5.2.2 Formulasi masalah sistem informasi
Berdasarkan tinjauan lapangan dan wawancara dengan pelaku yang ada dalam ruang lingkup sistem maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang
ada di Kabupaten Padang Pariaman: 1 Para pelaku dan pengguna informasi lainnya sulit untuk mendapatkan
informasi sumberdaya dan lingkungan perikanan tangkap yang dibutuhkan secara lengkap, cepat dan akurat.
2 Nelayan kesulitan dalam mencari daerah penangkapan ikan dikarenakan tidak adanya informasi penyebaran ikan yang bisa diakses dengan cepat.
3 Kurangnya informasi mengenai lingkungan perairan sehingga operasi penangkapan tidak efektif.
4 Proses pengumpulan data tingkat tahunan sulit untuk dilakukan karena data yang ada masih tersimpan dalam bentuk buku dan lembaran-lembaran yang
tersusun acak. 5 Belum tersedianya sistem informasi sumberdaya ikan dan lingkungan
sehingga kurang atau lambatnya informasi yang diterima oleh pelaku sistem. 6 Data-data hasil penelitian dan konservasi belum tersusun dan terkelola
dengan baik sehingga susah dalam menentukan perencanaan pembangunan perikanan tangkap selanjutnya.
7 Proses pengelolaan data belum memanfaatkan teknologi komputer secara optimal.
8 Pemerintah daerah kesusahan dalam pengambilan kebijakan bidang perikanan tangkap akibat lambatnya informasi sumberdaya dan lingkungan perikanan
tangkap.
5.2.3 Identifikasi sistem informasi 1 Diagram lingkar sebab akibat
Diagram sebab akibat causal loop memberikan gambaran mengenai hubungan di antara elemen-elemen yang yang terlibat dalam sistem informasi
pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perikanan tangkap Kabupaten Padang Pariaman. Setiap elemen saling berinteraksi dan memberikan pengaruh bagi
sistem. Elemen-elemen yang berinteraksi dalam pengelolaan sumberdaya dan
lingkungan perikanan tangkap Kabupeten Padang Pariaman terdiri dari SI-PSLP, nelayan, Dinas Kelautan dan Perikanan, manjeman PPI dan pengusaha perikanan.
Elemen-elemen tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan masing-masing elemen akan menghasilkan dan dan informasi yang berguna
sebagai bahan masukan sistem informasi. Diagram lingkar sebab akibat SI-PSLP dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Diagram lingkar sebab akibat SI-PSLP. Interaksi dan hubungan yang terjadi antar elemen-elemen dalam SI-PSLP
antara lain adalah: 1 SI-PSLP menyediakan pengelolaan dan penyajian data sumberdaya dan
lingkungan perikanan tangkap yang cepat dan mudah diakses, sehingga akan berpengaruh positif terhadap nelayan, manajemen PPI, Dinas Kelautan dan
Perikanan, pengusaha perikanan, dan pengguna informasi lainnya. 2 Nelayan akan melakukan kegiatan penangkapan ikan dan melalui kegiatan
tersebut dapat dihasilkan data mengenai jenis ikan, produksi hasil tangkapan, daerah dan posisi penangkapan. Semakin banyak nelayan melakukan kegiatan
penangkapan maka semakin banyak pula data yang dihasilkan.
SI-PSLP
Jenis ikan, dan DPI
Kebijakan dan pengembangan
perikanan tangkap Manajemen
PPI
Data Sumberdaya dan
Lingkungan Pengusaha
Perikanan Kegiatan
penangkapan ikan
Sarana dan Prasarana Perkanan Tangkap
Kegiatan penelitian dan
konservasi Nelayan
Dinas Kelautan dan Perikann
+ +
+ +
+ +
+ +
+
+ +
+ +
+ +
+
3 Manajemen PPI akan mudah melakukan pengumpulan data jenis hasil tangkapan, produksi ikan, daerah penangkapan ikan dan kondisi lingkungan
perikanan tangkap sehingga penyajian informasi yang dibutuhkan guna berjalannya SI-PSLP juga menjadi lebih baik.
4 Kecepatan dan kemudahan penyajian informasi sangat dibutuhkan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan dalam pengambilan kebijakan dan perencanaan
pembangunan perikanan tangkap. Semakin baik kebijakan yang dibuat maka akan berdampak baik terhadap peningkatan sarana prasaran perikanan
tangkap sehingga kegiatan penangkapan ikan akan berjalan dengan efektif dan efesien. Semakin baik berjalannya kegiatan penangkapan ikan, maka data
yang dihasilkan juga lebih cepat dan akurat. Selain itu Pemerintah daerah melakukan kegiatan penelitian dan konservasi di bidang perikanan tangkap
untuk tahun-tahun selanjutnya sehingga dihasilkan data sumberdaya dan lingkungan yang tepat waktu, akurat dan penyajian informasi yang mudah.
