Jumlah Spora Hidup Kemampuan Pembentukan Sel

Gambar 3.2 Kurva Pertumbuhan Spora Bacillus thuringiensis pada Media Nutrient Broth Pada kondisi kultivasi standar seperti kultivasi pada NB, pembentukan badan spora akan sempurna dalam waktu 24 jam setelah inokulasi Rahayuningsih 2003. Pada Gambar 3.2, spora sudah terbentuk pada jam ke-12, tetapi spora baru terbentuk secara sempurna pada jam ke-24. Hal ini sesuai dengan informasi yang diperoleh dari Gambar 3.1. Pada saat kultivasi, ketiga galur Bacillus thuringiensis dalam keadaann aktif sehingga pada jam ke-12 spora sudah terbentuk. Jika dibandingkan dengan jumlah sel hidup yang disajikan pada Gambar 3.1, jumlah spora hidup memiliki nilai yang lebih kecil. Hal ini karena pada pengujian jumlah sel hidup, perhitungan dilakukan terhadap jumlah sel vegetatif dan jumlah spora, sedangkan pada pengujian jumlah spora hidup, hanya jumlah spora saja yang dihitung.

3.3 Pengaruh Jenis Substrat Terhadap Kemampuan Memproduksi

Bioinsektisida Mikroorganisme membutuhkan sumber air, karbon, nitrogen, unsur mineral dan faktor pertumbuhan di dalam media tumbuhnya. Ketersediaan sumber karbon dan nitrogen dapat mempengaruhi jumlah sel hidup, spora dan kristal protein dalam proses kultivasi Rahayuningsih et al. 2007; Tirado-Montiel et al. 2001; Mummigati dan Raghunathan 1990. Menurut Morris et al. 1996, medium fermentasi digunakan sebagai sumber bahan makanan bagi isolat selama masa fermentasi berlangsung. Karbon merupakan bahan utama untuk penyediaan energi Dulmage dan Rhodes 1971. Bacillus thuringiensis telah terbukti memiliki kemampuan amilolitik dan selulolitik. Enzim amilase dan selulase yang dihasilkan digunakan untuk 2 4 6 8 10 12 14 16 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72 ƩS por a log C FU g Waktu Inkubasi jam Bacillus thuringiensis subsp. aizawai Bacillus thuringiensis subsp. berliner Bacillus thuringiensis subsp. israelensis mengubah senyawa kompleks menjadi gula sederhana yang digunakan untuk pertumbuhan dan pembentukan produk. Pertumbuhan isolat diukur melalui jumlah sel hidup sedangkan pembentukan produk melalui pengujian jumlah spora dan nilai LC 50 yang menggambarkan potensi kristal protein yang terbentuk. Jumlah spora pada umumnya berpengaruh terhadap tingkat toksisitas bioinsektisida. Semakin banyak jumlah spora maka semakin banyak pula kristal protein yang dihasilkan sehingga akan mempengaruhi toksisitas bioinsektisida yang dihasilkan. Selama masa sporulasi pada akhir pertumbuhan eksponensial, Bacillus thuringiensis membentuk suatu bahan inklusi yang terdiri atas protein yang dikenal sebagai Insecticidal Crystal Proteins ICPs, protein Cry atau δ- endotoksin yang sangat beracun pada berbagai hama pertanian yang penting. Kristal protein terbentuk bersamaan dengan pembentukan spora, yaitu pada waktu sel mengalami sporulasi. Kristal tersebut merupakan komponen protein yang mengandung toksin δ-endotoksin yang terbentuk di dalam sel selama 2 – 3 jam setelah akhir fase eksponensial dan baru keluar dari sel pada waktu sel mengalami autolisis setelah sporulasi sempurna. Sekitar 95 dari keseluruhan komponen kristal terdiri atas protein dengan asam amino umumnya terdiri dari asam glutamat, asam aspartat, dan arginin, sedangkan 5 sisanya terdiri atas karbohidrat yaitu mannosa dan glukosa Bulla et al. 1977. Tabel 3.3 Pengaruh Substrat Sumber Karbon Terhadap Kinerja Fermentasi Bacillus thuringiensis Menggunakan Urea sebagai Substrat Sumber Nitrogen dengan CN rasio 7 Karakteristik Substrat Sumber Karbon Onggok Kulit Kopi Fraksi Pati Iles-Iles Ampas Sagu Bacillus thuringiensis subsp. aizawai Jumlah Sel Hiduplog CFUg 11.3 a 11.2 a 11.0 a 10.0 b Jumlah Spora log CFUg 10.8 a 10.4 a 10.2 a 7.7 b LC 50 µgml 0.09 a 0.18 a 3.54 b 3.07 c Susut Bobot 1.7 a 1.4 a 4.1 b 2.1 a Penurunan Kadar Serat 7.3 a 5.8 b 6.2 ab 5.2 b Potensi Bioinsektisida IUmg 8889 a 4444 a 226 b 261 c Bacillus thuringiensis subsp. berliner Jumlah sel hidup log CFUg 11.6 ab 12.3 b 10.7 a 11.1 a Jumlah spora log CFUg 9.2 a 10.1 b 9.1 a 8.5 a LC 50 µgml 0.46 a 0.07 b 0.74 c 1.29 d Susut Bobot 2.5 a 1.8 a 3.7 a 2.3 a Penurunan Kadar Serat 4.5 a 5.3 b 4.4 a 4.4 a Potensi Bioinsektisida IUmg 1739 a 11429 b 1081 c 620 d Bacillus thuringiensis subsp. israelensis Jumlah Sel Hidup log CFUg 11.8 a 12.2 a 10.6 b 9.9 b Jumlah Spora log CFUg 8.1 a 9.1 b 7.2 c 7.6 ac LC 50 µgml 0.60 a 0.05 b 5.00 c 1.08 d Susut Bobot 0.9 a 1.5 a 2.7 a 2.2 a Penurunan Kadar Serat 17.2 a 38.6 b 10.4 c 9.9 c Potensi Bioinsektisida IUmg 1333 a 16000 b 160 c 741 d Keterangan: Huruf yang berbeda a,b,c,d pada baris yang sama menandakan berbeda nyata