bernegosiasi, dan menyelesaikan proses transaksi. Fasilitator juga berperan mengurangi resiko kegagalan dengan membangun kapasitas masyarakat, mencari
partner yang tepat, serta mengidentifikasi masalah yang ada.
5.1.4 Penerapan mekanisme pembayaran jasa lingkungan air di desa Tangkil dan Cinagara
Penerapan pembayaran jasa lingkungan air dilakukan secara kolaborasi oleh Forpela TNGGP dan pihak lainnya. Kolaborasi tersebut antara lain dilakukan
Forpela TNGGP dengan ESP-USAID, RCS, Mapala UI, dan YBUL. Berdasarkan Forpela TNGGP 2009 terdapat beberapa program kerja Forpela, antara lain:
Program pembangunan pusat pembibitan pohon Bank Bibit, Program peningkatan partisipasi dan peluang usaha produktif masyarakat, Progam
peningkatan kapasitas kelembagaan Forpela TNGGP, Program peningkatan kerjasama kemitraan pengelolaan sumberdaya air, Program pemberian susu
pasteurisasi dan gemar menanam untuk siswa-siswi Sekolah Dasar di desa penyangga, dan Program studi banding dalam penerapan pembiayaan jasa
lingkungan. Beberapa program Forpela TNGGP dilakukan di desa Tangkil dan
Cinagara. Desa Tangkil dan Cinagara merupakan dua dari enam MDK Model Desa Konservasi yang dicanangkan taman nasional. Program yang dilakukan di
dua desa tersebut yaitu Program pembangunan pusat pembibitan pohon Bank Bibit dan Program peningkatan partisipasi dan peluang usaha produktif
masyarakat Forpela TNGGP 2009. Berdasarkann hasil identifikasi di lapangan, program yang dijalankan di
kedua desa meliputi kegiatan pelatihan-pelatihan usaha dan sekolah lapang serta pemberian bantuan untuk inkubasi usaha masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut
dilaksanakan melalui kelompok-kelompok tani yang ada di kedua desa. Kegiatan pelatihan dan pemberian bantuan di kedua desa tersaji pada Tabel 15.
Tabel 15 Jenis kegiatan dan bantuan dalam penerapan pembayaran jasa lingkungan air di desa Tangkil dan Cinagara
No. Pelaksana
kegiatan Kegiatan
Bantuan yang diberikan
1 KT Garuda
Ngupuk desa
Tangkil Pelatihan pembuatan pupuk, sumur resapan,
sanitasi lingkungan, PLTMH pelatihan mikrohidro, budidaya jamur, tumbuhan
obat, serta beternak kelinci dan domba 30 ekor domba dan dana
sebesar Rp 800.000,-; PLTMH; kelinci; benih
sengon dan gmelina.
Tabel 15 Lanjutan
No. Pelaksana
kegiatan Kegiatan
Bantuan yang diberikan
2 KT
Saluyu desa Tangkil
Sekolah lapang dan pelatihan pembuatan kripik wortel
Domba dan kelinci 3
KSM Cinagara Asri
desa Cinagara Pelatihan usaha perikanan, peternakan
kambing, kelinci, dan tanaman hias. Selain itu, dilakukan pelatihan sanitasi
lingkungan di kampung Pojok. bantuan pembuatan 2 unit
WC umum
Sumber: Data diolah 2011
Pelatihan-pelatihan seperti pada Tabel 15 bertujuan untuk mengembangkan kapasitas SDM di kedua desa. Selain itu, diharapkan pelatihan tersebut dapat
dikembangkan menjadi sebuah usaha bagi anggota kelompok tani di kedua desa. Apabila usaha ini berjalan, maka diharapkan akan menjadi mata pencaharian
tambahan dan meningkatkan tingkat kesejahteraan anggota kelompok tani di kedua desa.
Bantuan mesin mikrohidro diberikan kepada masyarakat kampung Gunung Batu. Bantuan tersebut diberikan oleh YBUL atas inisiasi dari Mapala UI, ESP,
dan Forpela TNGGP. Mapala UI menyampaikan kebutuhan masyarakat tersebut kepada ESP. Berdasarkan hasil pembicaraan dengan ESP, informasi tersebut
kemudian disampaikan ke YBUL. Bantuan ini bertujuan untuk mengembangkan sarana listrik berbasis
komunitas. Pengembangan listrik berbasis komunitas ini diharapkan dapat membantu masyarakat kampung Gunung batu yang keadaannya masih belum
memiliki sarana listrik. Mesin mikrohidro tersebut diletakkan di saluran air jogjogan dengan ketinggian 2,5 meter. Mesin tersebut kemudian dikelola oleh
anggota kelompok tani Garuda Ngupuk sesuai dengan naskah kesepahaman. Bantuan yang diberikan kepada masyarakat tersaji pada Gambar 8.
a b
Gambar 8 Bantuan yang diberikan kepada masyarakat kampung Gunung Batu, desa Tangkil. Ket: a Domba; b Mesin mikrohidro.
Masyarakat kampung Gunung Batu diberikan benih sengon Paraserienthes falcataria
dan gmelina Gmelina arborea untuk ditanam disekitar rumah dan daerah penyangga kawasan. Pemberian bantuan benih dilakukan pada November
2009. Program Bank Bibit tidak terlihat di kedua desa selama pengambilan data. Adanya beberapa kendala di kedua desa yang menyebabkan program ini tidak
berjalan. Selain bantuan dan pelatihan tersebut, masyarakat diberikan uang sebesar Rp 25.000kegiatan yang diikuti.
Pemberian imbalan melalui penerapan mekanisme pembayaran jasa lingkungan air yang dilakukan tersebut tergolong pemberian imbalan non
finansial. Hal ini dikarenakan imbalan yang diberikan berupa kegiatan pelatihan dan bantuan bukan berupa dana. Sependapat dengan Gouyon 2004, bahwa
pemberian imbalan non finansial dilakukan melalui penyediaan infrastruktur, pelatihan, manfaat atau jasa-jasa lainnya bagi pihak yang menyediakan jasa
lingkungan.
5.1.5 Perkembangan mekanisme pembayaran jasa lingkungan air