a. Tarik perut ke bagian dalam dan bernafaslah secara perlahan-lahan,
rasakan ketegangan pada perut selama 5-7 detik. b.
Lemaskan otot perut, dan hilang kan ketegangan serta rasakan melemasnya otot perut dalam 10-20 detik.
c. Ulangi gerakan dan rasakan otot perut yang semakin lemas
10. Kelompok otot kaki dan paha
a. Tekuk telapak kaki ke arah atas, tekuk sebisa mungkin, dan rasakan
ketegangannya selama 5-7 detik. b.
Lemaskan otot-otot kaki dan paha, hilangkan ketegangannya dan rasakan selama 10-20 detik.
c. Ulangi gerakan dan rasakan kaki dan paha semakin lemas.
d. Tekuk telapak kaki ke arah bawah, sehingga otot betis menjadi tegang,
rasakan ketegangannya selama 5-7 detik. e.
Hilangkan ketegangan perlahan-lahan dan rasakan otot tersebut lemas selama 10-20 detik.
2.3 Landasan Teori
Penyesuaian diri terhadap kondisi sakit mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien baik kondisi fisik maupun kondisi psikososialnya
sehingga penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialsia akan mengalami berbagai dampak fisik dan psikologis yang akan mempengaruhi
aktivitasnya sehari-hari. Kondisi itu dimanifestasikan pada gangguan kognitif, fisiologis dan perilaku Jeffrey, Spencter Beverley, 2005. Kecemasan yang
dialami oleh pasien terbagi dalam beberapa tingkatan yaitu: kecemasan ringan,
Universitas Sumatera Utara
sedang, berat dan sangat berat panik dengan manifestasi klinis kognitif, fisiologis dan perilaku yang berbeda Stuart, 2009.
Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan psikodinamik Psychodynamyc Nursing. Teori ini dipengaruhi oleh model
hubungan interpesonal yang bersifat terapeutik. Menurut Peplau, perawatan psikodinamik adalah kemampuan untuk memahami perilaku seseorang untuk
membantu mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dirasakan dan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah-
masalah yang muncul dari semua hal atau kejadian yang telah dialami. Teori ini menjelaskan tentang bagaimana kemampuan individu dalam
memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu pasien, perawat, masalah
kecemasan yang terjadi akibat sakit sumber kesulitan, dan proses interpersonal. Kecemasan yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang dan terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu Tomey,
A., M Alligod, M., A, 2006. Dalam model Peplau kecemasan merupakan konsep yang berperan penting
karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat kecemasan meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus
mengkaji tingkat ansietas pasien. Berkurangnya kecemasan menunjukkan bahwa kondisi pasien semakin membaik Tomey, A., M Alligod, M., A, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Peplau keperawatan adalah proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan tertentu.Untuk mencapai
tujuan dari hubungan interpersonal tersebut maka harus melalui penggunaan step- step atau fase-fase sebagai berikut:
a. Fase Orientasi
Pada fase ini perawat dan pasien masih sebagai orang yang asing. Pertemuan diawali oleh pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, perawat
dan pasien malakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data. Pada fase ini yang paling penting adalah perawat
bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarganya dalam menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama mengenali, memperjelas dan
menentukan masalah untuk ada setelah masalah diketahui, diambil keputusan bersama untuk menentukan tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat sebagai
fasilitator dapat merujuk pasien ke ahli yang lain sesuai dengan kebutuhan b.
Fase Identifikasi Fase ini fokusnya memilih bantuan profesional yang tepat, pada fase ini
pasien merespons secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap pasien mempunyai respons berbeda-beda pada fase ini.
Respons pasien terhadap perawat: berpartisipasi dan interpendent dengan perawat, anatomy dan independent, pasif dan dependent
c. Fase Eksploitasi
Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan profesional untuk alternatif pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
dari pasien. Pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan pelayanan. Pada fase ini pasien mulai menerima informasi-informasi yang
diberikan padanya tentang penyembuhannya, mungkin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat, mendengarkan penjelasan-
penjelasan dari perawat dan sebagainya. d.
Fase Resolusi Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus
pada fase ini mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase ini perlu untuk mengakhiri hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien berusaha
untuk melepaskan rasa ketergantungan kepada tim medis dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri
2.4 Kerangka Teori