17
Dalam pencemaran lingkungan yang memegang peranan adalah bahan aktif pestisida yang persisten. Organisme yang hidup dalam tanah dapat terbunuh, tidak
saja oleh zat kimia yang langsung disemprotkan ke tanah, tetapi penyemprotan yang ditujukan ke tanaman juga dapat mempengaruhi kehidupan organisme tersebut karena
zat kimia tersebut akan tercuci oleh air hujan dan jatuh ke dalam tanah Srikandi, 2010.
2.4 Dampak Residu Herbisida terhadap Tanaman Padi dan Hasil Panen
Gulma merupakan salah satu faktor pembatas produksi tanaman padi. Gulma menyerap hara dan air lebih cepat dibanding tanaman pokok Gupta, 1984.
Komunitas gulma dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan kultur teknis. Spesies gulma yang tumbuh bergantung pada pengairan, pemupukan, pengolahan
tanah, dan cara pengendalian gulma Noor dan Pane, 2002. Gulma berinteraksi dengan tanaman melalui persaingan untuk mendapatkan
satu atau lebih faktor tumbuh yang terbatas, seperti cahaya, hara, dan air. Tingkat persaingan bergantung pada curah hujan, varietas, kondisi tanah, kerapatan gulma,
lamanya tanaman, pertumbuhan gulma, serta umur tanaman saat gulma mulai bersaing Jatmiko et al. 2002. Di tingkat petani, kehilangan hasil padi karena
persaingan dengan gulma mencapai 10-15. Karena terbatasnya tenaga kerja untuk menyiang, dalam mengendalikan gulma petani mulai beralih dari penyiangan secara
manual ke pemakaian herbisida Pane et al. 1999. Selain itu, penggunaan herbisida lebih ekonomis dan efektif mengendalikan gulma dibanding cara lain, terutama pada
hamparan yang luas. Caseley, 1994. Pengendalian gulma dimaksudkan untuk menekan atau mengurangi populasi gulma sehingga penurunan hasil secara ekonomis
menjadi tidak berarti Mulyono et al., 2003. Pestisida yang tertinggal pada tanaman setelah dilakukan suatu penyemprotan
disebut residu permukaan atau residu efektif Tarumingkeng, 1995. Residu permukaan dapat menghilang karena pencucian pembilasan, run off, hidrolisis dan
18
sebagainya. Dalam waktu 1-2 jam setelah tanaman diperlakukan dengan pestisida kemungkinan besar 40 deposit telah hilang karena pencucian jika terjadi hujan,
sisanya terurai oleh sinar ultra violet Srikandi, 2010. Pestisida yang masuk dalam sistem tanaman mengalami salah satu dari dua
kemungkinan yaitu pestisida akan mengalami degradasi menjadi komponen tidak beracun atau pestisida akan menjadi lebih beracun aktivasi karena konyugasi
Srikandi, 2010. Pestisida yang bersifat sistemik polar sebagian akan diambil tanaman melalui akar dan mengalami transformasi kimiawi ke tempat lain bersama
hasil panen, sedangkan pestisida yang bersifat non-sistemik non-polar akan terserap hanya sampai pada permukaan akar karena tidak dapat menembus lapisan epidermis
Srikandi, 2010. Akumulasi pestisida dalam tanaman tergantung pada konsentrasi residu dalam tanah dan jumlah total pestisida dalam jaringan yang bersifat persisten.
Pestisida yang tersimpan dalam lemak atau lapisan lilin kemungkinan sulit untuk mengalami degradasi ataupun aktivasi, karena pestisida yang lipofilik biasanya
bersifat stabil
dan persisten,
contohnya pestisida
golongan organoklorin
Tarumingkeng, 1995 Besarnya residu pestisida yang tertinggal di tanaman tergantung pada dosis,
banyaknya dan interval aplikasi, faktor-faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi dekomposisi dan pengurangan residu, jenis tanaman yang diperlakukan, formulasi
pestisida dan cara aplikasinya, jenis bahan aktif dan persistensinya serta saat aplikasi terakhir sebelum hasil tanaman dipanen Direktorat Pupuk dan Pestisida, 2011a.
2.5 Dampak Residu Herbisida terhadap Manusia dan Lingkungan