KERANGKA PEMIKIRAN Analisis kelembagaan dan dampak penerapan sertifikasi Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari (PHBML) terhadap petani hutan rakyat Kabupaten Wonogiri

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Sektor kehutanan di Indonesia memiliki potensi yang tinggi, terutama sektor hutan rakyat. Hutan rakyat menjadi salah satu pemasok kayu yang dibutuhkan dalam industri hulu dan hilir pengolahan kayu disamping hutan tanaman industri. Namun, sektor kehutanan sangat rentan terhadap isu lingkungan karena eksploitasinya memiliki dampak langsung terhadap lingkungan hidup Riyatno, 2004. Salah satu isu lingkungan yang berkembang di sektor kehutanan adalah isu kelestarian pengelolaan hutan. Adanya isu ini melatarbelakangi timbulnya ekolabel dimana salah satu bentuk ekolabel adalah sertifikasi Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari PHBML. Sertifikasi PHBML ini merupakan jenis sertifikasi voluntary yang diberlakukan di hutan rakyat. Pada tahun 2004 dan 2007 hutan yang dikelola oleh masyarakat atau yang disebut hutan rakyat justru mampu memperoleh sertifikasi PHBML sebagai bentuk penghargaan dalam mengelola hutan secara lestari. Hutan rakyat yang selama ini dianggap sebagai small scale forest management ternyata mampu menjadi pionir dalam memperoleh sertifikasi. Keberhasilan diperolehnya sertifikasi PHBML tentunya melibatkan peranan multistakeholder karena persyaratan sertifikasi dan proses yang rumit serta adanya beban biaya. Beban biaya yang seharusnya dikenakan saat pengajuan sertifikasi PHBML di Kabupaten Wonogiri ditanggung sepenuhnya oleh lembaga donor. Disamping itu ditemukan juga adanya bantuan pendampingan sertifikasi oleh LSM Persepsi. Indikasi peranan multistakeholder dalam proses 26 sertifikasi PHBML dan bagaimana keragaan proses sertifikasi akan diidentifikasi dengan menggunakan analisis kelembagaan. Program pengajuan FKPS Selopuro dan FKPS Sumberejo merupakan bagian dari pilot project yang bertujuan untuk dijadikan contoh bagi hutan rakyat di daerah lain yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara lestari, sedangkan untuk PPHR Catur Giri Manunggal merupakan unit manajemen hutan rakyat Kabupaten Wonogiri yang juga layak untuk mendapatkan bantuan dalam memperoleh sertifikasi PHBML. Meskipun dalam penerapan sertifikasi PHBML masyarakat tidak terbebani dengan adanya biaya sertifikasi yang harus ditanggung, tetapi motivasi dan alasan masyarakat untuk mau mengikuti program sertifikasi tetap penting untuk diteliti. Pada penelitian ini faktor-faktor yang mendasari petani hutan rakyat untuk mengikuti program sertifikasi diteliti dengan membatasi pada alasan dan motivasi keikutsertaan petani hutan yang dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Terdapat beberapa jenis biaya yang harus ditanggung dalam skema sertifikasi, diantaranya adanya biaya sertifikasi yang berlaku untuk 15 tahun dan biaya surveillance yang dibayarkan tiap lima tahun sekali selama 15 tahun. Baik biaya sertifikasi maupun biaya surveillance tidak dibayarkan oleh petani hutan dalam kondisi sertifikasi saat ini, tetapi perlu diteliti implikasi dari biaya ini apabila di masa mendatang petani harus dibebani dengan biaya-biaya ini dengan melihat komparasi biaya dan manfaatnya melalui dampak yang telah dirasakan oleh petani hutan. Dampak yang diteliti akan ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dampak ekonomi akan diteliti dengan menggunakan analisis biaya manfaat dan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan penelitian terhadap indikator dari studi 27 literatur. Dampak sosial dan lingkungan juga akan diteliti dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan penelitian terhadap indikator-indikator dari studi literatur. Hasil penelitian dari aspek kelembagaan, aspek faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sertifikasi PHBML, dan aspek dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan akan dianalisis sebagai bahan pertimbangan perlu atau tidaknya sertifikasi di hutan rakyat. Bagan alur kerangka pemikiran yang menjelaskan penelitian sertifikasi PHBML di hutan rakyat Kabupaten Wonogiri ini dijelaskan secara detail pada Gambar 1. 28 Gambar 1. Kerangka Alur Pemikiran Dampak-Dampak Penerapan Sertifikasi PHBML Dampak Ekonomi Dampak Sosial Dampak Lingkungan Potensi Hutan Rakyat Indonesia Potensi Hutan Rakyat Kabupaten Wonogiri Isu Kelestarian Pengelolaan Hutan Sertifikasi PHBML Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sertifikasi PHBML Kelembagaan dan Stakeholder yang Terlibat dalam Sertifikasi PHBML Analisis Kelembagaan Analisis Biaya dan Manfaat Analisis Deskriptif Kualitatif Perlu atau Tidaknya Sertifikasi di Hutan Rakyat

IV. METODE PENELITIAN 4.1