Pengamatan dan pengumpulan data Tebang bibit

4 Menilai prestasi kerja staf pemasaran. 5 Merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses penagihan. g. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan 1 Bertanggung jawab di bagian tata usaha, keuangan dan pengadaan barang perusahaan. 2 Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang keuangan, anggaran, biaya produksi, kegiatan pembelian dan penjualan. 3 Mengkoordinir administrasi tebu rakyat dan timbangan tebu. 4 Mengawasi hasil produksi di gudang gula. h. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia SDM dan Umum 1 Bertanggung jawab di bagian tata uasaha dan personalia. 2 Mengkoordinasi dan memimpin kegiatan pengolahan tenaga kerja dan kesehatan karyawan. 3 Mengkoordinir kegiatan pendidikan bagi karyawan. 4 Bertanggung jawab pada kegiatan-kegiatan umum seperti pengaturan dan penggunaan kendaraan dan koordinasi keamanan perusahaan. i. Kepala Bagian Pabrik SpiritusAlkohol 1 Mengkoordinir kegiatan produksi spiritus dan alkohol. 2 Melakukan evaluasi terhadap konsentrasi spiritus dan alkohol yang diinginkan pasar. Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam melaksanakan proses produksi di suatu perusahaan. Untuk meningkatkan produktivitas kerja para karyawan maka perusahaan harus memiliki manajemen pengendalian yang baik terhadap tenaga kerjanya sehingga produksi perusahaan yang ditingkatkan minimal dipertahankan sama dengan produksi periode sebelumnya. Tenaga kerja di PT Madubaru dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : a. Tenaga kerja tetap Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam waktu yang tidak tentu dan saat dimulai hubungan kerja diawali dengan masa percobaan selama 3 bulan. Karyawan tetap bekerja sepanjang tahun selama musim giling ataupun tidak. Tenaga kerja tetap dibedakan atas staf dan non staf. b. Tenaga kerja PKWT Perjanjian Kontrak Waktu Tertentu Tenaga kerja PKWT ialah tenaga yang dipekerjakan untuk jangka waktu tertentu dan pada awal dimulainya hubungan kerja tanpa masa percobaan kerja. Karyawan jenis ini biasanya akan melamar pada musim giling dan bekerja dengan sistem kontrak hanya selama musim giling saja. Karyawan tidak tetap dapat dibedakan lagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1 Karyawan PKWT dalam Karyawan PKWT dalam bekerja pada bagian yang terlibat langsung dalam proses produksi seperti karyawan penimbangan tebu, karyawan unit gilingan dan karyawan unit masakan. Masa kerjanya adalah satu kali masa gilingan. 2 Karyawan PKWT Luar Karyawan musiman bekerja pada bagian sekitar amplasemen namun tidak terlibat langsung dengan bagian proses produksi. Karyawan yang termasuk jenis ini antara lain pekerja lintasan rel, pekerja derek tebu, supir dan pembantu supir traktor, juru tulis gudang dan pekerja pengambil contoh tebu untuk analisa laboratorium. Masa bekerjanya sama dengan karyawan PKWT dalam yaitu satu kali masa gilingan. Pada musim giling, PG Madukismo beroperasi selama 24 jam dengan pembagian tiga shift kerja untuk karyawan bagian pabrikasi. Tabel di bawah adalah pembagian jam kerja untuk tiap shift Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Jadwal Jam Kerja Khusus Mandor Mandor Riet Teller, Laboratorium, NPP, Tobong, Gamping, Pemurnian, Penguapan dan Masakan Shift Jam