Moh’d et al. 1998 dalam Lestari 2001 asset structure diukur dengan menggunakan hasil bagi antara fixed asset terhadap total asset.
2.8 Profitabilitas
Salah satu faktor utama yang menentukan kesehatan suatu perusahaan adalah perolehan laba yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu. Perolehan
laba yang meningkat akan mengurangi pendanaan ekternal melalui hutang. Berdasarkan pecking order theory dikatakan bahwa dalam keputusan pendanaan
perusahaan cenderung menggunakan internal financing laba perusahaan, kemudian apabila laba perusahaan tidak mencukupi maka hutang menjadi
pendanaan eksternal pertama yang dipilih. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih
perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya.Pengukuran tingkat profitabilitas perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio
profitabilitas.Rasio ini memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan finansial perusahaan dari tahun ke tahun.
Rasio profitabilitas dapat juga digunakan sebagai bahan analisis bagi penentuan kebijakan periode selanjutnya, karena setiap perubahan yang terjadi
akan berpengaruh terhadap perimbangan pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Dalam penelitian rasio profitabilitas yang digunakan
adalah Return on Asset ROA,menurut Keown et al. 2002 Return on Asset ROA atau pengembalian atas aset-aset bisa digunakan sebagai indikator akan
profitabilitas perusahaan. Rasio ini memperhitungkan laba bersih sebagai pembilang dan total aktivasebagai penyebut untuk mengukur keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktifitas investasi Mardiyanto 2009. Dengan kata lain rasio ini menunjukan kemampuan dari
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.
2.9 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan dapat didefinisikan sebagai peningkatan yang terjadi pada suatu perusahaan.Suatu perushaaan yang berada dalam industri yang
mempunyai laju pertumbuhan tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk
membiayai belanja perusahaan.Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung membutuhkan dana eksternal yang besar, dalam hal ini
pendanaan menggunakan hutang Brigham dan Gapenski 1996 dalam Lestari 2001.
Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang semakin cepat akan mengidentifikasikan bahwa perusahaan tersebut sedang mengadakan ekspansi.
Dalam memenuhi kebutuhan pendanaan dari luar perusahaan, perusahaan dihadapkan pada pertimbangan sumber dana yang lebih murah sehingga
penerbitan surat hutang lebih disukai oleh perusahaan dibandingkan dengan mengeluarkan saham baru. Hal ini dikarenakan biaya emisi untuk mengeluarkan
saham baru akan lebih besar dari pada biaya hutang. Dengan demikian, ketika suaru perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan
perusahaan yang tinggi dan semakin meningkat, maka mengisyaratkan adanya kebutuhan pendanaan lebih besar.Hal tersebut mendorong perusahaan untuk lebih
meningkatkan pengunaan hutang dalam memenuhi pendanaan tersebut.Sehingga terdapat keterkaitan yang sangat erat antara pertumbuhan perusahaan dengan
kebijakan hutang perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merupakan tingkat perubahan total aset dari tahun
ke tahun, menurut Titman dan Wessel 1988 dan Moh’d, et al 1998 dalam Lestari 2001 tingkat pertumbuhan dapat diukur dengan menggunakan tingkat
pertumbuhan total aset growth. Sesuai proxi Growth yang digunakan dalam penelitian Lestari 2001,Yeniatie dan Destriana 2010, dan Indahningrum dan
Handayani 2009 yaitu membagi total aset akhir tahun dengan total aset awal tahun.
2.10 Penelitian Terdahulu
Bayu Septadona Putera 2010, penelitian ini dilakukan pada perusahaan penanam modal asing PMA dan penanam modal dalam negeri PMDN yang
listingdi Bursa Efek Jakarta BEJ periode 2002-2004. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel kepemilikan saham manajemen,
kepemilikan saham institusi, pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, dan return on asset ROA terhadap Debt to Equity Ratio DER. Hasil analisis