Sedangkan untuk kepentingan risalah cacing tanah dibuat unit sampling sekunder berukuran 1 m x 1 m sebanyak satu unit per unit sampling primer dan untuk
mengumpulkan cacing tanah dilakukan penggalian tanah dengan kedalaman sekitar 30 cm. Unit sampling untuk vegetasi dan cacing tanah dapat dilihat pada Gambar 4.2.
20 m 20 m
20 m 20 m
20 m
Gambar 4.2 Unit sampling untuk risalah tumbuhan a dan cacing tanah b
4.5 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini identifikasi atau penafsiran tipe tutupan lahan dilakukan dengan menggunakan software ArcGIS 9 terhadap citra landsat tahun 2012. Adapun
analisis data vegetasi kerapatan, frekuensi, dominansi, indeks nilai penting menggunakan analisis vegetasi Misra, 1974 dan keanekaragaman jenisnya dianalisis
menurut rumus Shannon–Wiener Krebs, 1978, tingkat kesuburan tanah berdasarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian tahun 2005,
dan pendugaan kelimpahan cacing tanah di setiap tipe tutupan lahan digunakan prosedur perhitungan menurut two stage sampling design. Adapun rumus Shannon–
Wiener Krebs, 1978 sebagai berikut:
H’
= − � �
�� �
log
�� �
� Keterangan :
H’= Indeks keanekaragaman jenis N = Jumlah kerapatan individu seluruh jenis
ni = Jumlah kerapatan individu suatu jenis
Adapun kategori penilaian indeks keanekaragaman jenis Krebs,1978 adalah sebagai berikut:
a. H’2
: rendah, b.
H’ = 2-3 : sedang c.
H’4 : tinggi
10 m 10 m
5 m 5 m
2 m 2 m
1m 1m
b a
Selanjutnya, untuk menelusuri hubungan antara kelimpahan cacing dengan kesuburan tanah dan kelimpahan tumbuhan digunakan analisis regresi multivariate
sebagai berikut:
Y = a
+
b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
Keterangan: Y
= kelimpahan cacing tanah X
1
X = kelimpahan tumbuhan dominan INP
2
sampai dengan X
5
a = nilai konstanta
= unsur kesuburan tanah C-organik, N, P, K b
= nilai koefisien regresi Penentuan tekstur dilakukan dengan menggunakan diagram segitiga tekstur
tanah disajikan pada Gambar 4.3. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir- butirnya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan
yang lebih kecil sehingga sulit menyerap menahan air dan unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas
permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia
daripada tanah bertekstur kasar.
Gambar 4.3 Diagram segitiga tekstur tanah