Mulai Jam Selesai Pagi 05.30 WIB 13.30 WIB Siang 13.30 WIB 21.30 WIB Malam 21.30 WIB 05.30 WIB Sumber : Bagian Pabrikasi PG Madukismo, Bantul 2012 Tabel 4. Jadwal Jam Kerja Khusus Mandor dan Tenaga Mandor dan Tenaga Putaran Gudang Gula Shift Jam Mulai Jam Selesai Pagi 06.30 WIB 14.30 WIB Siang 14.30 WIB 22.30 WIB Malam 22.30 WIB 06.30 WIB Sumber : Bagian Pabrikasi PG Madukismo, Bantul 2012 Berbeda dengan karyawan pabrikasi, karyawan yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi memiliki jam kerja tersendiri yang berlaku baik dalam masa giling maupun diluar masa giling tebu. Bagi karyawan yang tidak terikat langsung dengan proses produksi, berlaku ketentuan jam kerja diluar musim giling sedangkan karyawan yang terkait langsung dengan proses produksi menggunakan ketentuan jam kerja pada musim giling. Pembagian jam kerja tersebut ditampilkan dalam Tabel 5. Tabel 5. Jadwal Jam Kerja Karyawan non-Pabrikasi Hari Jam Mulai Jam Selesai Senin-Kamis 06.30 WIB 15.00 WIB Jumat-Sabtu 06.30 WIB 11.30 WIB Sumber : Bagian SDM PG Madukismo, Bantul 2012 Kesehatan para pekerja di PG Madukismo sangat diperhatikan oleh perusahaan yaitu dengan pemberian pelayanan kesehatan di klinik bagi karyawan tetap dan tidak tetap. Pengobatan diberikan secara gratis jika sakit pada waktu menjalankan tugas maka pengobatan diberikan secara gratis secara opname di rumah sakit. Jaminan kesejahteraan lainnya adalah cuti tahunan, cuti panjang, cuti bekerja beratbahaya, pinjaman upah kerja dan beberapa jaminan sosial bagi tenaga kerja. Fasilitas lain yang telah tersedia adalah perumahan, koperasi karyawan, tempat ibadah, tempat olahraga dan sarana transportasi. Selain itu perusahaan memberikan beberapa program untuk menjamin para karyawannya, diantaranya program JAMSOSTEK Jaminan Sosial Tenaga Kerja, hak pensiun, untuk karyawan tetap pimpinan dan pelaksana dan program TASKHAT Tabungan Asuransi Kesehatan Hari Tua. Keadaan Tanaman dan Produksi Produksi unggulan Pabrik Madukismo tidak hanya gula saja tetapi juga spiritus oleh karena itu pabrik tersebut dinamakan PT Madubaru PGPS Madukismo. Disamping produk unggulan, PG Madukismo pun mempunyai produk sampingan yaitu berupa blotong, tetes dan ampas tebu. Blotong ini biasa digunakan sebagai pupuk organik yang biasa diaplikasikan saat pemeliharaan tanaman tebu di lahan. Tetes digunakan sebagai bahan baku industri alkohol dan spirtus. Ampas tebu biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar tambahan pabrik tersebut. Sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan PG Madukismo terdapat data hasil produksi lima tahun terakhir yang merupakan suatu kinerja PG Madukismo. Berikut adalah data hasil produksi lima tahun terakhir yang merupakan kinerja PG Madukismo dengan hasil yang berfluktuatif Tabel 6. Tabel 6. Produksi Tebu, Rendemen dan Produksi Hablur PG Madukismo selama Lima Tahun Terakhir Tahun Tebu Ren demen Hablur Ku Kuha Ku Kuha 2007 5 600 107 800 6.80 381 068.24 54.44 2008 4 585 734 750 7.37 337 968.32 55.28 2009 4 780 076 716 6.80 325 042.75 48.68 2010 5 234 137 793 5.66 296 398.10 44.92 2011 4 152 391 621 6.73 279 456.20 41.82 Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul 2012 Terdapat dua jenis kebun di PG Madukismo yaitu Kebun Bibit dan Kebun Tebu Giling. Pengelolaan kebun bibit dilakukan