61 Melalui kegiatan Pengkajian dan peragaan, anggotapetani penerima
BLM-PUAP menerima bimbingan dari penyuluh pendamping dengan melihat contoh langsung di lapangan. Disamping itu juga ada kegiatan display varietas
yang dilakukan oleh SL-PTT bersinergi dengan kegiatan PUAP, sehingga saling melengkapi dan petani dapat mengetahui dan memilih varietas mana yang disukai
dan sesuai dengan lahan usahataninya. Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan produktivitas dari masing-masing komoditas yang dikelola oleh
petani sebagai usahanya, juga agar komponen teknologi PTT lebih spesifik lokasi sesuai kondisi setempat dan untuk mempercepat transfer teknologi oleh petugas
lapang ke petani sebagai pengguna teknologi Irawan dan Nurawan 2010.
C. Peranan Dana BLM PUAP Terhadap Penguatan Modal
Sesuai pedum Gapoktan penerima BLM adalah Gapoktan yang dibentuk dan dibina oleh Dinas atau Badan terkait, dan anggota tani yang mendapatkan
adalah petani yang miskin, tidak bankable, sulit akses ke bank, tetapi aktif di dalam oraganisasi Gapoktan. Sasaran PUAP itu sendiri adalah petani-petani
gurem, yang sebelumnya sudah mempunyai usaha baik on-farm maupun off-farm di bidang pertanian.
Adanya BLM-PUAP ini kapasitas produksi lebih dapat ditingkatkan dan usahanya dapat berjalan dengan lebih lancar lagi. Hal ini terbukti dari Gapoktan-
Gapoktan penerima BLM-PUAP Tahun 2008, modalnya makin menguat dan bertambah. Dari total Rp. 62,1 milyar dana BLM PUAP yang disalurkan tahun
2008 telah berkembang menjadi Rp. 68,39 milyar pada Desember 2011, atau meningkat sekitar 10,13. Peningkatan tertinggi terjadi di Kabupaten Bandung
yakni sebesar 37,06. Sementara yang terkecil bahkan minus terjadi di Kabupaten Cianjur -0,97, hal ini diakibatkan adanya dana yang masih
tertunggak di petani. Proporsi peningkatan paling tinggi terjadi di Kabupaten Bandung, diikuti Ciamis dan Kota Tasikmalaya. Perkembangan dana BLM PUAP
pada Gapoktan 2008 disajikan pada Tabel 17.
Berbeda dengan kondisi Gapoktan penerima dana tahun 2008, untuk Gapoktan penerima dana tahun 2009 di masing-masing kabupatenkota
perkembangan dananya lebih cepat, mengingat untuk Gapoktan penerima dana tahun 2009 ini lebih terencana dan persiapannya lebih matang, dengan kata lain
sudah ada pembelajaran dari tahun sebelumnya. Terlihat dari sudah terbitnya kelengkapan materi baik pedoman umum, juklak maupun juknis untuk
pendampingan kepada Gapoktan 2009 sebelum dana ditranfer ke rekening Gapoktan. Sehingga para pengurus Gapoktan mengetahui aturan main dan
tatacara pengelolaan dana BLM PUAP ini.
Dana BLM PUAP di tiap kabupaten telah mengalami perkembangan. Hal itu ditunjukkan oleh besaran nilai Dana BLM PUAP pada tahun buku 2011. Dari
total Rp. 70,2 milyar dana BLM PUAP yang disalurkan tahun 2009 telah berkembang menjadi Rp. 92,7 milyar pada Desember 2011, atau meningkat
sekitar 32,06. Peningkatan ini relatif lebih besar jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 10,13 berbanding 32,06. Proporsi peningkatan paling
tinggi terjadi di Kabupaten Sumedang 61,92 dan terkecil Kabupaten Kuningan 6,66. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 18.
62
Tabel 17. Perkembangan dana bantuan langsung masyarakat PUAP tahun 2008 di Provinsi Jawa Barat, per 31 Desember 2011
No. KabupatenKota
Jumlah Desa Gapoktan
Realisasi BLM PUAP
Rp. 000 Perkembangan
Dana sd 2011 Rp. 000
Peningkatan 1.
Bandung 17
1.700.000 2.330.140
37,06 2.
Bandung Barat 56
5.600.000 6.322.865
12,91 3.
Bekasi 20
2.000.000 2.155.663
7,78 4.
Bogor 25
2.500.000 2.715.155
8,61 5.
Ciamis 29
2.900.000 3.733.423
28,74 6.
Cianjur 42
4.200.000 4.159.258
-0,97 7.
Cirebon 35
3.500.000 3.811.726
8,91 8.
Garut 35
3.500.000 4.321.622
23,47 9.
Indramayu 35
3.500.000 3.850.000
10,00 10.
Karawang 35
3.500.000 3.547.817
1,37 11.
Kuningan 33
3.300.000 3.450.000
4,54 12.
Majalengka 81
8.100.000 8.251.000
1,86 13.
Purwakarta 20
2.000.000 2.366.958
18,34 14.
Subang 35
3.500.000 3.931.157
12,32 15.
Sukabumi 49
4.900.000 5.251.757
7,18 16.
Sumedang 35
3.500.000 3.760.295
10,41 17.
Tasikmalaya 19
1.900.000 2.209.059
16,27 18.
Kota Banjar 6
600.000 660.588
10,09 19.
Kota Depok 5
500.000 545.255
9,05 20.
Kota Tasikmalaya 1
100.000 122.762
22,76 21.
Kota Sukabumi 8
800.000 895.327
11,91
Jumlah 621
62.100.000 68.391.827
10,13
Sumber: BPTP Jawa Barat 2013
Tabel 18. Perkembangan dana bantuan langsung masyarakat 2009 di Provinsi Jawa Barat, per 31 Desember 2011
No. KabupatenKota
Jumlah Desa Gapoktan
Realisasi BLM PUAP
Rp. 000 Perkembangan
Dana sd 2011 Rp. 000
Peningkatan 1.
Bandung 28
2.800.000 3.500 000
25.00 2.
Bandung Barat 31
3.100.000 4.301.817
38.77 3.
Bekasi 15
1.500.000 1.841.980
22.80 4.
Bogor 23
2.300.000 3.000.000
30.43 5.
Cianjur 101
10.100.000 11.179.000
10.68 6.
Ciamis 23
2.300.000 3.580.938
55.69 7.
Cirebon 34
3.400.000 4.969.687
46.17 8.
Garut 28
2.800.000 3.371.552
20.41 9.
Indramayu 28
2.800.000 3.600.000
28.57 10.
Karawang 23
2.300.000 3.540.325
53.93 11.
Kuningan 29
2.900.000 3.093.000
6.66 12.
Majalengka 79
7.900.000 8.693.575
10.05 13.
Purwakarta 15
1.500.000 2.427.495
61.83 14.
Subang 57
5.700.000 8.639.490
51.57 15.
Sukabumi 37
3.700.000 4.845.625
30.96 16.
Sumedang 60
6.000.000 9.715.436
61.92 17.
Tasikmalaya 58
5.800.000 7.963.197
37.30 18.
Kota Banjar 6
600.000 964.860
60.81 19
Kota Cimahi 6
600.000 758.425
26.40 20.
Kota Depok 8
800.000 1.200.202
50.03 21.
Kota Sukabumi 2
200.000 271.752
35.88 22.
Kota Tasikmalaya 11
1.100.000 1.250.000
13.64
Jumlah 702
70.200.000 92.708.356
32,06
Sumber: BPTP Jawa Barat 2013