73
8. Nilai PinjamanKredit Anggota
Jumlah pinjamankredit dapat membantu kemampuan petani untuk mencukupi kebutuhan secara layak dalam menjalankan aktivitas usahataninya.
Besar kecilnya jumlah pinjamankredit usahatani, menjadi faktor yang akan mempengaruhi tingkat kemampuan petani utamanya dalam membeli input
produksi. Distribusi jumlah jumlah pinjamankredit pada Petani PUAP dan Non PUAP disajikan pada Tabel 26.
Tabel 26. Distribusi responden menurut jumlah pinjamankredit
Jumlah Pinjaman
Rp Petani PUAP
Petani Non PUAP Frekuensi
orang Frekuensi
orang 2.000.000
15 50,00
14 46,67
1.000.000 15
50,00 16
53,33 Jumlah
30 100,00
30 100,00
Berdasarkan Tabel 26, jika dilihat dari rata-rata jumlah pinjamankredit baik petani PUAP maupun non PUAP hampir sama. Namun yang membedakan yakni
sumber pinjamankredit tersebut. Petani PUAP mendapat pinjamankredit untuk usahatani bersumber dari Gapoktan. Bungajasa pinjamankredit yang diterapkan
oleh Gapoktan PUAP sebesar 10 persen per musim tanam.
Sedangkan petani non PUAP mendapatkan pinjamankredit dari kios atau tengkulak. Hal ini disebabkan karena kemampuan Gapoktan non PUAP atas
permodalan untuk usaha simpan pinjam masih rendah. Bungajasa yang diterapkan oleh kiostengkulak sangat tinggi, yakni sebesar 20 persen per musim
tanam. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab pendapatan bersih usahatani petani non PUAP lebih rendah dari pada petani PUAP.
Keragaan Atribut Kinerja Gapotan
Setiap organisasi akan berusaha untuk mencapai tujuannya yang disesuaikan dengan sumber daya yang dimilikinya. Kinerja organisasi yang baik
good performance adalah apabila semua bagian organisasi bekerja secara benar, efektif, dan efisien, untuk mencapai tujuan tersebut.
Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja output individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh
kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Kinerja organisasi ialah hasil yang ditunjukkan oleh
sebuah organisasi atau tingkat pencapaian pelaksanaan tugas suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi tersebut.
Komponen utama kinerja adalah memahami dengan baik kinerja organisasi melalui pemahaman pencapaian tujuan dengan kesesuaian tujuannya efektivitas,
dan menggunakan sumberdaya yang relatif sedikit dalam melakukannya efisiensi. Dalam kontek tersebut laba hanya salah satu dari berbagai indikator
kinerja sebagai penilaian kinerja. Lebih lanjut, keragaan dalam organisasi yang berhubungan dengan kinerja, meliputi: a kinerja dalam kaitannya dengan
efektivitas, b kinerja dalam kaitannya dengan efisiensi, c kinerja dalam
74 kaitannya dengan relevansi yang sedang berlangsung, dan d kinerja dalam
kaitannya dengan viabilitas keuangan atau pencapaian kemandirian keuangan organisasi.
1. Efektifitas Organisasi
Efektivitas adalah derajat kesanggupan sebuah sistem untuk mencapai tujuan program melalui kebijakan yang telah ditentukan. Dalam praktiknya,
efektivitas berkaitan dengan sejumlah aspek preferensi yang berbeda dari keterkaitan pelayanan dengan tujuan hasil program. Tujuan-tujuan dari program
itu antara lain: 1 aksesibilitasketerjangkauan aspek-aspek semacam kesanggupan, representasi di antara kelompok-kelompok yang menjadi prioritas,
dan keterjangkauan fisik, 2 kesesuaian menyocokkan pelayanan dengan kebutuhan masyarakatclient, dan 3 kualitas proses pertemuan standar yang
dibutuhkan atau timbulnya kegagalan pelayanan.
Analisis efektivitas organisasi Gapoktan sebagai lembaga alternatif permodalan masyarakat, dilihat dari Perspektif masyarakat petani khususnya
anggota Gapoktan. Perspektif yang bisa digali yakni Perspektif terhadap kemudahan mekanisme pengajuan kredit, ketepatan penyaluran kredit, pelayanan,
besaran kredit yang diberikan, lama waktu pencairan kredit dan tingkat bunga yang ditetapkan, dilihat dari jangkauan nasabah, perkembangan jumlah nasabah,
kredit yng disalurkan, dan tabungan yang berhasil dihimpun. Perspektif tersebut kemudian diuraikan kedalam beberapa parameter. Parameter-parameter ini
sebagai acuan dalam proses penggalian data penelitian yang berhubungan dengan atribut efektifitas organisasi, dimana parameter-parameter tersebut dilakukan uji
validasi. Hasil uji validasi untuk indikator kinerja Gapoktan yang dilihat dari aspek efektivitas organisasi, disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Hasil uji validasi aspek efektivitas organisasi
No. Indikator
Nilai r-hitung
Validitas 1.
Jumlah asset yang dikelola Gapoktan 0,893
Valid 2.
Akumulasi Peningkatan asset 0,893
Valid 3.
Penyaluran dana PUAP untuk petani anggota 0,893
Valid 4.
Penyaluran dana PUAP untuk usahatani padi 0,702
Valid 5.
Gapoktan melaksanakan RAT tepat waktu 0,988
Valid 6.
Gapoktan melaksanakan pertemuan rutin anggota 0,860
Valid 7.
Gapoktan memiliki LKM-A dan berbadan hukum 0,893
Valid 8.
Unit usaha produktif yang dikembangkan Gapoktan 0,697
Valid 9.
Operasional unit usaha produktif yang dikembangkan 0,860
Valid 10.
Pengambil keputusan dalam penyaluran pinjaman 0,546
Valid 11.
Waktu pencairan pinjaman anggota 0,860
Valid 12.
Nilai pinjaman maksimal yang disalurkan Gapoktan 0,988
Valid 13.
Jumlah petani yang melakukan pinjaman ulang 0,893
Valid 14.
Frekuensi pinjaman setiap anggota 0,860
Valid 15.
Gapoktan melaksanakan pembinaan kepada anggota 0,926
Valid 16.
Gapoktan menyalurkan pinjaman tepat waktu 0,893
Valid 17.
Kecukupan nilai pinjaman yang disalurkan Gapoktan 0,860
Valid 18.
Besaran pinjaman yang dapat disetujui Gapoktan 0,893
Valid 19.
Sarana dan prasarana yang dimiliki Gapoktan 0,926
Valid 20.
Aksesibilitas lokasi kantor Gapoktan 0,621
Valid Nilai r-tabel=0,304 df=58 dan selang kepercayaan 95