secara bertahap yaitu Kebun Bibit Pokok KBP, Kebun Bibit Nenek KBN, Kebun Bibit Induk KBI dan Kebun Bibit Datar KBD. Varietas yang dibudidayakan di PG Madukismo adalah varietas yang berasal dari P3GI dan pabrik gula lainnya. PG Madukismo menggunakan varietas bibit unggul untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman tebu. Varietas yang digunakan berdasarkan fase kemasakan tanaman tebu yaitu fase masak awal, masak tengah dan masak akhir. Varietas yang dikembangkan PG Madukismo ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7. Varietas yang dikembangkan di PG Madukismo Masa Tanam Varietas Masak Awal PSCO 90-2411 Masak Awal Tengah PS-862 Masak Tengah PS-851, PS-921, PA 198 Masak Tengah Lambat PS-864 Masak Lambat BL, PS-951 Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul 2012 Tanaman tebu yang dibudidayakan terbagi menjadi dua kategori yaitu tanaman pertama Plant CanePC dan tanaman keprasan Ratoon CaneRC. Tanaman pertama merupakan tanaman yang ditanam di areal yang telah dilakukan pengolahan tanah dan dari bibit yang berasal dari Kebun Bibit Datar KBD sedangkan tanaman keprasan merupakan tanaman yang tumbuh dan berproduksi kembali dari hasil tebangan tanaman pertama. Pada umumnya di wilayah kerja PG Madukismo dilakukan pengeprasan sebanyak 3-5 kali. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis 1. Pengolahan tanah Pengolahan tanah yang dilakukan di PG Madukismo yaitu pembajakan, rotafasi penggaruan dan pengkairan. Pembajakan Pembajakan merupakan kegiatan menghancurkan dan membalikkan tanah dengan tujuan menghancurkan gulma dan tunggul tebu dengan membalikannya ke dalam tanah sehingga sirkulasi udara dan pertumbuhan akar lebih baik. Pembajakan hanya dilakukan satu kali. Kedalaman pembajakan yaitu sekitar 40 – 50 cm. Kegiatan pembajakan dilakukan dengan menggunakan traktor 80 HP 4 WD atau 110 HP 4 WD dengan implemen bajak piring HD Disc Plough 4 piringan atau menggunakan 110 HP 4 WD dengan implemen bajak piring 5 piringan. Rotafasi Penggaruan Rotafasi dilakukan setelah pembajakan dengan tujuan untuk meremahkan tanah, menghancurkan bongkahan tanah hasil pembajakan, meratakan tanah, mencacah dan mematikan tunggul dan tunas tebu yang masih tersisa dalam kebun. Kegiatan rotafasi dapat dilaksanakan bersamaan dengan pembajakan dalam waktu yang sama. Rotafasi memiliki arah tegak lurus terhadap arah pembajakan. Traktor yang digunakan untuk melakukan kegiatan rotafasi sama dengan traktor yang digunakan untuk melakukan pembajakan. Pengkairan Pengkairan merupakan kegiatan pembuatan alur tanam juringan sebagai tempat bibit bagal ditanam. Pembuatan juringan dilakukan setelah rotafaktor. Kedalaman kairan yaitu sekitar sekitar 40 cmdengan panjang juringan 10 m per juring sedangkan jarak dari pusat ke pusat PKP adalah 1 m, sehingga dalam 1 ha terdapat 1 000 juringan. Dalam pembuatan kairan harus memperhatikan pola kontur lahan agar jumlah juringan yang dibuat pada lahan yang bentuknya bukan persegi dapat sesuai harapan. Traktor yang digunakan adalah traktor 4 WD 110 HP. Setelah dilakukan pengkairan terkadang di lahan terdapat daerah head land yaitu bagian tanah yang tidak dapat dijangkau oleh traktor, pengerjaan ini akan dilaksanakan secara manual dengan menggunakan cangkul. Gambar 1. Lahan setelah dilakukan pengolahan tanah

