2.1.1. Komposisi Kimia Kayu
Struktur kayu bervariasi di antara spesies dan sampai taraf tertentu di dalam spesies dan individu pohon. Ciri khas dan penyebaran sel bervariasi menurut
musim ketika sel itu terbentuk dan juga bervariasi dengan perubahan kegiatan pohon. Kayu tersusun dari beberapa jenis sel yang berbeda. Struktur kayu daun
lebar lebih sederhana daripada kayu daun jarum, yang mempunyai lebih banyak tipe sel. Trakeid menyusun mayoritas unsur longitodinal kayu daun jarum.
Umumnya kayu mengandung selulosa 40-60, hemiselulosa 20-30, dan lignin 20-30 Zaitsev et al. 1969.
Tiga komponen kimia utama penyusun kayu adalah sebagai berikut :
a. Selulosa
Selulosa merupakan salah satu komponen utama penyusun dinding sel yang kandungannya berkisar antara 40-45 dari bahan kering kayu. Struktur kimia
selulosa adalah rantai lurus, memanjang dan tidak bercabang. Struktur seperti itu merupakan polimer linier dari unit-unit anhidro-D-glukopiranosa yang diikat oleh
-1 →4 glikosidik. Derajat polimerisasi DP selulosa berkisar 7.000–10.000
glukosa. Kandungan dan struktur kimia selolusa antara kayu daun lebar dan kayu daun jarum relatif tidak berbeda Seperti terlihat pada Gambar 3. Satu-satunya
yang membedakan hanya DP, dimana DP selulosa kayu daun jarum lebih tinggi dibandingkan kayu daun lebar Syafii 2001.
Gambar 3 Struktur kimia selulosa kayu.
b
b x
p k
d
c
p b
d f
a t
p
b. Hemisel
Hemisel bercabang d
xilosa, ramn perbedaan a
kuantitatif m dicirikan ole
c. Lignin
Kadar polimer alam
banyak, dan disusun ole
fenilpropena alkohol gu
tersebut sela polimer lign
Gamb
lulosa
lulosa utam dan disusun o
nosa, manos antara hemi
maupun kua eh adanya ka
lignin di d mi yang san
n tiga dimen eh unit-unit
a yang men uaiasil dan
anjutnya ber nin Gambar
bar 4 Proses ma dari ka
oleh berbaga sa, arabinosa
iselulosa ka alitatif struk
andungan glu
dalam kayu ngat komple
nsional yang t monomer
nyusun struk sinapil alk
rikatan satu s 4.
pembentuka ayu merupa
ai jenis mon a dan asam
ayu daun ja ktur. Struktu
ukoronoxilan
berkisar an eks. Lignin a
g struktur ki yang dise
ktur lignin y kohol sirin
sama lain de
an polimer l akan polime
nomer misaln glukoronat.
arum dan d ur kimia he
n Syafii 20
ntara 15-35 adalah polim
imianya kom ebut fenilpr
yaitu p-kum ngil. Keti
engan ikatan
ignin Laure er yang m
nya glukosa, Secara kha
daun lebar, emiselulosa
001.
. Lignin m mer amorf,
mpleks. Poli ropena. Ad
maril alkohol ga jenis fe
n hidrogen m
ence et al. 19 11
memanjang, , galaktosa,
as terdapat dari segi
daun lebar
merupakan bercabang
imer lignin da 3 jenis
l, koniferil enilpropena
membentuk
992.
Secara khas ada perbedaan antara lignin kayu daun jarum dengan lignin kayu daun lebar baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif. Kandungan lignin
pada kayu daun jarum relatif lebih tinggi dibanding pada kayu daun lebar. Dari segi struktur, lignin kayu daun jarum hanya disusun oleh koniferil alkohol saja,
sedangkan lignin kayu daun lebar disusun oleh koniferil alkohol dan sinapil alkohol dengan perbandingan tertentu Safii 2001. Sedangkan kandungan lignin
pada bambu memiliki lignin sisa dalam pulp yang relatif lebih rendah, sehingga memiliki pengaruh yang relatif baik terhadap warna maupun sifat fisis pulp
Wardoyo 2001.
