Metode Penelitian Prosedur Percobaan

4 Air laut yang didatangkan dari Ancol, Jakarta. Bahan penelitian pada Lampiran 2. 2 Alat penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian dan kegunaanya ditunjukan pada Tabel 2. Gambar alat dan bahan yang digunakan pada saat penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 2 Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian No. Alat dan Bahan Kegunaan 1. Timbangan digital ketelitian 0,1 gram Menimbang bahan-bahan yang digunakan untuk membuat umpan 2. Alat pencetak umpan Mencetak umpan 3. Termometer Mengukur suhu air 4. Refraktometer Mengukur kadar garam 5. pH paper Mengukur kadar asam 6. Test kadar amonia Mengukur kadar amonia 7. Sekat Menghalangi ikan bergerak maju sebelum perlakuan dimulai 8 Kayu Media mengantungkan umpan 9. Benang jahit Mengantungkan umpan 10. Stopwatch Mengukur waktu perlakuan 11. Kamera Mendokumentasikan selama penelitian 12. Handycam Merekam selama pengambilan data

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni true experiment . Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen di laboratorium laboratory experiment. Penelitian laboratorium dilakukan untuk menentukan komposisi kandungan kimia umpan buatan asam amino arginia dan leusina.

3.4 Prosedur Percobaan

3.4.1 Pembuatan umpan buatan Pada penelitian ini akan dilakukan penyempurnaan formulasi umpan buatan dengan beberapa komposisi kimia asam amino dan warna umpan. Formulasi umpan buatan dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan daya tarik ikan melalui organ penciumannya, formulasi tersebut dilakukan dengan menguji beberapa komposisi asam amino jenis arginin dan leusin, mengacu pada penelitian sebelumnya. Selain itu akan dibuat tiga jenis warna umpan yang berbeda tanpa warna, biru dan hijau untuk menimbulkan daya tarik ikan melalui organ penglihatannya. Kedua faktor penentu formulasi umpan komposisi asam amino dan warna umpan tersebut di atas merupakan perlakuan yang akan diuji dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya nilai arginin dan leusin yang akan diujikan terhadap ikan kerapu macan dapat dilihat pada Tabel 3. Komposisi arginin dan leusin terhadap 100gr umpan. Namun dalam pengambilan data umpan yang diujikan 12 dari 100gr umpan. Rancangan formulasi umpan yang diujikan dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Tabel 3 Rancangan komposisi arginin dan leusin berdasarkan penelitian sebelumnya Asam Amino Komposisi Kimia Umpan mggr A B C D E Arginin 45 45 60 60 60 Leusin 50 65 35 50 65 Tabel 4 Rancangan perlakuan formulasi komposisi kimia umpan buatan Asam Amino Komposisi Kimia Umpan gr A B C D E Arginin 0,38 0,38 0.50 0,50 0,50 Leusin 0,42 0.54 0,29 0,42 0,54 Tabel 5 Rancangan perlakuan perbedaan warna umpan buatan Umpan A B C D E Warna Tanpa pewarna A Tanpa warna B Tanpa warna C Tanpa warna D Tanpa warna E Tanpa warna Biru A Biru B Biru C Biru D Biru E Biru Hijau A Hijau B Hijau C Hijau D Hijau E Hijau 3.4.2 Uji kimia umpan buatan Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah analisis kimia umpan yang dilakukan di Laboratorium Pascapanan, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Cimanggu-Bogor untuk mengetahui kandungan kimia dari masing- masing umpan. Kandungan kimia yang dianalisis adalah analisis asam amino. Sebelum dilakukan analisis asam amino, terlebih dahulu perlu diketahui kadar protein sampel. Metode yang digunakan untuk analisis tersebut menggunakan metode kjehdal AOAC, 1999. Analisis asam amino menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography HPLC dengan pereaksi ortoftaldelhida OPA untuk membentuk senyawa yang berflourensi. Senyawa tersebut dapat dideteksi oleh detektor flouresensi. 