Pembumbunan Budidaya tebu (Saccharum officinarum L.) lahan kering di PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta dengan aspek khusus pemupukan beberapa kategori tanaman tebu lahan kering
Analisis pendahuluan adalah kegiatan untuk mengetahui perkembangan tingkat kemasakan tebu di setiap KTG diseluruh rayon, dengan dilakukannya
analisis pendahuluan akan diketahui tanaman tebu mana yang harus ditebang terlebih dahulu karena tingkat kemasakan telah diketahui. Dari hasil analisis
pendahuluan ini dapat disusun jadwal tebang sesuai dengan tingkat kemasakan tanaman tebu.
Analisis pendahuluan di PG Madukismo dilakukan selama delapan ronde dengan interval 15 hari tiap rondenya, dibedakan bulan muda tanggal 1-15 dan
bulan tua tanggal 16-30. Kegiatan yang pertama dilakukan dalam analisis pendahuluan adalah menghitung jumlah batang tebu contoh dari kebun yang
dibawa ke laboratorium analisis kemasakan kemudian dihitung bobot rata-rata tiap batang kgbatang dan panjang rata-rata tiap batang contoh meterbatang
lalu tiap batang dipotong menjadi tiga bagian yang sama panjangnya yaitu bagian bawah, atas dan tengah. Bobot masing-masing bagian bawah, tengah dan atas
ditimbang lagi lalu batang yang dipotong-potong tersebut dibelah untuk melihat serangan penggerek dan mempermudah penggilingan contoh. Batang tebu bagian
bawah, tengah dan atas digiling kemudian masing-masing niranya dianalisis. Penggilingan dalam gilingan contoh diatur sehingga sama dengan gilingan besar
gilingan sesungguhnya, yaitu dengan persentase perah sebesar 70 , yang diambil persentase perah yaitu :
Persentase perah= x 100 = ± 70
Terdapat tiga faktor analisis pendahuluan yaitu faktor kemasakan, kuosien peningkatran dan kuosien daya tahan.
Faktor kemasakan FK menggambarkan keadaan antara tingkat kemasakan dari rendemen batang bagian bawah B dan rendemen batang bagian
atas A. Faktor ini menunjukkan perbedaan antara rendemen-rendemen bawah B dan atas A dihitung dalam dari rendemen B, dengan rumus :
FK =
–
x 100 Di Pabrik Gula Madukismo tebu dianggap matang dan siap tebang jika
FK 25 , idealnya FK = 0 dimana Rendemen atas = Rendemen bawah.
Kuosien peningkatan KP adalah suatu besaran yang menunjukkan tingkat rendemen yang sudah dicapai oleh tanaman tebu. Kuosien peningkatan
menggambarkan apakah tingkat rendemen masih akan bertambah jika tanaman tebu ditahan tidak ditebang. Rumus Kuosien Peningkatan :
KP = x 100
Keterangan : Rendemen n = Rendemen pada ronde ke-n
Rendemen n – 2 = Rendemen pada 2 ronde sebelum ronde ke-n
a. KP 100 Tebu bisa ditahan
Bila KP berada diatas 100 maka dengan menahan tebu diharapkan rendemen masih bisa meningkat.
b. KP = 100 artinya bahwa rendemen pada saat ini dan 2 periode yang lalu adalah
sama, artinya tidak ada kenaikan rendemen selama 2 periode tersebut. Hal ini berarti peningkatan rendemen sudah statis, tidak ada kenaikan. Pada periode ini
sebaiknya tanaman tebu ditebang. c.
KP 100 tebu mulai mati Bila KP dibawah 100, artinya bahwa rendemen pada saat sekarang
dibanding dengan rendemen 2 periode yang lalu sudah menurun, ini berarti bahwa tebu sudah mulai mati dan rendemen tidak naik tetapi akan menurun.
Bila KP 100 maka tanaman tebu harus segera ditebang. Harkat Kemurnian HK adalah derajat perbandingan persen pol dengan
persen brix, dimana pol adalah nilai kandungan gula dalam larutan nira. Nilai pol akan menurun bila tebu telah melewati kemasakan optimal. Brix adalah
kandungan padatan gula dan bukan gula yang terdapat dalam larutan nira. Rumus HK =
x 100 Kuosien Daya Tahan KDT menggambarkan daya tahan dari tanaman
tebu. Kuosien daya tahan didapat dengan menghitung HK Hasil Kemurnian bagian bawah dari analisis terakhir a.a dalam proses dari HK bagian bawah dari
analisis kedua sebelumnya a.a - 2 Rumus KDT =
x 100