Pemupukan Budidaya tebu (Saccharum officinarum L.) lahan kering di PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta dengan aspek khusus pemupukan beberapa kategori tanaman tebu lahan kering

f. Klentek

Klentek adalah kegiatan melepas daun kering pada batang tebu hingga bersih. Tujuan dari pengelentekan adalah agar tebu dapat mencapai BSM bersih, manis, segar dan dapat mempermudah kegiatan tebang angkut. Selain itu juga agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar dan sinar matahari dapat masuk kebun serta dapat menyinari batang-batang tebu sehingga tebu tidak mudah roboh. Di PG Madukismo pengelentekan dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu musim tanam.

6. Panen

Panen merupakan kegiatan terakhir dari budidaya tanaman tebu. Kegiatan akhir dari panen tebu yaitu tebang dan angkut. Sebelum melaksanakan kegiatan tebang angkut, terdapat beberapa tahapan kegiatan panen yang dilaksanakan sebelumnya yaitu taksasi produksi dan analisis pendahuluan. Taksasi produksi adalah kegiatan melakukan perkiraan besarnya produksi yang akan dicapai. Taksasi produksi dilakukan oleh PG Madukismo sebanyak dua kali yaitu Taksasi Desember dan Taksasi Maret. Kegiatan Taksasi Desember yaitu hanya menghitung jumlah batang saja karena tanaman belum tumbuh optimal. Biasanya taksasi Desember tidak dapat dijadikan perkiraan produksi. Kegiatan yang dilakukan pada taksasi Maret adalah menghitung rata-rata jumlah batang per meter juring, rata-rata tinggi batang, rata-rata bobot batang permeter dan jumlah juring per hektar faktor lubangan, dengan data yang diperoleh tersebut dapat diketahui hasil produktivitas tebu perhektar yang dihitung dengan rumus : Hasilha = rata-rata jumlah batangmeter juring x rata-rata tinggi batang x rata-rata bobot batangmeter x jumlah juringan faktor lubangan Jumlah batang per meter adalah jumlah batang yang dihitung dari juringan yang dijadikan sampel yang dipilih secara acak. Tinggi batang adalah panjang batang yang diukur dari pangkal batang tebu hingga ujung batang bagian cincin buku tebu teratas. Bobot batang permeter adalah bobot batang yang diperkirakan dapat dicapai pada waktu tebang dibagi tinggi batang. Analisis pendahuluan adalah kegiatan untuk mengetahui perkembangan tingkat kemasakan tebu di setiap KTG diseluruh rayon, dengan dilakukannya analisis pendahuluan akan diketahui tanaman tebu mana yang harus ditebang terlebih dahulu karena tingkat kemasakan telah diketahui. Dari hasil analisis pendahuluan ini dapat disusun jadwal tebang sesuai dengan tingkat kemasakan tanaman tebu. Analisis pendahuluan di PG Madukismo dilakukan selama delapan ronde dengan interval 15 hari tiap rondenya, dibedakan bulan muda tanggal 1-15 dan bulan tua tanggal 16-30. Kegiatan yang pertama dilakukan dalam analisis pendahuluan adalah menghitung jumlah batang tebu contoh dari kebun yang dibawa ke laboratorium analisis kemasakan kemudian dihitung bobot rata-rata tiap batang kgbatang dan panjang rata-rata tiap batang contoh meterbatang lalu tiap batang dipotong menjadi tiga bagian yang sama panjangnya yaitu bagian bawah, atas dan tengah. Bobot masing-masing bagian bawah, tengah dan atas ditimbang lagi lalu batang yang dipotong-potong tersebut dibelah untuk melihat serangan penggerek dan mempermudah penggilingan contoh. Batang tebu bagian bawah, tengah dan atas digiling kemudian masing-masing niranya dianalisis. Penggilingan dalam gilingan contoh diatur sehingga sama dengan gilingan besar gilingan sesungguhnya, yaitu dengan persentase perah sebesar 70 , yang diambil persentase perah yaitu : Persentase perah= x 100 = ± 70 Terdapat tiga faktor analisis pendahuluan yaitu faktor kemasakan, kuosien peningkatran dan kuosien daya tahan. Faktor kemasakan FK menggambarkan keadaan antara tingkat kemasakan dari rendemen batang bagian bawah B dan rendemen batang bagian atas A. Faktor ini menunjukkan perbedaan antara rendemen-rendemen bawah B dan atas A dihitung dalam dari rendemen B, dengan rumus : FK = – x 100 Di Pabrik Gula Madukismo tebu dianggap matang dan siap tebang jika FK 25 , idealnya FK = 0 dimana Rendemen atas = Rendemen bawah.