39 sistematik terhadap suatu gelaja yang tampak pada objek penelitian. Sedangkan
menurut Nasution 2003, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Adapun kriteria yang hendak diperhatikan oleh observeser antara lain:
1
Memliki pengetahuan yang cukup terhadap obyek yang hendak diteliti, 2
Pemahaman tujuan
umum dan
tujuan khusus
penelitian yang
dilaksanakannya, 3
Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data, 4
Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati, 5
Pengamatan dan pencatatan harus dilaksanakan secara cermat dan kritis, 6
Pencatatan setiap gejala harus dilaksanakan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi,
7 Pemilikan pengetahuan dan keterampilan terhadap alat dan cara mencatat
hasil observasi. Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati
perubahan fenomena –fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang
kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut, bagi pelaksana observaser untuk melihat obyek moment tertentu, sehingga mampu memisahkan
antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. Margono 2007.
Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi terbuka. Dalam proses pengumpulan data, dinyatakan kegiatan yang sebenarnya kepada sumber
data, bahwa sedang dilakukan penelitian. Jadi responden yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas penelitian. Oleh karena itu fakta atau
fenomena yang akan diobservasi adalah terkait unsur kinerja Gapoktan, yaitu efektivitas organisasi, efisiensi organisasi, relevansi kesesuaian organisasi, dan
pencapaian kemandirian keuangan organisasi.
3. Focus Group Discussion FGD
FGD adalah suatu metode riset, Irwanto 1988 mendefinisikan sebagai “suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang
sangat spesifik melalui diskusi kelompok”. Dengan kata lain FGD merupakan proses pengumpulan informasi bukan melalui wawancara, bukan perorangan, dan
bukan diskusi bebas tanpa topik spesifik. Metode FGD termasuk metode kualitatif. Seperti metode kualitatif lainnya direct observation, indepthe
interview, dsb FGD berupaya menjawab jenis-jenis pertanyaan how and why, bukan jenis-jenis pertanyaan what and how many yang khas untuk metode
kuantitatif survei, dsb. FGD dan metode kualitatif lainnya sebenarnya lebih
sesuai dibandingkan metode kuantitatif untuk suatu studi yang bertujuan “to generate theories and explanations
” Morgan and Kruger 1993. Tujuan umum FGD adalah mengembangkan pemahaman mengenai dampak
sosial ekonomi pelaksanaan Program PUAP. Untuk mencapai tujuan itu dimanfaatkan secara ektensif data kuantitatif yang berlingkup makro dari berbagai
sumber. FGD merupakan salah satu metode untuk memperoleh infromasi kuantitatif-mikro dan sesuai dengan tujuan penelitian ini, karena pendekatan FGD
memungkinkan memperoleh informasi yang 1 bersifat kualitatif yang bermutu dalam waktu yang relatif singkat, mengenai dampak pelaksanaan Program PUAP,
40 2 bersifat lokal dan sensitif, dan 3 diyakini tidak dapat diperoleh memalui
pendekatan survei dan wawancara individu.
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan rekaman yang sifatnya tertulis atau film dan isinya merupakan peristiwa yang telah berlalu. Jadi, dokumen bukanlah catatan peristiwa
yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang, namun catatan masa lalu. Data- data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data
sekunder.
Dokumentasi merupakan benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen harian, dan sebagainya. Adapun
pengambilan data dokumentasi yang diperlukan terdiri atas pelaksanaan PUAP, perkembangan asset Gapoktan, dan realisasi dana PUAP.
Metode Penentuan Sampel
Untuk menjawab tujuan pertama, dipilih sampel Gapoktan. Gapoktan sampel terdiri atas dua group Gapoktan, yakni Gapoktan yang sudah menerima
dana PUAP tahun 2008-2010, selajutnya disebut Gapoktan PUAP, dan Gapoktan yang belum menerima dana PUAP, selanjutnya disebut Gapoktan Non
PUAP. Pemilihan sampel Gapoktan dilakukan secara purposive sampling secara sengaja, atas pertimbangan bahwa: 1 Gapoktan memiliki usaha ekonomi
produktif berbasis padi, 2 unit simpan pinjam sudah berjalan, 3 asset atau permodalannya sudah mengalami perkembangan, dan 4 aktivitas organisasi
masih berjalan. Jumlah Gapoktan yang dipilih pada masing-masing group, sebanyak tiga Gapoktan. Sehingga total Gapoktan sampel dalam penelitian ini
sebanyak enam Gapoktan.
Untuk menjawab tujuan kedua, dipilih sampel petani anggota dari masing- masing group Gapoktan. Petani sampel terdiri atas petani yang sudah menerima
dana PUAP, selanjutnya disebut petani PUAP, dan petani yang belum menerima dana PUAP, selanjutnya disebut petani non PUAP. Pemilihan sampel petani
dilakukan secara purposive sampling secara sengaja, berdasarkan kriteria: 1 petani yang berusahatani padi, 2 petani yang sudah menerima dana
pinjamankredit dari Gapoktan, 3 petani anggota yang berperan aktif dalam kegiatan organisasi Gapoktan, dan 4 petani yang mengalokasikan dana
pinjamankredit untuk membeli input produksi. Jumlah populasi petani anggota berdasarkan kriteria tersebut, terpilih 44 orang pada Gapoktan PUAP dan 43
orang pada Gapoktan Non PUAP.
Penentuan jumlah sampel dari populasinya untuk masing-masing group, dihitung berdasarkan rumus yang dikemukakan Yamane 1967, yaitu:
[1] Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi d
2
= Presisi ditetapkan 10 dengan tingkat kepercayaan 95