Latar Belakang Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan Air di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat (Studi Kasus Desa Tangkil dan Cinagara)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP memiliki peran penting dalam perlindungan sistem tata air serta pemberdayaan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan Forpela TNGGP 2009, kawasan ini merupakan hulu dari empat Daerah Aliran Sungai DAS. DAS tersebut adalah DAS Citarum sub DAS Cikundul dan Cilaku, DAS Ciliwung, DAS Cisadane sub DAS Cisadane Hulu, dan DAS Cimandiri sub DAS Cimandiri Hulu dan Cicatih. CI Indonesia 2009, menyatakan bahwa daerah hulu yang didominasi oleh hutan memiliki peran penting sebagai daerah tangkapan air, mengontrol aliran air, menjaga wilayah hilir dari banjir dan erosi serta fungsi lainnya. Puspaningsih 1999 menyebutkan pula bahwa daerah hulu memiliki fungsi lindung, fungsi hidrologis dan merupakan daerah resapan air untuk konsumsi daerah hilir. Selain itu, daerah hulu merupakan daerah pertanian bagi masyarakat hulu itu sendiri. Kawasan TNGGP memiliki nilai manfaat dari fungsi hidrologis yang berjalan . Darusman 1993, menyebutkan bahwa nilai manfaat air yang disediakan kawasan ini adalah sebesar Rp 4,341 milyartahun atau setara dengan Rp 280 jutaha taman nasionaltahun. Selain itu, terdapat 11 desa dan 83 pemanfaat yang memiliki jaringan air langsung ke kawasan ini USAID 2009. Keberlangsungan sistem tata air sangat bergantung pada kelestarian ekosistem hutan Suprayitno 2008. Perubahan yang terjadi pada daerah hulu akan berdampak pada sistem tata air yang mengalir pada daerah hilir. Dampak pada daerah hilir antara lain banjir, penurunan debit air untuk irigasi, kurangnya pasokan air minum, serta perubahan kualitas dan kuantitas air CI Indonesia 2009. Selain itu, industri dan pemanfaat air yang berada di sekitar kawasan TNGGP akan terkena dampak pengurangan debit air untuk kebutuhan mereka. Perlindungan sistem tata air pada kawasan TNGGP tidak dapat dilakukan sendiri. Hal tersebut memerlukan peran serta dari masyarakat, khususnya masyarakat desa penyangga kawasan TNGGP. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui mekanisme pembayaran jasa lingkungan. Mekanisme pembayaran jasa lingkungan atau Payment for Environmental Services PES dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar kawasan. Mekanisme yang dilakukan di TNGGP bertujuan untuk membangun kemitraan untuk mendukung upaya konservasi kawasan TNGGP dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat desa penyangga melalui pengembangan inkubasi usaha terpadu Forpela TNGGP 2009. Keberlanjutan mekanisme pembayaran jasa lingkungan air diharapkan akan meningkatkan posisi kawasan TNGGP sebagai penyedia jasa lingkungan air dan pusat pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan. Selain itu, penerapan dari mekanisme pembayaran jasa lingkungan air tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam pembentukan kebijakan untuk mengatur pemanfaatan jasa lingkungan air di kawasan konservasi.

1.2 Tujuan