71 Tabel 22. Distribusi responden menurut luas lahan usahatani padi
Luas Lahan Ha
Petani PUAP Petani Non PUAP
Frekuensi Frekuensi
0,5 0,00
3 10,00
0,6 – 0,7
11 36,67
17 56,67
0,8 – 0,9
0,00 0,00
1 19
63,33 10
33,33 Jumlah
30 100,00
30 100,00
5. Status Kepemilikan Lahan
Proporsi satus kepemilikan lahan, baik pada kelompok petani PUAP maupun Non PUAP adalah sama, sebanyak 93,33 responden memiliki lahan
sawah yang digarap berstatus milik pribadi. Sama halnya untuk proporsi lahan sawah dengan sistem bagi hasil, pada kedua kelompok petani yang melakukan
bagi hasil masing-masing memiliki persentase sebesar 6,67. Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, penguasaan sumberdaya lahan pertanian bagi petani pada
kelompok petani PUAP maupun non PUAP, menunjukkan adanya indikasi kuatnya akses lahan bagi petani di Kabupaten Subang Kecamatan Ciasem dan
Patok Besi. Status kepemilikan dari responden disajikan pada Tabel 23. Tabel 23. Distribusi responden menurut status kepemilikan lahan
Status Kepemilikan Lahan
Petani PUAP Petani Non PUAP
Frekuensi Frekuensi
Pribadi 28
93,33 28
93,33 Bagi Hasil
2 6,67
2 6,67
Sewa 0,00
0,00 Jumlah
30 100,00
30 100,00
Tabel 23, menunjukkan bahwa petani sampel pada kedua grup sebagian besar adalah petani pemilik. Sehingga petani secara mandiri dapat mengelola
lahannya untuk usahatani, utamanya petani tidak perlu terbebani oleh biaya sewa lahan. Mengingat biaya sewa lahan akan menjadi biaya tambahan bagi petani di
dalah usahataninya, karena akan mengurangi pendapatan petani.
6. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga dapat mengukur tingkat kemampuan petani dalam menghidupi keluarganya secara layak dari hasil usahataninya. Dengan luas
lahan usahatani yang biasanya relatif tetap maka besarnya tanggungan keluarga menjadi faktor yang akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga petani
tersebut. Distribusi jumlah tanggungan keluarga termasuk kepala keluarga petani responden kelompok Petani PUAP dan Non PUAP disajikan pada Tabel 24.
Terlihat bahwa sebagain besar jumlah tanggungan keluarga di kedua kelompok tersebut berada di kisaran jumlah tanggungan 4-5 orang, yakni sebesar
66,67 untuk kelompok petani PUAP dan 80 untuk kelompok petani Non PUAP. Kondisi ini merupakan salah satu ciri yang menonjol pada petani di
perdesaan adalah ukuran keluarga yang relatif besar. Jumlah anak cenderung banyak, karena anak dinilai bukan sebagai aset investasi, tetapi sebagai sumber
72 faktor produksi tenaga kerja untuk menambah pendapatan keluarga. semakin
banyak jumlah tanggungan keluarga akan memperkecil pendapatan per kapita, karena dengan besarnya jumlah anggota keluarga akan menyebabkan biaya
pengeluaran semakin meningkat. Hal ini menyebabkan petani di perdesaan sulit untuk keluar dari kemiskinan.
Tabel 24. Distribusi responden menurut jumlah tanggungan keluarga
Jumlah Tanggungan orang
Petani PUAP Petani Non PUAP
Frekuensi Frekuensi
2 – 3
10 33,33
6 20,00
4 – 5
20 66,67
24 80,00
Jumlah 30
100,00 30
100,00
7. Status Pekerjaan Utama
Pekerjaan utama responden pada kedua grup petani sebagian besar bertumpu pada aktivitas pertanian. Responden melakukan aktivitas usahatani padi
sudah lebih dari 15 tahun turun temurun. Kondisi ini didukung oleh beberapa hal, diantaranya yaitu: 1 tanaman pangan khususnya padi merupakan komoditas
utama di daerah responden, 2 kesesuaian kondisi wilayah untuk tumbuhnya komoditas padi, sehingga petani yang mengalami perubahan atau penurunan hasil
panen dapat diminimalisir, 3 didukung oleh adanya hasil penelitian dari instansi penelitian komoditas padi baik pemerintah maupun perusahaan BUMN, sebut saja
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Jawa Barat, Balai Besar Penelitian Padi dan PT Syang Hiang Sri SHS. Sehingga hal tersebut mendorong sebagian
besar petani responden untuk mengusahakan komoditas ini, dan menjadikannya sebagai pekerjaan utamanya dan 4 jika dikaitkan dengan jenjang pendidikan
yang dimiliki petani, sebagian responden hanya menempuh pendidikan formal sampai SD, hal ini yang menyebabkan petani tidak berkeinginan untuk mencari
pekerjaan lain di luar sektor pertanian. Data distribusi responden menurut pekerjaan utama disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25. Distribusi responden menurut pekerjaan utama
Pekerjaan Utama Petani PUAP
Petani Non PUAP Frekuensi
Frekuensi Bertani Padi
30 100,00
27 90,00
PNS 0,00
1 3,33
Wiraswasta 0,00
2 6,67
Jumlah 30
100,00 30
100,00
Namun, petani PUAP maupun petani non PUAP, rata-rata responden hampir semua memiliki pekerjaan sampingan, seperti: beternak domba, ayam, itik, jual
krupuk, berdagangwarung, budidaya jamur merang, ikan hias buruh pabrik, buruh tani, tengkulak, kios pupuk. Hal ini dilakukan para petani sebagai strategi
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari rumah tangganya, selama menunggu waktu panen padi. Strategi ini dapat disebut juga sebagai strategi coping startegi
bertahan hidup.