2. Pembuatan got

Pembuatan got dilakukan dengan tujuan agar proses pengairan berjalan dengan baik dan lancar. Pembuatan got pada lahan kering biasanya dilakukan dengan mekanisasi kecuali pembuatan got keliling. Terdapat tiga jenis got yang dibuat di kebun PG Madukismo yaitu got malang, got mujur dan got keliling. Pekerjaan pembuatan got diawali dengan pembuatan got keliling kemudian got mujur dan yang terakhir adalah got malang. Got dibuat lebih dalam dari pada juringan agar tebu yang ditanam tidak busuk karena terendam air terutama pada lahan sawah kedalaman got sangat dipelukan. Got mujur adalah saluran air yang searah atau sejajar dengan juringan. Got mujur dibuat dengan kedalaman 70 cm dengan lebar 50 cm sedangkan got malang adalah got yang tegak lurus terhadap got mujur dan juringan. Got malang dibuat dengan kedalaman 60 cm dengan lebar 50 cm. Got keliling dibuat lebih dalam dari pada got mujur dan got malang karena dalam hal ini got keliling berfungsi untuk membuang kelebihan air ke dalam saluran buangan besar secara cepat dan efektif. Got keliling dibuat dengan kedalaman 80 cm dengan lebar 50 cm.

3. Persiapan bahan tanam

Bahan tanam dalam budidaya tebu adalah bibit berupa bagal. Bibit yang ditanam di kebun PG Madukismo berasal dari P3GI Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula Indonesia Pasuruan. Terdapat empat jenjang bibit yang disediakan oleh PG Mdukismo yaitu KBP Kebun Bibit Pokok, KBN Kebun Bibit Nenek, KBI Kebun Bibit Induk dan KBD Kebun Bibit Datar. Bibit yang ditanam pada KTG Kebun Tebu Giling berasal dari KBD Kebun Bibit Datar yang dikelola oleh PG bagian Bina Sarana Tani BST atau dikelola oleh petani dengan membuat suatu perjanjian dengan pihak PG yang biasa disebut dengan KBD kerjasama. Bibit yang diserahkan oleh P3GI kepada PG adalah kebun bibit pokok utama. Selanjutnya kebun bibit pokok akan ditebang dan ditanam kembali menjadi KBN Kebun Bibit Nenek dengan proporsi 1 : 7 artinya satu hektar bibit pokok dapat memenuhi kebutuhan bibit untuk tujuh hektar lahan kebun bibit nenek. Dari kebun bibit nenek akan memasuki jenjang berikutnya ke kebun bibit induk KBI dan selanjutnya ke kebun bibit datar KBD. Maksud dan tujuan penyelenggaraan kebun bibit adalah menyediakan bibit tebu yang memenuhi syarat-syarat diantaranya jumlah yang memadai dengan kebutuhan kebun tebu yang memerlukan bibit tersebut, tepat saat dibutuhkan, mutu yang baik dengan ciri-ciri bebas hama dan penyakit, mata yang sehat, kandungan air yang cukup dan ruas-ruas yang normal tidak stagnasi dan cocok untuk ditanam pada daerah yang bersangkutan . Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan kebun bibit yaitu Sapta Usaha Tani Pembibitan yang terdiri dari pengolahan tanah dan masa tanam yang tepat waktu, pemeliharaan tanam yang baik dan tertib, pemberian air yang cukup pada saat dibutuhkan, pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan penyakit yang tertib, penebangan yang tepat dan tertib, pendistribusian dan pemakaian bibit yang tertib serta penetapan lokasi yang tepat. Pabrik Gula Madukismo mempunyai standar mutu kebun bibit yaitu kemurnian varietas KBPUKBP harus bebas dari campuran varietas lain serta kesehatan tanaman yang antara lain serangan penggerek pucuk kurang dari 5 , serangan penggerek batang kurang dari 2 , serangan penyakit noda daun karat daun, daun hangus, noda kuning kurang dari 10 . Bibit yang siap tebang adalah bibit yang berumur 6 – 8 bulan. Proporsi kebutuhan bahan tanam dari KTG untuk KBD adalah 1 : 9 artinya satu hektar kebun bibit datar KBD dapat memenuhi kebutuhan bibit untuk sembilan hektar Kebun Tebu Giling KTG. Pemeliharaan KBD pada dasarnya sama dengan pemeliharaan KTG namun pada KBD tidak dilakukan pengelentekan, hal ini bertujuan agar mata tunas terlindungi dan tidak rusak. Pemupukan di kebun bibit datar dilakukan dua dua kali yaitu pemupukan pertama dengan mengaplikasikan 2.5 kuha ZA dan 2.5 kuha Phonska. Pemupukan pertama dilakukan sebelum tanaman berumur dua minggu dan pemupukan kedua dilakukan dua bulan setelah tanam BST dengan mengaplikasikan 2.5 kuha ZA dan 2.5 kuha Phonska. Sebelum melaksanakan pemupukan pertama, terlebih dahulu dilakukan pemupukan dasar yaitu pupuk madros yang terbuat dari blotong tebu dengan dosis 1.1 ton per hektar yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan penanaman tebu.

