Kampus IPB Darmaga Letak dan Luas Kawasan

juga termasuk formasi volkanik kuarter, yaitu Qvst dan Qva. Qvst yang mengandung tufa batu apung pasiran serta termasuk batuan vulkanik muda, sedangkan Qva adalah formasi volkanik kuarter yang berupa endapan permukaan dan lebih dikenal dengan kipas alluvium Alluvium fans yang terdiri dari pasir, kerikil, dan bahan vulkanik kuarter Mardhotillah, 2001. Flora Kawasan kampus IPB Darmaga dulunya didominasi oleh tanaman karet Hevea brasiliensis karena dulu kawasan ini merupakan lahan perkebunan karet Priyono, 1998. Seiring dengan pengembangan kawasannya, terjadi perubahan penutupan lahan oleh unsur mikrohabitat yang semakin beragam. Beberapa jenis tanaman yang cukup dominan saat ini yakni sengon Paraserianthes falcataria, pinus Pinus spp., jati putih Gmelina arborea, akasia Acasia spp., kemlandingan Leucaena glauca, flamboyan Delonix regia, durian Durio zibethinus, dan jati Tectona grandis. Seluruh jenis mikrohabitat pepohonan ini ditanam secara sengaja, bukan jenis yang tumbuh secara liar. Fauna Menurut Hernowo 1985, kelimpahan satwa berupa 12 jenis mamalia, 68 jenis burung, 37 jenis reptilian, dan 4 jenis ikan. Mamalia yang aktivitasnya paling mencolok karena populasi banyak dan mudah dijumpai adalah Bajing kelapa Calloscirus notatus 20 ekor. Jenis lain yang populasinya sedang: cucurut Suncus murinus 10-20 ekor, kelelawar Chinopterus brachyotis, tikus rumah Rattus rattus. Jenis dengan poplasi sedikit sekali: Bajing-terbang ekor panah Petynomis sagitta 5 ekor, berang-berang Lutra sp., musang Paradoxurus hermaphroditus, trenggiling Manis javanica, landak Hystric javanica, garangan Herpestes javanica, kucing hutan Felis bengalensis. Empat hewan yang disebut terakhir adalah mamalia yang dilindungi UU Binatang Liar Tahun 1931. Jenis-jenis yang sangat sedikit ini mungkin sekarang sudah punah. Burung yang terdapat di kampus IPB Darmaga ada yang bersifat menetap, pendatang, maupun singgah. Jenis- jenis yang memilki penyebaran luas adalah: cucak kutilang Pycnonotus aurigaster, cabai jawa Dicaeum trochileum, bondol jawa Lonchura leucogastutroides. Reptilia yang ada terdiri dari dua jenis kura-kura, satu jenis biawak, delapan jenis kadal dan duapuluh enam jenis ular. Jenis yang paling mudah ditemui adalah: tokek Gecko gecko, cicak terbang Draco volans, bunglon Calotes jubatus, kadal Mabouya ultifasciata, ular pohon, ular pucuk Dryophis prasinus, ular tali Ahaetulla ahaetulla. Ikan yang dijumpai di situ leutik hanya empat jenis yakni: nila Sarotherodon niloticus, mujair Sarotherodon massambicus, sepat Trichogaster sp., dan gabus Ophiocephalus striatus.

