selanjutnya dapat dibagi menjadi dua kelompok Simbolon, 2011. Berdasarkan ukurannya Direktorat Jenderal Perikanan 1998 diacu dalam
Randika 2008 mengelompokan ikan pelagis menjadi 2 kelompok yaitu: 1 Pelagis Besar
Mempunyai ukuran 100-250 cm ukuran dewasa, umumnya ikan pelagis besar adalah ikan peruaya dan perenang cepat. Contoh dari kelompok ini
antara lain ikan tuna Thunnus spp, cakalang Katsuwonus pelamis, tenggiri Scomberomorus spp dan tongkol Euthynnus spp.
2 Pelagis Kecil Mempunyai ukuran 5-50 cm ukuran dewasa didominasi oleh 6 kelompok
besar, yaitu kembung Rastrelliger sp, layang Decapterus sp, jenis selar Selaroides sp dan Atale sp, lemuru Sardinella sp dan teri Stolephorus sp.
Ikan pelagis besar umumnya hidup di laut lepas dengan kondisi lingkungan yang relatif stabil. Jenis ikan ini dapat melakukan migrasi sepanjang tahun,
bahkan mampu mencapai jarak yang cukup jauh. Sebagai contoh ikan cakalang, tuna, dan tongkol termasuk ke dalam kategori ikan yang melakukan migrasi
dengan jarak jauh highly migratory species hingga melampaui batas-batas yuridiksi suatu negara Simbolon, 2011.
Selanjutnya menurut Simbolon 2011, habitat ikan pelagis kecil umumnya terdapat di perairan pantai, yang kondisi lingkungannya lebih dinamis
dibandingkan dengan perairan oseanis offshore. Kondisi ini berpengaruh terhadap kelimpahan ikan yang cenderung berfluktuasi. Dinamika ikan pelagis
kecil ini juga dipengaruhi oleh tekanan dari kegiatan penangkapan ikan fishing, karena habitatnya di daerah pantai relatif mudah dijangkau oleh usaha
penangkapan, baik skala kecil maupun skala besar.
2.4.2 Ikan demersal
Ikan demersal adalah ikan yang sebagian besar hidupnya berada pada lapisan yang lebih dalam hingga dasar perairan, dan umumnya hidup secara soliter
dalam lingkungan spesiesnya. Kelompok ikan demersal ini dapat dibagi berdasarkan ukurannya, yaitu kelompok ikan demersal besar meliputi ikan layur
Trichiurus spp., kakap merah Lutjanus spp., kerapu Epinepehelus spp.,
manyung Arius spp., bawal putih Pampus argentus, cucut hiu Carcharias dussumeiri, cucut gergaji Pristopsis microdon, pari kekeh Rhynobatus
djiddensis, pari kampret Gymnura micrura, pari kembang Trygon kuhlii, pari burung Aetomylus nichofii, pari kelapa Trygon sephen dan lain-lain. Ikan
demersal kecil meliputi ikan sebelah Psettodes erumei, lidah Cynoglossus sp, beloso Saurida tumbil, peperek Leiognathus splendens, gumalah Sudonia
amoyensis, dan lain-lain Simbolon, 2011. Selanjutnya menurut Simbolon 2011, berdasarkan urutan nilai
komersialnya, ikan demersal dapat dibagi menjadi empat kelompok utama, yaitu 1 komersial utama, 2 komersial kedua, 3 komersial ketiga, dan 4 ikan
campuran. Ikan demersal yang memiliki nilai ekonomis paling tinggi komersial utama adalah ikan kakap merah, kerapu, bawal putih, manyung, dan janah. Ikan
demersal yang termasuk dalam kelompok komersial kedua adalah layur, bawal hitam, kurisi, baronang, gerot-gerot, kuro, pari, dan ketang-ketang. Ikan demersal
yang termasuk dalam kelompok komersial ketiga adalah ikan beloso, mata merah, petek, kuniran, besot, gabus laut, sidat dan lain-lain. Kelompok ikan campuran
merupakan ikan yang paling rendah harganya di pasaran, seperti ikan lidah, ikan sebelah, kapas-kapas, srinding dan lain-lain.
2.4.3 Ikan karang
Habitat jenis ikan karang sebenarnya terdapat di lapisan dasar sehingga ikan ini dapat dikategorikan sebagai ikan demersal. Ikan karang juga sering dipisahkan
dari ikan demersal karena habitatnya secara khusus terdapat di sekitar terumbu karang. Ikan hias yang habitatnya terdapat di sekitar karang merupakan bagian
ikan karang, namun ikan hias tidak digunakan untuk produk konsumsi seperti halnya jenis-jenis ikan karang lainnya Simbolon, 2011.
Selanjutnya menurut Simbolon 2011, ikan yang termasuk kedalam kelompok ikan karang meliputi ikan kerapu sunu Plectopomus maculates,
kerapu tikus Cromileptes altivelis, kerapu macan Epinephelus fuscoguthatus, kerapu lumpur Epinephelus tauvina. Kakap merah atau bambangan Lutjanus
saguineus, lencam Lethrinus lentjam, baronang Siganus spp, ikan lemak Cheilinus undulates, ekor kuning Caesio erythrogaster dan lain-lain.
2.5 Parameter Fisika Lingkungan Perikanan Tangkap 2.5.1 Suhu