Pemisahan Asap Cair TIN

2.5. Pemisahan Asap Cair

Proses pemisahan komponen asap cair bertujuan untuk menghasilkan senyawa asam, karbonil, ester, fenol dan ter dengan kemurnian yang tinggi. Suatu komponen kimia asap cair biasanya terdapat dalam bentuk cairan berupa ekstrak dan destilat. Untuk itu perlu dilakukan pemisahan dengan metode ekstraksi dan distilasi. Ada 2 metode pemisahan asap cair yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

2.5.1. Ekstraksi Ekstraksi merupakan salah satu proses pemisahan yang dilakukan untuk

memindahkan dan menghilangkan komponen terlarut dalam suatu cairan ke cairan lainnya Noor 2002. Pelarut merupakan cairan yang melarutkan zat padat, cairan atau gas menghasilkan larutan. Pelarut tidak bereaksi secara kimia dengan komponen terlarut. Pelarut dapat juga digunakan untuk mengektraksi komponen terlarut dari campuran. Heksana Heksana merupakan hidrokarnbon alkanan dengan rumus kimia CH 3 CH 2 4 CH 3 atau C 6 H 14 . Heksana mempunyai titik didih 69°C, densitas 0.655 gml dan tetapan dielektrik 2.0. Nama lain dari heksana adalah n-heksana. Isomer dari heksana pada umumnya tidak reaktif, sering digunakan sebagai pelarut lemah pada reaksi organik karena heksana sangat non polar. Sifat beracun relatif rendah, walaupun tergolong sebagai obat bius ringan Achmadi 1994. Etil Asetat Etil asetat merupakan komponen organik dengan rumus CH 3 COOCH 2 CH 3 atau C 4 H 8 O 2 . Etil asetat mempunyai nama lain diantaranya etil ester, asetat ester dan ester etanol. Etil asetat berupa cairan bening yang mempunyai karakteristik bau tidak sedap, mempunyai densitas 0.894 gml, titik didih 77°C dan tetapan dielektrik 6.0. Etil asetat merupakan pelarut semi polar yang mempunyai sifat mudah menguap, relatif tidak beracun, tidak higroskopis dan merupakan aseptor hidrogen yang lemah. Etil asetat dapat dilarutkan lebih dari 3 solut dan mempunyai solubilitas 8 dalam air pada temperatur ruang. Pada temperatur yang lebih tinggi solubilitasnya pada air meningkat Achmadi 1994. Metanol Metanol merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia CH 3 OH dan alkohol yang paling sederhana, ringan, mudah menguap, bening, mudah terbakar, cairan dengan bau khusus yang sedang dan lebih manis daripada etanol. Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol, karbinol, alkohol kayu atau spiritus kayu. Metanol mempunyai titik didih 65°C, densitas 0.791 gml, bahan bakar dan pemecah untuk etil alkohol Achmadi 1994.

2.5.2 Distilasi

Distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen- komponen yang ada di dalam suatu larutan yang tergantung pada distribusi komponen tersebut antara fase uap dan fase cair. Semua komponen itu terdapat dalam kedua fase tersebut. Fase uap terbentuk dari fase cair melalui penguapan pada titik didihnya Geankoplis 1983. Senyawa utama yang terkandung di dalam ter yang merupakan hasil dari suatu proses distilasi adalah senyawa fenol yang terdapat dalam jumlah yang sedikit terutama terdiri dari senyawa piridin dan quinolin. Lebih lanjut Gaenkoplis 1983 mengatakan bahwa syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan jalan distilasi yaitu komponen uap haruslah berbeda dari komposisi cairan dengan terjadi kesetimbangan pada titik didih cairan. Distilasi berhubungan dengan larutan-larutan dimana semua komponen-komponen dapat menguap seperti pada larutan amonia-air atau etanol- air yang keduanya berada dalam fase uap. Menurut hasil penelitian Wang et al. 2009, senyawa asetol yang ditambahkan pelarut organik dalam proses distilasi dapat meningkatkan konsentrasi asam asetat 1-40. Distilasi dari asap cair kayu karet rubberwood dipisahkan dengan 3 fraksi dengan suhu di bawah 95°C DW 1 , 95-105°C DW 2 , suhu sampai tidak ada destilat yang keluar DW 3 Ratanapisit et al. 2009.

2.6. Kinetika Reaksi Penggunaan kinetika dalam bidang pangan pada dasarnya merupakan