4. Penanaman

Penanaman adalah kegiatan menanam bibit tebu berupa bagal tebu yang ditanam di dalam juringan. Penanaman dilakukan 1 - 2 hari setelah kegiatan pengolahan tanah selesai. Dalam setiap juringan, tebu yang ditanam berjumlah sekitar 80 mata tunas. Dalam satu bagal terdiri dari 2 mata tunas sehingga rata- rata bagal yang ditanam per juring yaitu sekitar 40 bagal. Sistem penanaman yang digunakan adalah over lapping. Sistem penanaman over lapping yaitu menanam tebu dengan cara menyimpan bagal ke dalam juringan secara zigzag, bagian ujungnya ditambahkan lagi satu bibit sejajar dengan bibit yang sebelumnya Bibit Sumpingan. Penggunaan sistem penanaman ini bertujuan untuk meminimalkan penyulaman. A B Gambar 2. Pola Tanam Bibit : A. Over Lapping; B. Bibit Sumpingan Sebelum dilakukan kegiatan penanaman, perlu dilakukan pemilihan jenis atau varietas tebu yang memenuhi kriteria kesesuaian dengan lahan yang akan ditanami dan tahan terhadap serngan hama dan penyakit. Tipologi wilayah, varietas dan masa tanam dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kesesuaian Varietas Tebu terhadap Tipologi Wilayah Tipologi Wilayah Pola Tanam Varietas Jenis Tanah Status Pengairan Status Drainase Musim Kemarau Pola I Awal Musim Penghujan Pola II B P L PS 851; PS863; PS864; PS 921; PS951 - B P J PS 864; PS 921; PS951 - B H L - PS 864; PS 951 B H J - PS 864; PS 921 R P L PS 851; PS 862; BL - R P J PS 864; PS 921 - R H L - PS 851; PS 864 Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul 2012 Keterangan :  B berat dengan kadar lempung tinggi  R ringan dengan kadar lempung rendah-sedang  P tersedia air cukup dari irigasipompa  R tadah hujan dan atau ada pengairan yang tidak memadai  L drainase lancar pada musim hujan, J drainase kurang baik pada musim penghujan Penanaman tebu terdiri dari tebang bibit, angkut bibit, pembersihan bibit, seleksi bibit dan klentek bibit, pemotongan bibit, pengeceran, penutupan bibit serta penyiraman.

