tanaman pertama dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pemupukan dasar, pemupukan I dan pemupukan II. Dosis pupuk tanaman pertama dan tanaman
keprasan umumnya sama, yaitu 5 kuha ZA dan 5 kuha Phonska. Untuk tanaman pertama diaplikasikan pupuk madros sebagai pupuk dasar pupuk
organik yang berbahan baku blotong tebu. Pupuk dasar diaplikasikan secara bersamaan dengan kegiatan penanaman tebu dengan dosis 11 kuha.
Pemupukan dilakukan secara manual, disebar secara merata ke dalam juringan kemudian pupuk ditutupi tanah. Aplikasi pupuk I dilakukan pada saat tanaman
tebu berumur 1-2 minggu dengan dosis setengah dari dosis total yaitu 2.5 kuha ZA dan 2.5 kuha Phonska. Pemupukan II dilakukan pada saat tebu berumur 6-
8 minggu setelah tanam. Dosis pemupukan II sama dengan dosis pemupukan I yaitu 25 kuha ZA dan 2.5 kuha Phonska.
A B
Gambar 11. Pemupukan : A. Aplikasi pupuk I ZA dan Phonska; B. Aplikasi pupuk dasar madros
c. Pembumbunan
Pembumbunan atau urug tanah adalah kegiatan meninggikan tanah pada barisan tanaman dengan cara menimbun pangkal tebu dengan tanah.
Pembumbunan ini dilakukan dengan tujuan agar unsur hara yang ada di dalam tanah dapat terserap oleh tanaman secara optimal, pertumbuhan anakan teratur,
memberikan tambahan kekuatan bagi tegaknya tanaman dan memperbaiki aerasi. Dalam satu musim tanam pembumbunan dilakukan sebanyak dua kali.
Pembumbunan pertama dilakukan pada saat tanaman tebu berumur 1.5 –
2 BST bulan setelah tanam sedangkan pembumbunan kedua dilakukan satu
bulan setelah pembumbunan pertama 2.5 – 3 BST.
d. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma yaitu kegiatan mengurangi populasi tumbuhan yang ada disekitar tanaman yang ditanam tumbuhan selain tanaman utama.
Pengendalian gulma ini bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam memperoleh unsur hara antara tanaman tebu dengan gulma. Beberapa jenis
gulma dominan di kebun wilayah kerja PG Madukismo ditunjukkan pada Tabel 9.
Tabel 9. Data Gulma Dominan di Wilayah PG Madukismo Jenis Gulma
Nama Gulma Berdaun Sempit
Cynodon dactilon L. Berdaun Lebar
Portulaca oleracea L. Teki-tekian
Cyperus rotundus L.
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul 2012
Gulma yang terdapat di PG Madukismo yaitu gulma berdaun sempit, berdaun lebar dan teki. Gulma berdaun sempit yang paling dominan adalah
Cynodon dactylon L., gulma berdaun lebar yang paling dominan adalah Portulaca oleracea L. dan gulma jenis teki yang paling dominan pada tanaman
tebu adalah Cyperus rotundus L. Cara pengendalian gulma yang dilakukan oleh PG Madukismo adalah manual, mekanik dan kimia.
Pengendalian gulma secara manual dilakukan oleh buruh harian lepas dengan menggunakan alat sederhana yaitu kored atau sabit. Pengendalian
gulma secara manual dilakukan jika gulma yang ada di kebun tebu tidak merata dan jumlahnya sedikit sehingga masih bisa dijangkau jika dilakukan secara
manual. Pengendalian gulma secara mekanik dilakukan dengan menggunakan hand tractor. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan
menggunakan herbisida. Jenis dan dosis herbisida yang diaplikasikan di kebun wilayah kerja PG Madukismo dapat dilihat Tabel 10.
Tabel 10. Aplikasi Jenis dan Dosis Herbisida Musim Tanam 20112012 Kategori
Jenis Dosis lHa
Tanaman Pertama Amigras
1 – 1.5
Damin 1
– 1.5 Tanaman Keprasan
Amigras 1
– 1.5 Damin
1 – 1.5
Sumber : Bina sarana Tani PG Madukismo, Bantul 2012
Dosis campuran yang diaplikasikan dalam pengendalian gulma adalah 2.5 lha. Jika lahan didominasi oleh gulma berdaun sempit maka digunakan 1.5
liter amigras dan 1 liter damin sedangkan jika lahan didominasi oleh gulma berdaun lebar maka digunakan 1.5 liter damin dan 1 liter amigras.
e. Pengendalian hama
Pengendalian hama merupakan upaya untuk menurunkan kehilangan hasil dengan metode yang secara ekonomis menguntungkan dan tidak mencemarkan
lingkungan. Pengendalian hama secara umum dapat dilakukan secara mekanik, biologis dan kimiawi. Hama penting yang menyerang tanaman tebu di PG
Madukismo diantaranya adalah penggerek batang, penggerek pucuk, uret, tikus sawah, ulat grayak dan kutu bulu putih. Hama yang paling dominan yang
menyerang tanaman tebu di PG Madukismo yaitu uret dan tikus terutama di daearah Purworejo.
Penggerek pucuk Triporyza vinella F. menyerang helaian daun dengan menggerek sehingga terdapat deretan lubang pada helaian daun tersebut. Ulat
penggerek pucuk berwarna putih kekuningan menyerang tanaman tebu muda dan menyebabkan mati puser. Pada tebu beruas larva menggerek disekitar mata
atau gelang akar tetapi hanya di permukaan batang, tidak masuk hingga ke ruasbatang. Serangan penggerek ini menyebabkan pertumbuhan batang tebu
terhambat atau mati. Tanaman yang terkena serangan penggerek pucuk ditandai dengan mati puser pada tanaman muda dan tua, terdapat deretan
lubang melintang helaian daun, lorong gerek di ibu tulang daun, terdapat lubang keluar ngengat dengan lorong gerek lurus ke atas.
Gambar 12. Penggerek pucuk Triporyza vinella F.