4. Biaya yang timbul karena dilakukannya pembatasan-pembatasan bagi kegiatan agency oleh principal.
Van Horne dan John 1997 dalam Karinaputri 2012 menjelaskan bahwa biaya agensi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan
manajemen untuk menyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham.
Oleh sebab itu, untuk dapat mengatasi agency problem dan meminimalisasi munculnya agency cost para memiliki saham dan manajer dapat melakukan
institusional investor sebagai monitoring agents. Moh’d, et al 1998 dalam Putera 2006 menyatakan bahwa bentuk
distribusi saham antara pemegang saham dari luar outside shareholders yaitu institusional investors dapat mengurangi agency cost. Kepemilikan mewakili
suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen, maka penyebaran kekuasaan menjadi suatu hal
yang relevan. Adanya kepemilikan oleh investor-investor institusional seperti bank, perusahaan asuransi, dan perusahaaninstitusi lainnya akan mendorong
peningkatan pengawasan atas kinerja manajemen yang lebih optimal. Dengan demikian timbulnya institutional investors di dalam perusahaan akan
mempengaruhi kebijakan hutang yang dikeluarkan.
2.6 Kepemilikan Institusional Institutional Investors
Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham oleh pihak institusi lain berbentuk perusahaan atau lembaga dan blockholder, di mana
blockholder adalah kepemilikan saham oleh perseorangan dengan nilai diatas 5 dan tidak masuk dalam jajaran manajemen Ismiyanti dan Hanafi, 2003 dalam
Soesetio 2008. Kepemilikan institusional yang besar juga dapat mengurangi pengaruh dari kepentingan-kepentingan lain dalam perusahaan seperti
kepemilikan pemegang saham lainnya, manajer, ataupun debtholders.Kepemimpinan institusional memiliki pengawasan yang lebih kuat
dibanding pemegang saham lainnya. Hal ini dapat dilihat dan diperkuat dengan teori keagenan agency theory dimana ketika terdapat banyak institutional
investor, menandakan adanya suatu kontrol yang banyak dan kuat dari pihak
intitusional sehingga akan dapat dengan mudah untuk menjadi pemilik saham mayoritas.
Pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh manajer akan lebih kuat dengan kepemilikan yang bersifat mayoritas. Apabila investor
institusional tidak puas akan kinerja manajer, maka mereka dapat menjual sahamnya. Oleh karena itu, peningkatan aktivitas institutional investor
mendukung usaha untuk meningkatkan tanggung jawab insiders dan menekan pendanaan eksternal melalui hutang. Penelitian ini menggunakan rasio jumlah
saham institusional dibagi dengan total saham beredar sebagaimana yang digunakan dalam penelitian Soesetio 2008.
2.7 Struktur Aset Asset Structure
Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan collateral value of assets.Perusahaan dengan struktur aktiva yang
fleksibel cenderung menggunakan hutang yang lebih besar dari pada perusahaan yang struktur aktivanya tidak fleksibel. Investor akan lebih mudah memberikan
pinjaman, sehingga akan mengurangi risiko kebangkrutan perusahaan. Myers dan Maljuf 1984 dalam Lestari 2001 menyatakan bahwa
komposisi collacteral value of assets perusahaan mempengaruhi sumber pembiayaannya. Seorang investor akan lebih mudah memberikan pinjaman bila
disertai dengan jaminan yang ada. Di sisi lain jika perusahaan menggunakan hutang yang disertai dengan jaminan, maka akan mengurangi risiko kebangkrutan
perusahaan. Menurut Brigham dan Gapenski 1996 dalam Lestari 2001 secara umum
perushaaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang dari pada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap
hutang. Maka dengan demikian, perusahaan yang memiliki jumlah aktiva tetap yang mudah untuk dijual akan menggunakan hutang dalam proporsi yang lebih
besar dibandingkan dengan perusahaan yang aktiva tak berwujud dalam jumlah besar meskipun memiliki kesempatan untuk tumbuh lebih baik. Penelitian ini
menggunakan perhitungan Asset Structure, menurut Jensen, et al. 1992 dan