a. Tebang bibit

Tebang bibit merupakan kegiatan menebang bibit pada kebun yang telah ditentukan dan memenuhi kriteria untuk ditebang yaitu umur sekitar 6-7 bulan. Tebang bibit dilakukan satu hari sebelum penanaman. Tebang bibit dilakukan dengan menggunakan golok tebang dengan cara menebang tebu sampai mepet tanah dan memotong tebu bagian pucuk pada titik tumbuh. Gambar 3. Tebang bibit

b. Angkut bibit

Angkut bibit merupakan kegiatan membawa bibit dari kebun bibit ke kebun tanam. Bibit tebu diangkut dengan menggunakan truk berkapasitas sekitar 5-6 ton, pengangkutan bibit dilakukan sehari sebelum tanam. Gambar 4. Angkut bibit

c. Pembersihan bibit

Pembersihan bibit merupakan kegiatan membersihkan bibit tebu yang telah tersedia di kebun tanam. Bibit tebu dibersihkan dari daun-daun klaras. Pembersihan bibit tebu dilakukan dengan menggunakan tangan manual, hal ini bertujuan agar mata tunas pada tanaman tebu tidak rusak. Pembersihan dilakukan di lokasi penanaman dan setelah dibersihkan bibit tersebut langsung di tanam agar tunas tidak terlalu lama tersinari matahari. Gambar 5. Pembersihan bibit

d. Seleksi bibit

Seleksi bibit dilakukan setelah batang tebu bersih dari daun-daunnya. Seleksi bibit dilakukan dengan tujuan memisahkan bibit yang layak tanam dengan yang tidak layak tanam. Seleksi bibit dilakukan dengan cara mengamati keadaan fisik batang tebu. Gambar 6. Seleksi bibit Bibit yang layak ditanam yaitu bibit yang segar tidak mengkerut dan tidak kering, bermata tunas sehat tidak cacat, tidak terserang hama dan penyakit dan tidak tercampur dengan varietas lain. Bibit yang tidak layak tanam dipisahkan dan dibakar. Untuk mendapatkan bibit yang baik, PG Madukismo memiliki standar mutu kebun bibit yaitu KBPUKBP harus bebas dari campuran varietas lain, serangan penggerek pucuk kurang dari 5 , Serangan penggerek batang kurang dari 2 dan seerangan penyakit noda daun karat daun, daun hangus, noda kuning kurang dari 10 .

e. Pemotongan bibit

Pemotongan bibit tebu dilakukan dengan menggunakan golok atau pisau tajam. Adapun tujuan dari pemotongan bibit adalah untuk menyeragamkan perkecambahan tebu yang ditanam. Golok atau pisau yang digunakan untuk memotong bibit dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air dengan campuran Lisol dengan takaran 300 ml lisol dicampur dengan 10 liter air. Penggunaan larutan Lisol ini bertujuan agar golok yang digunakan steril dan tidak menyebabkan bagal tebu terkontaminasi. Pada saat pemotongan bibit tebu, batang tebu diposisikan miring ke arah membelakangi mata tunas agar mata tunas tidak rusak sehingga bibit dapat tumbuh dengan baik. Panjang bibit bagal sekitar 30 – 35 cm dengan jumlah mata tunas sekitar 2 mata tunas. Gambar 7. Pemotongan bibit

f. Pengeceran bibit

Pengeceran bibit merupakan kegiatan menyimpanan bibit ke dalam juringan. Jumlah mata tunas per meter adalah 8 mata tunas sehingga dalam satu juringan ditanam sekitar 80 mata tunas. Gambar 8. Pengeceran bibit

g. Penutupan bibit

Penutupan bibit dilakukan setelah bagal tebu berada dalam juringan. Bagal tebu ditutup oleh tanah hingga bagal tertutup semua secara merata. Tujuan dari penutupan bibit adalah untuk menjaga kelembaban bibit dan mengurangi terjadinya penguapan. Gambar 9. Penutupan bibit

h. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setelah bibit ditanam. Pada saat musim hujan, penyiraman dilakukan dengan mengandalkan air hujan sedangkan pada saat musim kemarau tanaman disiram air sungai yang diambil dengan menggunaan pompa dari sumber airnya. Kegiatan pengairan bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah, merangsang pertumbuhan, menyediakan kebutuhan air bagi tanaman sehingga tanaman tetap tumbuh dan tidak kekurangan air.

