Gapenski 1996 secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang dari pada perusahaan yang tidak
memiliki jaminan terhadap hutang. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari 2001 yang menyatakan bahwa struktur aset memiliki pengaruh positif
dengan kebijakan hutang perusahaan.Hal serupa juga dikemukakan dalam penelitian Yeniatie dan Destriana 2010, bahwa struktur aset memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap hutang.Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah struktur aset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.
3.1.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang
Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu dicapai perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya.Menurut pecking order theory,
apabila laba perusahaan tinggi, maka sumber dana perusahaan dari sektor internal akan mencukupi untuk membiayai kebutuhan perusahaan. Semakin tinggi profit
yang diperoleh perusahaan maka akan semakin kecil penggunaan hutang dalam pendanaan perusahaan. Apabila kebutuhan dana perusahaan belum mencukupi,
perusahaan dapat menggunakan hutang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yeniatie dan Destriana 2010 yang menyatakan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan dengan kebijakan hutang perusahaan. Dalam Penelitian Indahningrum dan Handayani 2009 juga
menyatakan hasil yang sama bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif dengan kebijakan hutang. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini adalah
profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.
3.1.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang
Perusahaan yang sedang berada pada tahap pertumbuhan akan membutuhkan pendanaan yang besar. Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan
berarti akan semakin besar pula dana yang digunakan untuk membiayainya. Hal ini mendorong perusahaan untuk melakukan ekspansi dengan menggunakan
hutang untuk memenuhi kebutuhan pendanaan. Hal tersebut sesuai dengan pecking order theory, ketika suatu perusahaan melakukan restrukturisasi dan
mengharuskan untuk menggunakan dana eksternal, maka hutang merupakan pilihan pertama. Sesuai dengan hasil penelitian hasil penelitian Yeniatie 2010
dan Firnanti 2011 bahwa variabel pertumbuhan perusahaan mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kebijakan hutang perusahaan.Maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.
Berdasarkan beberapa uraian pengaruh variabel-variabel di atas, maka dapat ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Perusahaan-perusahaan sektor pertanian dalam mengelola modal perusahaan memiliki beberapa alternatif pendanaan.Pemilihan alternatif-alternatif pendanaan
harus sejalan dengan tujuan perusahaan, yaitu dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pendanaan dengan menggunakan hutang dalam penelitian ini
dianggap dapat meningkatkan nilai perusahaan, hal ini sesuai dengan teori MM. Pendanaan dengan menggunakan hutang memiliki faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan besarnya pengaruh terhadap hutang oleh perusahaan pertanian, diantaranya adalah faktor kepemilikan institusional, faktor struktur asset, faktor
profitabilitas, dan faktor pertumbuhan perusahaan. Menurut Putera 2010, analisis regresi linier berganda dapat menjelaskan faktor-faktor yang signifikan
mempengaruhi kebijakan hutang. Pengujian analisis regresi dilakukan secara simultan dan parsial.Hasil uji analisis regresi linier berganda dapat memberikan
Profitabilitas X3 Pertumbuhan
Perusahaan X4
Hubungan Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
Analisis Regresi
Hasil Analisis Rekomendasi Perusahaan -perusahaan Pertanian
Laporan Keuangan
Kebijakan Hutang Y
Kepemilikan Institusional X1
Struktur Aset X2