dicapai dengan menegangkan otot-
otot dan merelakskannya dengan fokus terhadap otot tersebut dan membayangkan otot tersebut bebas dari ketegangan yang dirasakan Snyder, Pestka Bly, 2006.
Kontraksi dari serat otot rangka mengarah kepada sensasi dari tegangan otot yang merupakan hasil dari interaksi yang kompleks dari sistem saraf pusat dan sistem
saraf tetapi dengan otot dan sistem otot rangka. Dalam hal ini, saraf pusat melibatkan sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Teknik kerja Progressive Muscle Relaxation mencakup: mengisolasi kelompok otot yang terpilih saat fase kontraksi dan otot lain dalam keadaan rileks,
mengontraksikan kelompok otot yang serupa pada kedua sisi tubuh secara bersamaam misalnya: kedua tangan, memfokuskan perhatian pada intensitas
kontraksi, rasakan ketegangan pada setiap kelompok otot dan selama fase relaksasi, fokuskan pikiran untuk merasakan kondisi relaks tersebut. Bandingkan
kondisi kontraksi tension dengan kondisi relaks.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap kecemasan
Kecemasan • Kecemasan ringan
• Kecemasan Sedang • Kecemasan Berat
Relaksasi Progressive Muscle Relaxation
adalah kombinasi gerakan menegangkan dan merilekskan sekelompok otot yang
memberikan sensasi rileks dan mempengaruhi kinerja saraf simpatis dan
parasimpatis dan memicu pengeluaran hormon endorphin.
Tujuan Terapetik:
• Menurunkan ketegangan otot • Merilekskan otot
• Meningkatkan aliran darah ke otak • Meningkatkan produksi hormon
Endorphin dan enkefalin • Meningkatkan imunitas tubuh
• Meningkatkan kesadaran fisiologis • Mengatasi gangguan fisik
• Menyeimbangkan hemodinamik tubuh
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian metode Quasi Eksperimen. Polite Beck 2006
mendefinisikan desain Quasi Eksperimen sebagai penelitian yang memberikan manipulasi pada variabel independen untuk mengetahui efek dari manipulasi
tersebut. Penelitian ini memberikan manipulasi berupa tindakan progressive muscle relaxation pada pasien yang menjalani hemodialisa dan mengalami
kecemasan. Desain penelitian ini adaah dengan pretest-posttest control group design yaitu melakukan perbandingan antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol sebelum dan sesudah diberikan intervensi Polit Beck, 2006. Berdasarkan hipotesa penelitian untuk menjawab tujuan umum penelitian
maka bentuk skema penelitian akan tergambar dengan: Pre tes
Post Tes X
Skema 3.1. Skema Penelitian
Keterangan: Kelompok intervensi : kelompok pasien yang menerima intervensi progressive
muscle relaxation Kelompok kontrol
: kelompok pasien yang tidak menerima intervensi progressive musle relaxation
O1 : tingkat kecemasan pasien sebelum intervensi
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
O1 O1
O2 O2
Universitas Sumatera Utara