Latar Belakang Bioinsecticides Production by Bacillus thuringiensis Using Agroindustrial By Product in Solid Fermentation
Umumnya, bioinsektisida diproduksi menggunakan kultivasi media cair. Pada penelitian ini, bioinsektisida diproduksi pada kultivasi media padat
menggunakan hasil samping agroindustri sebagai substrat sumber karbon dan nitrogen. Hal ini karena sifat dari bakteri yang mendukung kultivasi media padat,
yaitu aerobik fakultatif tidak mutlak memerlukan oksigen, motil bergerak, spora lebih cepat terbentuk dibandingkan pada kultivasi media cair, dan produk
dapat digunakan secara langsung. Sisa substrat dapat berfungsi sebagai pelindung Bacillus thuringiensis dan attractant.
Tabel 1.1 Komponen Kimia dari Limbah Agroindustri
Limbah Agroindustri Komponen Kimia bk
Air Abu
Total Nitrogen
Total Karbon
Onggok
a
12.73 9.1
2.5 65.9
Ampas Tahu
b
13.83 3.36
2.52 -
Ampas Sagu
c
59.1 4.1
1 65.7
Iles-Iles
d
7.18 8.84
3.66 69.65
Kulit Kopi
e
14.40 5.96
6.35 61.05
Bungkil Inti Sawit
f
- -
15.3 -
Ampas Kacang Tanah
g
- 7
46 12
Ampok Jagung
h
12.33 2.47
10.2 63.21
a
Kurniadi 2010,
b
Debby et al. 2005,
c
Abd-Aziz 2002,
d
Syaefullah 1990,
e
Zainuddin dan Murtisari 1995,
f
Idris et al. 1998,
g
Lahoni 2003,
h
Iriani et al.2012
Tabel 1.2. Karakteristik Produk Bioinsektisida dengan Galur dan Media Berbeda
No. Substrat
Galur CN
Rasio VSC
Sporaml LC
50
mgl Potensi
IUmg
1. Ampas tahu
a
Bacillus thuringiensis
subsp. aizawai 7:1
1.37 x 10
7
62000 7.7
2. Ampas tahu dan
air kelapa
b
Bacillus thuringiensis
subsp. aizawai 7:1
2.95 x 10
8
0.09 8356
3. Air kelapa
c
Bacillus thuringiensis
subsp. israelensis -
3.3 x 10
11
8,6 93
4. Onggok
d
Bacillus thuringiensis
subsp. israelensis 7:1
2.2 x 10
7
0,49 1633
5. Rendaman
Kedelai
e
Bacillus thuringiensis
subsp. israelensis -
5,2 x 10
8
3.0 267
a
Nafari 2012,
b
Nelly 2012,
c
Putrina dan Fardedi 2007,
d
Rahayuningsih et al. 2007,
e
Blondine et al. 1999
Selain kondisi fermentasi dan komposisi medium, galur mikroorganisme juga berpengaruh pada karakteristik produk bioinsektisida yang dihasilkan, seperti
pertumbuhan, toksisitas, dan potensi produk. Karakteristik dari produk bioinsektisida dengan galur dan media yang berbeda disajikan pada Tabel 1.2.
Dulmage 1981 mengemukakan bahwa setiap galur dari Bacillus thuringiensis akan memiliki nilai potensi yang berbeda karena susunan unik
endotoksin yang dimiliki masing-masing galur. Komplek spora dan kristal protein yang optimum dapat diperoleh jika terdapat kesesuaian komponen media dan
galur Bacillus thuringiensis yang digunakan. Nilai parameter terbaik untuk suatu galur tidak sama dengan galur yang lain.
Umumnya, bioinsektisida diproduksi menggunakan kultivasi media cair. Pada penelitian ini, bioinsektisida diproduksi pada kultivasi media padat
menggunakan hasil samping agroindustri sebagai substrat sumber karbon dan nitrogen.