Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa masukan dari para pemanfaat air untuk Balai Besar TNGGP Lampiran 7. Pertemuan ini juga menghasilkan
komitmen dari para pemanfaat air untuk membentuk sebuah forum. Forum ini diharapkan dapat menjadi media koordinasi dan komunikasi antara para
pemanfaat air dan Balai Besar TNGGP. Tahap selanjutnya adalah pembentukan kelompok kerja di masing-masing
wilayah administrasi TNGGP. Setelah kelompok kerja dibentuk, dilakukan pemetaan terhadap bak penampungan air dan perusahaan pemanfaat air. Setelah
peta penyebaran pemanfaat air dibuat, para pemanfaat air TNGGP membentuk Forum Peduli Air Forpela TNGGP.
Keanggotaan Forpela TNGGP terdiri dari beberapa unsur. Pasal 12 dalam ADART Forpela TNGGP menyebutkan bahwa anggota Forpela TNGGP adalah
pemanfaat air yang terdiri dari lembagaperusahaanlapisan masyarakat yang berkepentingan terhadap pemanfaatan jasa lingkungan air di kawasan TNGGP.
Selain itu, anggota Forpela TNGGP juga dapat berasal dari kalangan profesional, pemerhati, dan pihak lain yang peduli terhadap pemanfaatan jasa lingkungan air.
5.1.2 Penetapan nilai pembayaran jasa lingkungan air
Nilai pembayaran jasa lingkungan air dapat ditetapkan melalui beberapa cara. Pada umumnya, nilai pembayaran jasa lingkungan air ditetapkan
berdasarkan nilai ekonomi air. Penghitungan nilai air dapat dilakukan melalui pendekatan valuasi air atau perhitungan debit. Fauzi 2006
menyatakan, pendekatan yang biasa digunakan untuk menghitung nilai air bersih atau irigasi
adalah metode kontingensi. Lebih lanjut lagi, Fauzi 2006
menjelaskan, metode kontingensi menghitung nilai air dengan mengukur kesediaan konsumen untuk membayar
Willingness to Pay. Willingness to Pay WTP adalah jumlah maksimal seseorang bersedia membayar untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas
lingkungan. Sisi lain dari WTP adalah Willingness to Accept WTA. Willingness to Accept
adalah jumlah minimum pendapatan seseorang bersedia menerima penurunan kualitas lingkungan. Besaran WTA dapat mencapai 2-5 kali lebih besar
dibandingkan WTP.
Selain metode kontingensi, nilai air dapat dihitung berdasarkan debit dan tarif air permukaan. Berdasarkan Perda Jawa Barat Nomor 6 tahun 2002, nilai
perolehan air permukaan ditetapkan sebesar Rp 500m
3
. Nilai tersebut jika dikalikan dengan jumlah air yang mengalir, akan menghasilkan nilai ekonomi air.
Sutopo 2011 menyebutkan perusahaan-peusahaan AMDK di sekitar Tangkil dan Cinagara bersedia untuk membayar jasa lingkungan WTP sebesar
Rp 1.538,65m
3
dan kesediaan masyarakat menerima PJL sebesar Rp 1.589,29m
3
. Berdasarkan hasil tersebut, maka rataan yang digunakan sebagai dasar
pembayaran jasa lingkungan adalah sebesar Rp 1.563,97m
3
. Nilai rataan tersebut dapat digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran jasa lingkungan.
