Y = -7,663 - 0,041X
1
+ 38,973 X
2
+ 0,202X
3
+ 51,208 X
4
-  0,044X
5
Persamaan ini  menunjukkan bahwa variable  yang  berpengaruh signifikan terhadap kelimpahan cacing tanah adalah unsur-unsur kesuburan tanah C-organik  X
2
dan fosfor X
4
dengan menghasilkan nilai R = 0,901.
5.2 Pembahasan
Kelima tipe tutupan yaitu tanah kosong, rumput-rumputan, semak belukar, hutan tanaman dan hutan campuran. Tipe tutupan lahan tersebut memiliki kondisi
lingkungan dan sejarah  pengelolaan yang berbeda-beda sehingga kelimpahan cacing tanah pada setiap tipe tutupan lahan berbeda. Kondisi lingkungan  yang sangat
berpengaruh terhadap kelimpahan cacing tanah sebagai bioindikator kesuburan tanah adalah faktor lingkungan yang juga berpengaruh terhadap kualitas kastingnya.
Sihombing 1991, menyatakan kotoran atau feses cacing tanah yang bertekstur  halus dan subur adalah eksmecat  casting cacing tanah.  Istilah  casting
pada sebagian besar masyarakat adalah kotoran cacing tanah casting  yang bercampur dengan sisa media atau pakan cacing tanah. Casting  merupakan hasil
proses pencernaan yang terjadi di dalam tubuh dan setelah keluar dari tubuh cacing merupakan proses fermentasi. Di dalam tubuh cacing tanah terdapat banyak bakteri
yang membantu proses dekomposisi bahan organik menjadi senyawa sederhana dan siap diserap oleh tumbuhan.
Kandungan unsur hara casting  tergantung pada spesies cacing tanah yang menghasilkan, bentuk berbeda-beda dan spesifik untuk setiap spesies. Casting
tersebut diletakkan di bagian permukaan tanah dekat dengan lubang masuk mulut liang.  Menurut Tomatti 1988, casting  cacing tanah mengandung hormon tumbuh
tumbuhan seperti auksin 3.80 ug equievg BK, sitokinin 1.05 ug equievg BK dan giberelin 2.75 ug equievg BK. Hormon tersebut tidak hanya memacu perakaran pada
cangkokan, tetapi juga memacu pertumbuhan akar tanaman di dalam tanah, memacu pertunasan ranting baru pada batang dan cabang pohon, serta  pertumbuhan daun.
Casting  memiliki banyak kelebihan dalam hal kandungan unsur hara dan bahan organik lain yang berguna bagi tumbuhan. Oleh karena itu, casting  banyak
dimanfaatkan sebagai pupuk organik penyubur tumbuhan.  Disamping itu, casting merupakan sumber nutrisi bagi mikroba tanah, dengan adanya nutrisi tersebut,
mikroba pengurai bahan organik akan terus berkembang dan menguraikan bahan organik dengan lebih cepat. Oleh karena itu, selain meningkatkan kesuburan tanah,
casting  juga membantu proses penghancuran limbah organik.  Dalam meningkatkan kesuburan tanah, casting berperan memperbaiki kemampuan menahan air, membantu
penyediaan nutrisi bagi tumbuhan dan memperbaiki struktur tanah Minnich, 1977. Casting  mempunyai kemampuan menahan air sebesar 40-60 persen. Hal ini karena
struktur casting yang memiliki ruang kosong yang mampu menyerap dan menyimpan air, sehingga mampu mempertahankan kelembaban.
Kualitas  casting  ditentukan beberapa parameter fisik, kimiawi, dan biologis. Tingkat kematangan casting  secara fisik dapat ditentukan dari bau, warna, tekstur
ukuran partikel, temperatur dan kelembaban. Secara kimia kualitas casting ditentukan oleh kandungan unsur-unsur hara C, N, P, K, Ca dan Mg, CN rasio, pH
dan kandungan bahan organik sedangkan secara biologis ditentukan oleh kemampuan cacing tanah untuk beradaptasi dan bereproduksi.
Adanya parameter fisik dan kimia tersebut memengaruhi melimpahnya cacing tanah  pada setiap tipe tutupan lahan. Faktor fisik dapat dilihat secara jelas  adanya
penyimpangan  bahwa  nilai  pH pada rumput-rumputan sangat rendah dibandingkan tanah kosong. Hal ini disebabkan pada rumput-rumputan memiliki kemasaman tanah
yang sangat masam dan cenderung kering  sehingga cacing tanah tidak dapat hidup dan berkembangbiak  pada lahan tersebut.  Tanah yang pH-nya  masam dapat
mengganggu  pertumbuhan dan daya berkembang biak cacing tanah, karena ketersediaan bahan organik dan unsur hara pakan cacing tanah relatif terbatas. Di
samping itu, tanah yang ber pH masam kurang mendukung proses pembusukan fermentasi bahan  organik.  Oleh karena itu, tanah  yang mendapat perlakuan
pengapuran sering banyak dihuni cacing tanah. Pengapuran berfungsi menaikkan meningkatkan pH tanah sampai mendakati pH netral.  Disamping itu, berdasarkan
sejarah pengelolaan lahan rumput-rumputan pada lokasi penelitian merupakan  lahan bekas perkebunan penduduk setempat namun kegiatan penanaman tidak berlanjut
maka lahan tersebut dibiarkan sehingga menjadi lahan yang hanya ditumbuhi rumput- rumputan.
Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa ada  hubungan antara variable cacing tanah dengan nilai kesuburan tanah C-organik dan fosfor yang  nyata.
Pembuktian bahwa bahan  organik memegang peranan penting dalam memperbaiki sifat-sifat
tanah  fisik, kimia dan biologi selanjutnya  material tersebut  akan berdampak dalam meningkatkan produktivitas
tanah dan tumbuhan. Oleh karena itu, bahan organik disebut  sebagai dinamisator, aktivator dan regenerator tanah dalam
meningkatkan dan mempertahankan produktivitas lahan Davies, 1972. Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lahan. Hal ini karena  bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan
kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik  Davies, 1972. Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik
dalam ekosistem tanah. Kandungan bahan organik sangat erat berkaitan dengan KTK Kapasitas Tukar Kation dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa pemberian
bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadi pemadatan tanah Richard, 1978.
Dalam hal ini, unsur  fosfor P merupakan unsur kimia tanah yang sangat diperlukan pada pertumbuhan tanaman. Fosfor dalam tanah berasal dari bahan
organik, pupuk buatan dan mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6-7 Hardjowigeno  2003.  Menurut Foth 1994 jika
kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil. Hal ini menjelaskan bahwa lebih tinggi nilai fosfor pada lahan hutan tanaman