Latar Belakang Pengujian Umpan Buatan (Arginin dan Leusin) terhadap Ikan Kerapu Macan pada Skala Laboratorium

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus merupakan ikan karang konsumsi yang banyak diminati oleh masyarakat terutama masyarakat manca negara. Menurut data Departemen Kelautan dan Perikanan 2006 volume ekspor kerapu tahun 2006 bisa mencapai 1.800 ton atau US 24 juta dari total produksi perikanan sebesar 12.000 ton. Menurut Soelaiman 2007 permintaan ekspor ikan kerapu dengan tujuan negara Hongkong bisa mencapai 2.868 kg dengan nilai US 5.736,36 juta. Selain Hongkong ikan kerapu juga cukup diminati oleh negara Singapura dengan jumlah ekspor sebesar 32,80 kg dengan nilai US 87,90 juta. Tingginya tingkat permintaan ekspor ikan kerapu membuat para nelayan melakukan segala cara untuk mendapatkan komoditi ini. Kegiatan penangkapan ikan kerapu yang dilakukan oleh nelayan biasanya dengan menggunakan bubu, pancing, bahan peledak dan bius potassium cyanide. Penggunaan bahan peledak dan bius dapat mengakibatkan kerusakan terumbu karang. Ikan yang didapatkan dengan menggunakan bahan peledak dalam kondisi tidak segar atau sudah mati, sehingga memiliki harga yang rendah dan tidak dapat diekspor. Penggunaan bubu dan pancing dalam penangkapan ikan tidak merusak ekosistem terumbu karang dan sumber daya ikan lainnya, hal ini disebabkan karena bubu dan pancing merupakan alat tangkap pasif. Terdapat perbedaan kondisi hasil tangkapan dari kedua alat tangkap pasif ini, hasil tangkapan ikan dengan menggunakan pancing kondisinya segar tetapi terdapat luka yang diakibatkan oleh mata pancing yang tajam sedangkan hasil tangkapan dengan bubu kondisinya segar dan tidak terdapat luka. Faktor penunjang keberhasilan penangkapan alat tangkap pasif adalah umpan. Umpan digunakan sebagai pemikat atau atraktan. Ikan karang yang sifatnya bersembunyi pada terumbu karang akan terstimulasi keluar dari terumbu karang karena terpikat bau dari umpan. Umpan yang digunakan dalam pengoperasian bubu dapat dibagi menjadi dua menurut asalnya yaitu umpan alami dan umpan buatan. Umpan alami adalah umpan yang didapatkan dari alam seperti ikan segar. Sedangkan umpan buatan adalah umpan yang sengaja dibuat oleh manusia. Penelitian mengenai umpan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya antara lain Uji Coba Beberapa Macam Umpan Tiruan pada Penangkapan Ikan dengan Huhate di Perairan Bone-Bone, Kota Bau-Bau Sulawesi Tenggara Syafrie, 2008; Analisis Indera Penglihatan Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus dan Hubungannya dalam Merespons Umpan Natsir, 2008 dan Respons Penciuman Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus terhadap Umpan Sejati, 2008; Respons Penciuman Ikan Kerapu Macan terhadap Umpan Buatan Riyanto, 2008 dan Respons Penglihatan dan Penciuman Ikan terhadap Umpan Terkait dengan Efektivitas Penangkapan Fitri, 2008. Berdasarkan penelitian sebelumnya didapatkan hasil komposisi umpan buatan asam amino arginin dan leusin dapat digunakan sebagai atraktan yang berperan pada respons penciuman ikan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh komposisi asam amino arginin dan leusin dan perbedaan warna umpan buatan terhadap respons tingkah laku ikan.

1.2 Tujuan