Kerangka Penelitian Bioinsecticides Production by Bacillus thuringiensis Using Agroindustrial By Product in Solid Fermentation

Karakterisasi Media Kultivasi Karakterisasi Isolat Produksi Bionsektisida Karakterisasi Bionsektisida Mulai Selesai Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian

2.2 Bahan dan Alat

Isolat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kultur Bacillus thuringiensis subsp. aizawai, Bacillus thuringiensis subsp. berliner, dan Bacillus thuringiensis subsp. israelensis. Sebagai substrat dalam penelitian ini adalah ampas sagu, onggok, fraksi pati iles-iles, kulit kopi, ampas tahu, bungkil kelapa sawit, ampas kacang tanah, dan ampok jagung. Mineral yang digunakan adalah MgSO 4 .7H 2 O, MnSO 4 .H 2 O, ZnSO 4 .7H 2 O, FeSO 4 .7H 2 O, dan CaCO 3 . Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah otoklaf, a w -meter, pH- meter, oven, lemari es, inkubator, neraca analitik, desikator, spektrofotometer, freezer, loop inokulasi, dan alat-alat gelas lainnya seperti labu erlenmeyer, tabung reaksi, pipet, bunsen, cawan petri, dan gelas piala.

2.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Bioproses. Laboratorium Teknik Kimia, Laboratorium Pengawasan Mutu, Laboratorium DIT dan laboratorium lainnya yang terdapat di Departemen Teknologi Industri Pertanian, FATETA IPB. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2013 sampai dengan Juli 2013.

2.4 Metode Penelitian

2.4.1 Karakterisasi Substrat Bahan-bahan yang digunakan sebagai substrat dikeringkan terlebih dahulu dan digiling hingga lolos 20 mesh. Karakterisasi substrat dilakukan untuk menganalisis kandungan komponen proksimat dan karakteristik fisik berupa a w , densitas kamba dan water holding capacity. Karakterisasi substrat dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Prosedur analisis terlampir pada Lampiran 1.

2.4.2 Karakterisasi Isolat Bacillus thuringiensis

Parameter pada karakterisasi isolat meliputi kemampuan selulolitik, amilolitik, dan kemampuan dalam pembentukan sel. Isolat yang telah murni ditumbuhkan pada media starch agar dan CMC agar. Pertumbuhan isolat pada starch agar digunakan untuk mengetahui kemampuan amilolitik isolat sedangkan pertumbuhan isolat pada CMC agar digunakan untuk mengetahui kemampuan selulolitik isolat. Media CMC agar dicampur dengan congo red 0.1 0.1 g congo red dalam 100 ml alkohol 96. Isolat kemudian diinkubasikan selama ±48 jam pada suhu ruangan. Isolat pada media starch agar ditetesi dengan iodin. Isolat yang telah ditetesi, didiamkan selama 15 menit, kemudian dicuci menggunakan NaCl 0.2 M dan disimpan dalam suhu ruang 30±2 o C selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan pengukuran diameter zona bening yang terbentuk di sekitar koloni dan diameter koloni. Seleksi dilakukan berdasarkan nisbah zona bening terhadap diameter koloni pada media starch agar atau CMC agar. Nilai indeks potensial IP bakteri dapat dihitung dengan pengukuran zona bening ϕ zona bening yang terbentuk di sekitar koloni dikurangi diameter koloni ϕ koloni dibagi diameter koloni ϕ koloni Madigan dan Martinko 2006. �� = � � � � � − � � � � Kemampuan pembentukan sel dari setiap galur isolat dapat diketahui melalui uji TPC dan VSC. Isolat dari setiap galur akan ditumbuhkan pada media sederhana nutrient broth dan selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap TPC dan VSC.Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.

2.4.3 Penyiapan Inokulum

Inokulum atau kultur bibit untuk menginokulasi medium fermentasi disiapkan secara bertahap mengikuti metode Capalbo et al. 2001. Satu lup biakan Bacillus thuringiensis diinokulasikan dalam 50 ml medium nutrient broth NB dan diinkubasikan dalam rotary shaking incubator pada kecepatan 150 rpm, suhu 30 o C selama 15 jam.