3.2 Hutan Penelitian Darmaga IPB Lokasi dan Letak Kawasan

Hutan penelitian Dramaga IPB menurut administrasi pemerintahan termasuk Kelurahan Situ Gede dan Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor. Lokasi hutan penelitian ini terletak pada ketinggian 244 meter dari permukaan laut dan secara geografis terletak pada 6 33’8” sampai dengan 6 33’35” LS dan 106 44’50” sampai dengan 106 105’19” BT. Jarak dari Bogor sekitar 9 km ke arah Barat. Luas hutan penelitian ini secara keseluruhan adalah sekitar 57,75 ha, dimana seluas 10 ha digunakan oleh CIFOR Center for International Forestry Research. Status hutan penelitian ini merupakan milik Kementerian Kehutanan RI c.q. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Iklim Berdasarkan klasifikasi curah hujan menurut Schmit dan Ferguson, hutan penelitian Darmaga mempunyai tipe hujan A, dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3.940 mm. Topografi Bentuk wilayah hutan penelitian Darmaga adalah datar sampai agak berombak dengan kelerengan 0-6 dan berada pada ketinggian 244 meter dari permukaan laut. Tanah Menurut LPT Bogor dalam Hammer, 1981, tanah di areal hutan penelitian Darmaga ini adalah jenis latosol coklat kemerahan. Bahan induknya tuf volkan intermedier yang dicirikan oleh lapisan setebal ± 17 cm, berwarna kuning kemerahan 7,5 YR 68, lembab pada kedalaman 150-167 cm. Dibawah lapisan ini terdapat lapisan lain yang warna dan teksturnya dapat dikatakan sama dengan tanah di atas lapisan bahan induk. Tanah latosol pada lapisan atas berwarna coklat tua kemerahan 5 YR 33, lembab dan berangsur-angsur lebih cerah pada lapisan dalam 5 YR 34, lembab. Tekstur liat sampai liat berdebu halus, struktur gumpal sampai remah, konsistensi gembur, liat dan plastis. Solum sangat dalam, batas lapisan umumnya baur, drainase sedang sampai baik dan air tanahnya dalam 8-12 meter. Reaksi tanah masam sampai sedang pH 5,0-6,0, kadar C organik dan N sedang pada lapisan atas, rendah sampai sedang pada lapisan bawah, kadar P 2 O 5 tinggi sekali, sedangkan K 2 O sangat rendah di semua lapisan. Kejenuhan basa rendah dan permeabilitas sedang, yaitu 4,31 cmjam pada lapisan atas dan 0,22 cmjam pada lapisan bawah. Flora Sejak tahun 1956 sampai 1998 di hutan penelitian Darmaga telah diintroduksi sebanyak 130 jenis tumbuhan, terdiri dari 127 jenis pohon, satu jenis bambu, satu jenis rotan dan satu jenis palmae. Jenis tumbuhan tersebut meliputi 88 marga dan 43 famili. Berdasarkan daerah penyebaran alaminya, jenis tumbuhan tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu jenis asing penyebaran alaminya di luar Indonesia sebanyak 42 jenis meliputi 35 marga dan 19 famili dan jenis asli penyebaran alaminya di Indonesia sebanyak 88 jenis, terdiri dari 85 jenis pohon, satu jenis bambu, satu jenis rotan dan satu jenis palmae. Jenis tanaman asing terdiri dari jenis-jenis pohon yang termasuk: a. Kelompok daun jarum Gymnospermae sebanyak 3 jenis, semuanya dari marga Pinus, famili Pinaceae. b. Kelompok daun lebar Angiospermae sebanyak 39 jenis yang mencakup 34 marga dan 18 famili dimana jenis yang paling banyak adalah jenis dari Khaya dan Terminalia, masing-masing 3 jenis. Berdasarkan asal benihnya, jenis pohon asing tersebut berasal dari Negara yang beriklim tropis dan sub-tropis. Jenis pohon asli Indonesia terdiri dari jenis-jenis pohon yang termasuk: a. Kelompok daun jarum Gymnospermae sebanyak 3 jenis yaitu dari marga Agathis famili Araucariaceae, Pinus famili Pinaceae dan Podocarpus famili Podocarpaceae. b. Kelompok daun lebar Angiospermae sebanyak 82 jenis, mencakup 56 marga dan 34 famili dimana jenis yang paling banyak adalah jenis dari marga Shorea 10 jenis, Eugenia 5 jenis, Dipterocarpus 94 jenis dan Hopea 4 jenis. Berdasarkan asal benihnya, jenis pohon asli Indonesia berasal dari hampir seluruh pulau besar yang ada di Indonesia, mencakup Indonesia Bagian Barat, Tengah dan Timur. Fauna Jenis-jenis fauna yang hidup di kawasan hutan penelitian Darmaga tidak begitu banyak. Hal ini disebabkan oleh luasannya yang tidak begitu besar dan dekat dengan perkampungan penduduk. Fauna tersebut antara lain berbagai jenis burung Aves, ular tanah Agkistrodon rhodostoma, tupaibajing Lariscus sp., musang Paradoxurus hermaphroditus, dan berbagai jenis serangga.