2.1.2. Potensi Limbah Kayu
Limbah kayu dapat menghasilkan arang dan cuka kayu yang dapat digunakan maupun dijual untuk menambah pendapatan masyarakat. Beberapa
sumber selulosa, hemiselulosa dan lignin yang telah banyak dikenal antara lain serat kapas, batang kayu daun jarum, batang kayu daun lebar, bagase dan jerami
gandum dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Kandungan selulosa. hemiselulosa dan lignin untuk beberapa jenis
limbah biomassa bb Jenis limbah biomassa
Kandungan bb Selolusa
Hemiselulosa Lignin
Serat kapas 90
- -
Batang kayu daun jarum 40 -50
20 -40 18 -25
Batang kayu daun lebar 45 -50
25 -35 25 -35
Bagase 25 -40
25 -50 13 -30
Jerami gandum 40
29.2 19.8
Sumber : Bintoro 1996
Penelitian yang dilakukan oleh tim CIFOR di Malinau, Kalimantan Timur Iskandar et al. 2005 menunjukkan potensi limbah kayu sangat tinggi dari
kegiatan pembalakan, yaitu sebesar 781 m
3
km panjang jalan logging baru, dengan 340 m
3
km 51 merupakan limbah kayu dari kategori batang tinggal serta 141 m
3
18 merupakan kategori pohon mati tegak. Selain itu, untuk setiap TPn Tempat penumpukan kayu sementara yang dibuka rata-rata menghasilkan
limbah kayu sebesar 207 m
3
ha, meliputi sebesar 101 m
3
49 merupakan
limbah kayu dari kategori batang tinggal dan 43 m
3
21 dari kategori pohon mati tegak. Total potensi limbah kayu di kedua lokasi tersebut sebesar 99.
Pengolahan kayu jati Tectona grandis di Pulau Jawa menjadi produk kayu gergajian, kayu konstruksi, mebel dan olahan lainnya oleh sebagian industri
cukup banyak menyisakan limbah. Penggunaan limbah kayu jati sampai saat ini masih terbatas untuk bahan bakar sehingga perlu dicari kemungkinan penggunaan
lainnya. Peningkatan nilai ekonomis pemanfaatan limbah kayu jati dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi arang aktif. Industri arang aktif sangat
diperlukan karena dapat mengabsorbsi bau, warna, gas dan logam. Pada umumnya arang aktif digunakan sebagai bahan penyerap dan penjernih. Disamping itu
kebutuhan Indonesia akan arang aktif untuk bidang industri masih relatif tinggi disebabkan semakin meluasnya pemakaian arang aktif pada sektor industri. Pada
tahun 2000, impor arang aktif sebesar 2.770.573 kg berasal dari negara Jepang, Hongkong, Korea, Taiwan, Cina, Singapura, Philipina, Sri Lanka, Malaysia,
Australia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Denmark, dan Italia Anonim 2001b. Salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap impor arang aktif dan meningkatkan produksi arang aktif di Indonesia dengan memproses limbah pengolahan kayu menjadi arang aktif
yang dapat memberikan nilai tambah lebih tinggi Hendra 1992. Kayu pinus terdapat lebih dari 20 jenis dengan nama spesies yang berbeda.
Pertumbuhan kayu pinus terdapat di Asia Tenggara meliputi Kamboja, Vietnam, Malaysia, Philipina, Myanmar dan Laos. Di Indonesia, pohon pinus terdapat di
Pulau Sumatera antara Gunung Kerinci dan Gunung Talang. Pohon pinus bisa mencapai ketinggian 25-45 m dengan diameter hingga 3 meter. Kayu pinus ini
berwarna coklat kemerahan dan densitas 565-750 kgm
3
. Menurut Komarayati et al. 2004, limbah kayu pinus yang berupa serasah dan kulit kayu pinus tidak
dapat dimanfaatkan secara maksimal. Serasah pinus dibiarkan di dasar hutan dan kulit kayu pinus hanya digunakan sebagai bahan bakar.
2.2. Potensi Limbah Bambu