Pengendalian gulma Budidaya tebu (Saccharum officinarum L.) lahan kering di PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta dengan aspek khusus pemupukan beberapa kategori tanaman tebu lahan kering

Kuosien peningkatan KP adalah suatu besaran yang menunjukkan tingkat rendemen yang sudah dicapai oleh tanaman tebu. Kuosien peningkatan menggambarkan apakah tingkat rendemen masih akan bertambah jika tanaman tebu ditahan tidak ditebang. Rumus Kuosien Peningkatan : KP = x 100 Keterangan : Rendemen n = Rendemen pada ronde ke-n Rendemen n – 2 = Rendemen pada 2 ronde sebelum ronde ke-n a. KP 100 Tebu bisa ditahan Bila KP berada diatas 100 maka dengan menahan tebu diharapkan rendemen masih bisa meningkat. b. KP = 100 artinya bahwa rendemen pada saat ini dan 2 periode yang lalu adalah sama, artinya tidak ada kenaikan rendemen selama 2 periode tersebut. Hal ini berarti peningkatan rendemen sudah statis, tidak ada kenaikan. Pada periode ini sebaiknya tanaman tebu ditebang. c. KP 100 tebu mulai mati Bila KP dibawah 100, artinya bahwa rendemen pada saat sekarang dibanding dengan rendemen 2 periode yang lalu sudah menurun, ini berarti bahwa tebu sudah mulai mati dan rendemen tidak naik tetapi akan menurun. Bila KP 100 maka tanaman tebu harus segera ditebang. Harkat Kemurnian HK adalah derajat perbandingan persen pol dengan persen brix, dimana pol adalah nilai kandungan gula dalam larutan nira. Nilai pol akan menurun bila tebu telah melewati kemasakan optimal. Brix adalah kandungan padatan gula dan bukan gula yang terdapat dalam larutan nira. Rumus HK = x 100 Kuosien Daya Tahan KDT menggambarkan daya tahan dari tanaman tebu. Kuosien daya tahan didapat dengan menghitung HK Hasil Kemurnian bagian bawah dari analisis terakhir a.a dalam proses dari HK bagian bawah dari analisis kedua sebelumnya a.a - 2 Rumus KDT = x 100 Daya tahan ini didapat dengan perbandingan dengan 2 periode yang lalu. Adapun dasar penilaian KDT adalah sebagai berikut : a. KDT 100 Tebu bisa ditahan Bila KDT diatas angka 100, berarti tebu tersebut masih kuat ditahan. b. KDT = 100 Tebu minta ditebang Bila KDT sama dengan 100 maka tebu tersebut sudah mencapai optimal, sebentar lagi akan turun maka tebu sudah saatnya ditebang. c. KDT 100 tebu harus segera ditebang Bila KDT dibawah angka 100, berarti daya tahan tebu sudah mulai menurun maka tebu tersebut harus segera ditebang. Tebang angkut merupakan kegiatan akhir dari proses pemanenan tebu. Tebang angkut adalah rangkaian kegiatan melakukan penebangan tanaman tebu di kebun dan pengangkutan ke pabrik untuk digiling menjadi gula. Tujuan utama dari tebang angkut adalah memenuhi kapasitas giling pabrik dengan memberikan tebu yang BSM bersih, segar, manis kepada pabrik. Bersih artinya tebu yang dibawa ke pabrik tidak tercampur dengan benda selain tebu kemudian pucuk dipotong satu ruas dari titik tumbuh, segar artinya tebu yang ditebang dan dibawa ke pabrik harus langsung digiling dan tidak boleh lebih dari 36 jam, manis artinya umur 10-16 bulan tebu sudah masak dan layak untuk ditebang. Tebangan dilakukan dengan sistem tebu ikat bundle cane dimana lonjoran tebu dibuang pucuknya lalu diikat dengan menggunakan pucuk atau kulit tebu. Alat yang digunakan untuk menebang tebu adalah golok tebang dan sabit. Tebang diusahakan tebang mepet tanah TMT. Alat yang digunakan untuk mengangkut tebu ikat dari kebun tebu ke pabrik yaitu truk dengan bak terbuka dengan kapasitas angkut 6 –8 ton. Kegiatan tebang angkut dilakukan oleh tenagan kerja musiman dari berbagai daerah. Kegiatan tebang dan angkut pengawasannya dilakukan oleh mandor tebang dan sinder tebang.

7. Pengolahan hasil tebu

Pengolahan tebu menjadi gula di PG Madukismo dilakukan melalui proses sulfitasi. Tahapan proses pengolahan tebu menjadi gula yaitu pemerahan nira, pemurnian nira, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula, penyelesaian dan gudang gula.