Penutupan bibit Penyulaman Budidaya tebu (Saccharum officinarum L.) lahan kering di PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta dengan aspek khusus pemupukan beberapa kategori tanaman tebu lahan kering

Tikus sawah Rattus argentiventer R. menyerang tebu pada saat musim panen padi dan banjir. Tanaman tebu yang banyak diserang tikus adalah tanaman yang berada didekat persawahan. Serangan yang dilakukan oleh hama tikus terhadap tanaman tebu yaitu dengan cara menggigit tunas pada bagal sehingga menyebabkan tanaman mati. Tanaman yang terkena serangan hama tikus ditandai dengan layunya daun hingga mengering. Hama tikus dikendalikan dengan menggunakan rokus roti tikus jika serangan hama tikus sangat tinggi maka digunakan rodentisida untuk mengendalikannya. Gambar 16. Tikus sawah Rattus argentiventer R. Kutu bulu putih Saccharicoccus sacchari C. menyerang tanaman tebu pada bagian daun. Kutu berkelompok di permukaan daun sebelah bawah dan menghisap cairan daun. Serangan berat kutu bulu putih terjadi di awal atau di akhir musim hujan. Serangan berat kutu bulu putih dapat menurunkan rendemen. Gambar 17. Kutu bulu putih Saccharicoccus sacchari C.

f. Klentek

Klentek adalah kegiatan melepas daun kering pada batang tebu hingga bersih. Tujuan dari pengelentekan adalah agar tebu dapat mencapai BSM bersih, manis, segar dan dapat mempermudah kegiatan tebang angkut. Selain itu juga agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar dan sinar matahari dapat masuk kebun serta dapat menyinari batang-batang tebu sehingga tebu tidak mudah roboh. Di PG Madukismo pengelentekan dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu musim tanam.

6. Panen

Panen merupakan kegiatan terakhir dari budidaya tanaman tebu. Kegiatan akhir dari panen tebu yaitu tebang dan angkut. Sebelum melaksanakan kegiatan tebang angkut, terdapat beberapa tahapan kegiatan panen yang dilaksanakan sebelumnya yaitu taksasi produksi dan analisis pendahuluan. Taksasi produksi adalah kegiatan melakukan perkiraan besarnya produksi yang akan dicapai. Taksasi produksi dilakukan oleh PG Madukismo sebanyak dua kali yaitu Taksasi Desember dan Taksasi Maret. Kegiatan Taksasi Desember yaitu hanya menghitung jumlah batang saja karena tanaman belum tumbuh optimal. Biasanya taksasi Desember tidak dapat dijadikan perkiraan produksi. Kegiatan yang dilakukan pada taksasi Maret adalah menghitung rata-rata jumlah batang per meter juring, rata-rata tinggi batang, rata-rata bobot batang permeter dan jumlah juring per hektar faktor lubangan, dengan data yang diperoleh tersebut dapat diketahui hasil produktivitas tebu perhektar yang dihitung dengan rumus : Hasilha = rata-rata jumlah batangmeter juring x rata-rata tinggi batang x rata-rata bobot batangmeter x jumlah juringan faktor lubangan Jumlah batang per meter adalah jumlah batang yang dihitung dari juringan yang dijadikan sampel yang dipilih secara acak. Tinggi batang adalah panjang batang yang diukur dari pangkal batang tebu hingga ujung batang bagian cincin buku tebu teratas. Bobot batang permeter adalah bobot batang yang diperkirakan dapat dicapai pada waktu tebang dibagi tinggi batang.