Uji Asumsi Klasik Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Emiten Pertanian di Bursa Efek Indonesia
Sedangkan nilai signifikan variabel kebijakan hutang dan variabel pertumbuhan perusahaan masing-masing sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,1sehingga H0 ditolak atau dengan kata lain data tidak terdistribusi secara normal. Hal ini dikarenakan adanya nilai pencilan pada data sampel sebanyak 25
data sampel yang harus dihilangkan. Berikut tampilan hasil uji Kolmogorov smirnovdalam Lampiran 4 dengan 30 sampel setelah mengeluarkan 25 data
pencilanditunjukan pada Tabel 5.
Tabel 5. Kolmogorov-Smirnov data reduce
Berdasarkan Tabel 5Kolmogorov-Smirnov data Reduce menunjukkan nilai signifikan kebijakan hutang sebesar 0,173, kepemilikan institusional sebesar
0,627, struktur asset sebesar 0,220, profitabilitas sebesar 0,742, dan pertumbuhan perusahaan sebesar 0,721. Hal ini memperlihatkan bahwa data dari
variabel kebijakan hutang, variabel kepemilikan isntitusional, variabel struktur asset, variabel profitabilitas, dan variabel pertumbuhan perusahaan terdistribusi
normal, di mana nilai signifikan dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,1. b.
Hasil Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.Uji Multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan variance
inflation factor VIF dan mengamati nilai tolarance.Berikut hasil uji Multikolinieritasdalam Lampiran 5 yang ditampilkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Multikolinieritas
Jumlah Sampel 30
30 30
30 30
Nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov
0,173 0,627
0,220 0,742
0,721
Keterangan Kebijakan
Hutang Kepemilikan
Institusional Struktur Aset
Profitabilitas Pertumbuhan
Perusahaan
Kepemilikan Institusional 0,853
1,172 Struktur Aset
0,907 1,103
Profitabilitas 0,610
1,639 Pertumbuhan Perusahaan
0,609 1,643
VIF Variabel
Tolerance
Berdasarkan Tabel 6 hasil uji Multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai VIF variabel kepemilikan institusional sebesar 1,172, struktur aset sebesar
1,103, profitabilitas sebesar 1,639, dan pertumbuhan perusahaan sebesar 1,643 tidak lebih dari 10 serta nilai tolerance dari variabel-variabel tersebut
lebih dari 0,1. Maka hasil uji mengindikasikan bahwa dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Uji heteroskedastisitas menggunakan grafik plot antara nilai variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SPESID. Berikut hasil uji heteroskedastisitas
yang ditampilkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 3 hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tidak ada pola terntentu seperti bergelombang atau melebar kemudian menyempit
dan melebar kembali.Hal ini mengindikasikan bahwa dalam model regresi penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1.Uji autokorelasi yang digunakan adalah uji Durbin- Watson DW. Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson dalam Lampiran 6
menunjukkan nilainya DW sebesar 1,747 di mana variabel k dalam penelitian ini sebesar 4 dan jumlah sampel n sebesar 30, maka didapatkan nilai batas atas
dl=1,140 dan batas bawah du=1,740. Nilai uji Durbin-Watson DW sebesar 1,747 memperlihatkan bahwa nilai DW berada diantara batas atas du sebesar 1,740
dan batas atas 4-du sebesar 2,26 sehingga dalam model regresi penelitian ini terbebas dari asumsi klasik autokorelasi.