Umpan Pengujian Umpan Buatan (Arginin dan Leusin) terhadap Ikan Kerapu Macan pada Skala Laboratorium

Perkembangan otak depan yang sangat besar dibandingkan dengan kelompok ikan bertulang sejati maupun hewan vertebrata lainnya, merupakan indikasi bahwa hewan predator seperti ikan cucut, buaya dan anjing sangat mengandalkan indera penciuman sebagai detektor mangsanya dari jarak yang cukup jauh Razak, 2006. Dari hasil penelitian Sejati 2008 dan Fitri 2008, otak Epinephelus fuscoguttatus bagian telencephalon berukuran besar, demikian juga pada bagian optic tectum . Cerebellum melengkung ke atas dan di belakang cerebellum ditemukan medulla oblongata. Otak ikan kerapu menunjukan bahwa telencephalon dan optic tectum berkembang. Gambar otak Epinephelus fuscoguttatus disajikan pada Gambar 3. Keterangan: 1 Olfactory bulb Ob; 2 telencephalon Tel; 3 sulcus ypsiliformis; 4 optic tectum Ot; 6 eminentia granularis Eg; 7 spinal cord Sc Sumber: Sejati 2008 dan Fitri 2008 Gambar 3 Otak Epinephelus fuscoguttatus.

2.8 Umpan

Umpan merupakan salah satu bentuk rangsangan stimulus yang bersifat fisika dan kimia yang dapat memberikan respons bagi ikan-ikan tertentu pada proses penangkapan ikan. Umpan merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan dalam usaha penangkapan, baik masalah jenis umpan, sifat dan cara pemasangan Sadhori, 1985. Subani 1983 mengklasifikasikan jenis umpan yang digunakan dalam tujuan penangkapan ikan menjadi tiga, yaitu: 1 Umpan tipuan artificial bait, yaitu jenis umpan yang dibuat asal saja, artinya tidak dibuat menyerupai umpan alami dan dibuat dari bahan tertentu misalnya: bulu ayam atau bulu domba; 2 Umpan tiruan imitation bait, yaitu jenis umpan yang dibuat mnyerupai umpan alami ada yang menyerupai ikan baik warna maupun bentuknya, ada yang menyerupai udang atau cumi-cumi. Misalnya: umpan dari plastic yang berbentuk mirip udang atau cumi-cumi yang digunakan untuk pancing dengan joran; dan 3 Umpan alami natural bait, yaitu jenis umpan yang didapatkan dari alam ikan segar, potongan daging ikan dan sebagainya. Syarat umpan yang baik Djatikusumo, 1975 yang dikutip oleh Piterurbinas, 2000 1 Tahan lama artinya tidak mudah busuk; 2 Mempunyai ukuran yang memadai; 3 Harga terjangkau; 4 Mempunyai bau yang spesifik yang dapat merangsang; 5 Mempunyai warna yang mudah dilihat; dan 6 Disenangi oleh ikan yang menjadi tujuan penangkapan. King 1991 menjelaskan bahwa umpan pada bubu dan perangkap digunakan untuk menangkap ikan dan crustacea. Prinsipnya ikan tertarik oleh umpan, lalu masuk ke dalam bubu melalui mulut bubu dan sulit untuk melarikan diri. Akan tetapi tidak semua jenis ikan akan merespons jenis ikan yang sama, dimana masing-masing spesies memiliki pilihan jenis umpan yang berbeda. Umpan yang mengandung asam amino diidentifikasikan dapat menjadi stimulus dan atraktor makan pada ikan dan crustacea, dan hampir semua studi mengenai rangsangan kimia untuk tingkah laku makan menunjukan bahwa rangsangan makan pada ikan dan crustacea akan hilang seiring dengan hilangnya kandungan asam amino pada umpan makanan Engas dan Lokkerborg, 1994 dikutip oleh Fitri, 2008. Menurut pendapat Hansen dan Reutter 2004 bahwa ikan predator buas yang memakan makanan yang tidak hidup umpan menggunakan sistem penciuman mereka untuk dapat merangsang makan dan dapat membedakan stimuli asam amino.

2.9 Arginin dan Leusin