Konversi Bahan Baku menjadi Kandungan Karbon Biomassa

4.10. Konversi Bahan Baku menjadi Kandungan Karbon Biomassa

Untuk mengetahui kandungan karbon biomassa, maka dilakukan perhitungan kadar karbon asap cair dan arang pada masing-masing suhu pirolisis. Besarnya kadar karbon pada asap cair dan arang di pengaruhi oleh kandungan senyawa kimia yang ada pada bahan baku tersebut. Kandungan karbon asap cair didapatkan dari perkalian prosentase kadar karbon dengan berat asap cair yang dihasilkan. Sedangkan kandungan karbon arang diperoleh dari prosentase kadar karbon dengan berat arang yang dihasilkan pada variasi suhu pirolisis. Adapun hasil perhitungan kandungan karbon biomassa kayu jati, pinus dan bambu disajikan pada Gambar 27 hasil perhitungan pada Lampiran 11 dan 12. Gambar 27 Kandungan karbon biomassa kayu jati, pinus dan bambu. Gambar 27, menunjukkan bahwa kandungan karbon biomassa pada ketiga bahan baku tersebut mengalami kenaikan terhadap kenaikan suhu pirolisis. Dimana kandungan C biomassa jati berkisar antara 2.66-71.52 lebih tinggi dibandingkan kandungan C biomassa pinus berkisar antara 2.14-67.82 dan bambu berkisar 3.20-63.42. Potensi karbon dipengaruhi oleh kandungan biomassa. Kandungan selulosa dan lignin yang terkandung di dalam bahan baku tersebut yang mana semakin besar kandungan selulosa, maka kandungan karbon semakin besar. Hasil prosentase karbon terhadap biomassa untuk produk pirolisis dapat dihitung berdasarkan kemampuan serbuk kayu jati, pinus dan bambu dalam menyimpan karbon. Besarnya rata-rata prosentase karbon bervariasi tergantung 10 20 30 40 50 60 70 80 200 400 600 Kar b o n Biomas sa bb Suhu Pirolisis ⁰C C ‐Bio Jati C ‐Bio Pinus C ‐Bio Bambu pada suhu pirolisis. Hasil penelitian ini sejalan dengan kajian-kajian tentang kandungan karbon dalam biomassa yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya Menurut penelitian Eka 2010, bahwa bagian batang merupakan bagian yang memiliki potensi pohon yang sangat besar dari total biomassa batang sebesar 75.12. Hal ini didukung oleh Novita 2010, bahwa biomassa pada bagian batang berkisar antara 68.09-82.28 dari biomassa totalnya, kemudian dikuti oleh daun sebesar 4.17-14.44, bagian ranting 6.16-10.32, dan terkecil pada bagian cabang sebesar 7.15-7.45 dari biomassa totalnya. Menurut Limbong 2009 kandungan karbon biomassa dari tanaman Acasia Gassicarpa berkisar antara 15.21-18.69. Menurut Aditriono 2008, proporsi kandungan karbon terbesar ada pada bagian batang 66, diikuti oleh cabang 17, akar 13, dan daun 4. Menurut Oki 2008 bagian tubuh pohon memiliki kandungan yang berbeda antara bagian tubuh pohon dan kandungan karbon akar berkisar antara 10-20. Gambar 28 Pengaruh suhu pirolisis terhadap emisi karbon kayu jati, kayu pinus dan bambu. Gambar 28 dan Lampiran 13, menunjukkan bahwa emisi karbon untuk ketiga bahan baku mengalami penurunan dengan kenaikan suhu pirolisis. Kadar emisi karbon jati berkisar antara 82.62-13.65, lebih besar dibandingkan dengan kadar emisi karbon pinus berkisar antara 85.05-17.12 dan bambu berkisar antara 78.90-18.36. Hal ini disebabkan oleh berat karbon biomassa yang berbeda- beda, dimana jati mempunyai berat karbon berkisar 186.96-928.90 gram lebih besar dibandingkan berat karbon pinus berkisar 144.79-802.60 gram dan bambu berkisar 178.35-690.67 gram. Hal tersebut memperlihatkan bahwa semakin 10 20 30 40 50 60 70 80 90 200 400 600 Em is i Ka rb on bb Suhu pirolisis °C Emisi Karbon Jati Emisi Karbon Pinus Emisi Karbon Bambu rendah emisi karbon, maka biomassa tersebut semakin baik untuk dipergunakan pada proses pirolisis karena mampu mereduksi jumlah karbon yang dilepas ke udara. Pirolisis biomassa berupa limbah kayu jati dan pinus dan bambu menghasilkan karbon 50 artinya biomassa mampu mengurangi emisi karbon kayu jati sebesar 7.48-36.35, kayu pinus sebesar 17.21-32.88, dan bambu sebesar 10.21-31.64, dengan menggunakan teknologi pirolisis yang ramah lingkungan. Hal ini didukung penelitian Budiharto 2009, bahwa total emisi karbon akibat pemanenan kayu secara legal, pengambilan kayu bakar dan kebakaran hutan adalah 35.372 Mega ton karbon. Jika dibandingkan dengan laju pemanenan karbon pada hutan produksi 56.43 Mega tontahun. Emisi CO 2 yang dihasilkan dari produksi bioarang kaya C dibentuk dari pirolisis biomassa sebesar 12 Woolf et al. 2010. Menurut Franzoni et al.2010, bahwa reduksi emisi karbon yang digunakan dalam pirolisis campuran batu bara dan biomassa sebagai sumber bahan bakar Fuel sebesar 41.2.

4.11. Siklus Karbon melalui Pirolisis Biomassa