5. Pemeliharaan tanaman

Kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan di PG Madukismo adalah penyulaman, pemupukan, pembumbunan urug tanah, pengendalian hama, pengendalian gulma dangir dan klentek.

a. Penyulaman

Penyulaman merupakan kegiatan menanam bibit tambahan pada suatu kebun yang terdapat beberapa bibit yang tidak tumbuh. Kegiatan penyulaman ini dilakukan untuk mencapai populasi tanaman yang optimal. Kegiatan penyulaman dilakukan oleh tenaga kerja borongan. Penyulaman pada tanaman tebu pertama PC dilakukan pada saat 3 minggu setelah tanam bibit sedangkan penyulaman pada tanaman keprasan dilakukan satu seminggu setelah tebang atau setelah kebun bersih. Bibit sulaman diletakkan di pinggir petak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Bibit yang digunakan sebagai bahan sulam adalah bibit dederan berumur sekitar 3 minggu. Penyulaman juga dapat dilakukan dengan memecah rumpun atau memindahkan rumpun. Gambar 10. Bibit tebu dederan

b. Pemupukan

Pemupukan adalah salah satu usaha peningkatan kesuburan tanah. Pemupukan yang efektif dan efisien akan tercapai apabila diketahui terlebih dulu kondisi kesuburan lahan dan jenis tanaman, kemudian dibuatkan susunan hara formula berdasar kepentingan spesifik lokasi kebun tertentu Hakim, 2009. Pemupukan di PG Madukismo dilakukan sebanyak dua kali untuk tanaman keprasan yaitu pemupukan I dan pemupukan II sedangkan untuk tanaman pertama dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pemupukan dasar, pemupukan I dan pemupukan II. Dosis pupuk tanaman pertama dan tanaman keprasan umumnya sama, yaitu 5 kuha ZA dan 5 kuha Phonska. Untuk tanaman pertama diaplikasikan pupuk madros sebagai pupuk dasar pupuk organik yang berbahan baku blotong tebu. Pupuk dasar diaplikasikan secara bersamaan dengan kegiatan penanaman tebu dengan dosis 11 kuha. Pemupukan dilakukan secara manual, disebar secara merata ke dalam juringan kemudian pupuk ditutupi tanah. Aplikasi pupuk I dilakukan pada saat tanaman tebu berumur 1-2 minggu dengan dosis setengah dari dosis total yaitu 2.5 kuha ZA dan 2.5 kuha Phonska. Pemupukan II dilakukan pada saat tebu berumur 6- 8 minggu setelah tanam. Dosis pemupukan II sama dengan dosis pemupukan I yaitu 25 kuha ZA dan 2.5 kuha Phonska. A B Gambar 11. Pemupukan : A. Aplikasi pupuk I ZA dan Phonska; B. Aplikasi pupuk dasar madros

c. Pembumbunan

Pembumbunan atau urug tanah adalah kegiatan meninggikan tanah pada barisan tanaman dengan cara menimbun pangkal tebu dengan tanah. Pembumbunan ini dilakukan dengan tujuan agar unsur hara yang ada di dalam tanah dapat terserap oleh tanaman secara optimal, pertumbuhan anakan teratur, memberikan tambahan kekuatan bagi tegaknya tanaman dan memperbaiki aerasi. Dalam satu musim tanam pembumbunan dilakukan sebanyak dua kali. Pembumbunan pertama dilakukan pada saat tanaman tebu berumur 1.5 – 2 BST bulan setelah tanam sedangkan pembumbunan kedua dilakukan satu bulan setelah pembumbunan pertama 2.5 – 3 BST.