5 Peningkatan sarana dan prasarana perikanan tangkap yang dilakukan oleh pemerintah akan berdampak baik juga terhadap operasi penangkapan ikan
oleh nelayan sehingga hasil yang diharapkan dalam operasi penangkapan akan menjadi maksimal.
6 Pengusaha perikanan akan mendapatkan informasi yang cepat, sehingga kegiatan usaha perikanan juga bisa berjalan dengan baik.
Semua data dan informasi dicatat terlebih dahulu oleh petugas di PPI dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Setelah diolah data tersebut akan menjadi bahan
masukan bagi perancangan SI-PSLP. Semakin baik pencatatan data maka semakin baik pula keluaran output yang dihasilkan oleh sistem informasi, sehingga data
yang dikeluarkan oleh sistem informasi merupakan data yang akurat, valid dan tepat waktu. Data dan informasi ini akan dipergunakan sebagai bahan masukan
dalam penentuan kebijakan pembangunan perikanan tangkap selanjutnya.
2 Diagram Input-Output
Diagram input-ouput memberikan gambaran pengaruh input terkendali dan input tidak terkendali terhadap sistem informasi sehingga menghasilkan output
yang dikehendaki dan output yang tidak dikehendaki. Diagram input-output SI- PSLP dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Diagram input-ouput SI-PSLP. Diagram input-output memperlihatkan bahwa SI-PSLP tidak bisa lepas dari
peran lingkungan sekitar dan pemerintah dalam menetapkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang informasi maupun
perikanan tangkap. Input terkendali terdiri dari data jenis ikan, produksi, lokasi penangkapan, alat penangkapan ikan, nelayan, kapal perikanan, alat bantu
penangkapan ikan, pelabuhan perikanan dan fasilitas pengolahan data. Data dan informasi yang dimasukan ke dalam sistem informasi masih bisa dikontrol oleh
pengelola sistem informasi. Input tidak terkendali teridiri dari kondisi lingkungan fisika perairan suhu,
arus, gelombang, kecerahan dan bathimetri, lingkungan kimia perairan salinitas, fosfat, nitrat, DO, dan pH, lingkungan biologi perairan fitoplankton,
zooplankton, benthos dan khlorofil, musim ikan dan kondisi ekosistem pantai. Kondisi lingkungan ini tidak bisa dikendalikan oleh pengelola sistem informasi.
Komponen input terkendali dan tidak terkendali akan diolah oleh sistem informasi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perikanan tangkap Kabupaten
Lingkungan: Undang-Undang No. 45 tahun 2009
tentang Perikanan Undang-Undang No.11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
Input tidak terkendali Lingkungan fisika suhu, arus,
gelombang, kecerahan dan bathimetri
Lingkungan kimia salinitas, nitrat, fosfat, DO dan pH
Lingkungan biologi fito plankton, zoo planton, benthos
dan khlorofil Musim ikan
Kondisi ekosistem pantai
Sistem Informasi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perikanan Tangkap Kabupaten Padang pariaman SI-PSLP
Input terkendali Data jenis ikan
Data produksi Nilai produksi
Lokasi penangkapan ikan Nelayan
Alat penangkapan ikan Kapal perikanan
Alat bantu penangkapan ikan Pelabuhan perikanan
Fasilitas Pengolahan data Output yang dikehendaki:
Jenis ikan, produksi ikan dan nilai produksi yang tepat waktu
Tingkah laku ikan yang lengkap Peta daerah penangkapan ikan
yang teliti dan akurat Peta sebaran lingkungan perikanan
tangkap fisika, kimia, biologi dan ekosistem pantai yang tepat dan
akurat Grafik dan laporan informasi yang
bisa dicetak langsung Sarana dan prasarna perikanan
yang lengkap
Output yang tidak dikehendaki: Kegagalan proses penghitungan
jumlah produksi Kegagalan pencarian dan penyajian
informasi lingkungan perikanan tangkap
Kegagalan pencetakan laporan data sumberdaya ikan
Manajemen Pengendalian
Padang Pariaman sehingga menghasilkan output yang dikendaki dan output yang tidak dikendaki. Output yang dikendaki adalah informasi jenis, produksi dan nilai
produksi ikan, informasi tingkah laku ikan, peta daerah penangkapan ikan, informasi dan peta sebaran lingkungan perikanan tangkap fisika, kimia, biologi
dan ekosistem pantai, grafik dan laporan. Kemudahan dalam pencarian informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu sangat dikehendaki sebagai keluaran dan
sistem informasi. Output yang tidak dikendaki merupakan kegagalan kegagalan perhitungan
jumlah produksi, kegagalan pencarian dan penyajian informasi lingkungan perikanan tangkap dan kegagalan pencetakan laporan data sumberdaya ikan.
Manajemen pengendalian sangat perlu dirancang sehingga output yang tidak dikendaki dapat dikurangi atau diperbaiki. Manajemen pengendalian berfungsi
untuk meminimalisir output yang tidak dikehendaki dalam sistem informasi, sehingga sistem informasi dapat berjalan dengan baik.
5.3 Rancangan Sistem Informasi