3.4.3 Uji respons tingkah laku ikan terhadap umpan Tahap-tahap dalam pengujian respons tingkah laku ikan terhadap umpan adalah: 1 Persiapan bak fiber pemeliharaan dan perlakuan Tahap persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bak fiber untuk pemeliharaan ikan, akuarium filter dan bak fiber untuk perlakuan. Bak fiber yang digunakan untuk pemeliharaan ikan uji berukuran 1,5 x 0,6 x 0,8 m p x l x t dan tinggi air 0,4 m. Bak fiber yang digunakan untuk perlakuan berukuran sama dengan bak pemeliharaan hanya tinggi airnya yang berbeda ± 15 cm. Bak tersebut dibersihkan dengan air tawar untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Alat-alat sirkulasi juga dibersihkan sebelum dipasang. Bak diisi dengan air laut dan dihubungkan dengan pipa ke akuarium filter dengan menggunakan pompa. Salinitas dan suhu air laut dalam bak setiap hari dikontrol agar tetap optimal. Bak pemeliharaan ikan disirkulasi selama dua minggu sebelum ikan dimasukan ke dalam bak. 2 Persiapan dan pemeliharaan ikan kerapu Ikan kerapu macan yang digunakan dalam penelitian berasal dari keramba jaring apung. Ikan dibawa dalam kantung plastik yang telah berisi air laut dan diberi oksigen. Sebelum dimasukan ke dalam bak pemeliharaan, ikan kerapu terlebih dahulu diaklimatisasi. Aklimatisasi bertujuan untuk mengatasi ikan yang stress selama perjalanan, Aklimatisasi mengkondisikan ikan agar secara perlahan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Aklimatisasi dilakukan sampai ikan mulai bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selama aklimatisasi ikan diberi makan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Ukuran makanan disesuaikan dengan ukuran bukaan mulut ikan. Sisa- sisa makanan dan kotoran ikan diambil dengan menggunakan saringan. Penyiponan bak dilakukan dua kali seminggu dan penggantian air laut sebanyak 25 dilakukan dua minggu sekali. 3 Pelaparan ikan uji Pelaparan dilakukan sebelum perlakuan yang bertujuan untuk mengondisikan ikan dalam keadaan lapar sehingga ikan benar-benar memberikan respons terhadap umpan. Berdasarkan uji coba pendahuluan, ikan menunjukkan respons yang baik terhadap umpan setelah dilaparkan selama 3 x 24 jam. 4 Pengambilan data Pengambilan data dilakukan dengan dua kondisi perlakuan pencahayaan, yakni: kondisi tanpa cahaya dan cahaya redup. Pada saat kondisi tanpa cahaya bak fiber perlakuan dikelilingi oleh plastik mulsa untuk menciptakan ruang gelap. Ruang gelap dimaksudkan agar pada saat uji coba ikan hanya mengandalkan organ penciuman dalam mendeteksi umpan. Sedangkan pada perlakuan dengan pencahayaan redup bak perlakuan tidak dipasangi dengan plastik mulsa. Pengambilan rekaman pada saat kondisi tanpa cahaya menggunakan mode night shoot . Ikan yang akan diuji sudah dipindahkan dari bak pemeliharaan ke bak perlakuan dan ikan sudah dilaparkan selama 3 x 24 jam. Pengujian diawali dengan menggiring ikan ke ujung bak perlakuan dan sekat dipasang. Umpan yang dipasang selama satu kali perlakuan ada empat jenis umpan dengan komposisi arginin dan leusin yang sama dengan tiga warna umpan yang berbeda dan satu umpan sebagai kontrol. Umpan diletakkan pada jarak 105 cm dari sekat. Desain bak perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4. Sekat dibuka secara perlahan agar ikan tidak kaget dan stress. Waktu pengamatan dilakukan saat sekat mulai dibuka hingga ikan memberikan respons dengan bergerak mendekati umpan. Prosedur pengambilan data dari perlakuan dengan cahaya redup sama dengan perlakuan tanpa cahaya. Gambar bak perlakuan tampak atas dan tampak samping serta pembagian area fase respons ikan dapat dilihat pada Gambar 5a dan 5b. a. Tampak atas b. Tampak samping Gambar 5 Pembagian fase respons ikan terhadap umpan.

3.5 Analisis Data