d. Pengendalian gulma

Pengendalian gulma yaitu kegiatan mengurangi populasi tumbuhan yang ada disekitar tanaman yang ditanam tumbuhan selain tanaman utama. Pengendalian gulma ini bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam memperoleh unsur hara antara tanaman tebu dengan gulma. Beberapa jenis gulma dominan di kebun wilayah kerja PG Madukismo ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 9. Data Gulma Dominan di Wilayah PG Madukismo Jenis Gulma Nama Gulma Berdaun Sempit Cynodon dactilon L. Berdaun Lebar Portulaca oleracea L. Teki-tekian Cyperus rotundus L. Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul 2012 Gulma yang terdapat di PG Madukismo yaitu gulma berdaun sempit, berdaun lebar dan teki. Gulma berdaun sempit yang paling dominan adalah Cynodon dactylon L., gulma berdaun lebar yang paling dominan adalah Portulaca oleracea L. dan gulma jenis teki yang paling dominan pada tanaman tebu adalah Cyperus rotundus L. Cara pengendalian gulma yang dilakukan oleh PG Madukismo adalah manual, mekanik dan kimia. Pengendalian gulma secara manual dilakukan oleh buruh harian lepas dengan menggunakan alat sederhana yaitu kored atau sabit. Pengendalian gulma secara manual dilakukan jika gulma yang ada di kebun tebu tidak merata dan jumlahnya sedikit sehingga masih bisa dijangkau jika dilakukan secara manual. Pengendalian gulma secara mekanik dilakukan dengan menggunakan hand tractor. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida. Jenis dan dosis herbisida yang diaplikasikan di kebun wilayah kerja PG Madukismo dapat dilihat Tabel 10. Tabel 10. Aplikasi Jenis dan Dosis Herbisida Musim Tanam 20112012 Kategori Jenis Dosis lHa Tanaman Pertama Amigras 1 – 1.5 Damin 1 – 1.5 Tanaman Keprasan Amigras 1 – 1.5 Damin 1 – 1.5 Sumber : Bina sarana Tani PG Madukismo, Bantul 2012 Dosis campuran yang diaplikasikan dalam pengendalian gulma adalah 2.5 lha. Jika lahan didominasi oleh gulma berdaun sempit maka digunakan 1.5 liter amigras dan 1 liter damin sedangkan jika lahan didominasi oleh gulma berdaun lebar maka digunakan 1.5 liter damin dan 1 liter amigras.

e. Pengendalian hama

Pengendalian hama merupakan upaya untuk menurunkan kehilangan hasil dengan metode yang secara ekonomis menguntungkan dan tidak mencemarkan lingkungan. Pengendalian hama secara umum dapat dilakukan secara mekanik, biologis dan kimiawi. Hama penting yang menyerang tanaman tebu di PG Madukismo diantaranya adalah penggerek batang, penggerek pucuk, uret, tikus sawah, ulat grayak dan kutu bulu putih. Hama yang paling dominan yang menyerang tanaman tebu di PG Madukismo yaitu uret dan tikus terutama di daearah Purworejo. Penggerek pucuk Triporyza vinella F. menyerang helaian daun dengan menggerek sehingga terdapat deretan lubang pada helaian daun tersebut. Ulat penggerek pucuk berwarna putih kekuningan menyerang tanaman tebu muda dan menyebabkan mati puser. Pada tebu beruas larva menggerek disekitar mata atau gelang akar tetapi hanya di permukaan batang, tidak masuk hingga ke ruasbatang. Serangan penggerek ini menyebabkan pertumbuhan batang tebu terhambat atau mati. Tanaman yang terkena serangan penggerek pucuk ditandai dengan mati puser pada tanaman muda dan tua, terdapat deretan lubang melintang helaian daun, lorong gerek di ibu tulang daun, terdapat lubang keluar ngengat dengan lorong gerek lurus ke atas. Gambar 12. Penggerek pucuk Triporyza vinella F.