Forpela TNGGP dengan BB TNGGP tidak memakai metode valuasi ekonomi dikarenakan ingin membuat sebuah konsep partisipatif. Konsep ini
mendorong anggota khususnya untuk mau memberikan kontribusi. Jika Forpela TNGGP memakai konsep perhitungan debit dan nilai ekonomi air dengan
memaksakan pembayaran kepada para pemanfaat, dikhawatirkan akan berdampak pada ketersediaan sumberdaya air. Para pemanfaat akan menekan jumlah air yang
seharusnya disediakan kawasan untuk pemenuhan kebutuhan usaha maupun rumah tangga. Ketika hal tersebut tidak terpenuhi, maka proses partisipasi yang
diharapkan tidak akan terjadi. Nilai pembayaran jasa lingkungan air di TNGGP ditetapkan berdasarkan
musyawarah anggota Forpela TNGGP. Forpela TNGGP mencoba membangun inisiatif para pemanfaat untuk memberikan kontribusi sesuai dengan apa yang
mereka sepakati. Nilai kontribusi tersebut kemudian ditetapkan sebagai iuran pokok dan iuran wajib anggota. Besaran nilai iuran tersebut tersaji pada Tabel 11.
Tabel 11 Nilai iuran pokok dan iuran wajib keanggotaan Forpela TNGGP
Pemanfaat Air Iuran Pokok
Iuran Wajib
Komersial Rp 500.000-5.000.000,-
Rp 50.000-200.000,- Non-Komersial
Rp 50.000-200.000,- Rp 20.000-100.000,-
Keterangan : Tanda menyatakan bahwa iuran ini dibayarkan satu bulan setelah menjadi anggota Forpela TNGGP; tanda menyatakan bahwa iuran dibayarkan anggota setiap
bulan USAID 2009.
Besarnya nilai kontribusi yang diberikan para pemanfaat tergantung pada kondisi, sifat pemanfaatan, dan kebijakan perusahaaninstansi. Pemanfaat
komersial merupakan
perusahaan-perusahaan maupun
instansi yang
memanfaatkan air untuk keperluan usaha Lampiran 8. Pemanfaat non komersial merupakan masyarakat desa yang memanfaatkan air untuk kebutuhan sehari-hari
dan pertanian. Kontribusi dari masing-masing pemanfaat dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Jumlah kontribusi dari masing-masing pemanfaat air
No. Pemanfaat Air
Iuran Pokok Iuran Wajib
Keterangan
1 PT Rejosari Bumi
Rp 6.000.000 Rp
6.000.000 tahun
Sampai tahun 2011 2
PT Pacul Mas Tani -
- Belum berpartisipasi
3 BPKH Cinagara
- Rp 600.000 tahun Tahun 2007-2009
4 STPP Cinagara
- Rp
200.000- 500.000tahun
Tahun 2007- 2009 5
Pusdiklat Karya Nyata -
- Belum berpartisipasi
Sumber: Data diolah 2011
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa pemanfaat air yang belum memberikan kontribusi. Hal tersebut terjadi karena beberapa
alasan. Sebagai contoh, STPP Cinagara merasakan kesulitan untuk memberikan kontribusi karena tidak memiliki anggaran khusus untuk pembayaran iuran
keanggotaan. STTP Cinagara menggunakan air dari kawasan TNGGP untuk keperluan rumah tangga instansi. PT Pacul Mas Tani menolak memberikan
kontribusi selama tidak ada kegiatan dan upaya konservasi yang jelas dari Forpela TNGGP.
Selain pemanfaat komersial, terdapat pula pemanfaat non komersial yang berasal dari masyarakat. Masyarakat melakukan pembayaran iuran melalui
kelompok tani atau perangkat desa. Besarnya iuran dari masyarakat dan peruntukannya tersaji pada Tabel 13.
Tabel 13 Besaran, pengelolaan serta peruntukan iuran yang ada di masyarakat
Pemanfaat Besarnya Iuran
Pengelola Peruntukan
Masyarakat desa Tangkil
Rp 15.000,-bulan KT Garuda Ngupuk
Pengelolaan mikro hidro Rp 15.000,- atau 5 kg
gabah atau 2,5 kg beras4 bulan pasca panen
KT Garuda Ngupuk Pengelolaan saluran air
Bojong, Cioray,
dan Jogjogan
Rp 5.000,-bulan Perangkat
desa ulu-ulu
Perawatan saluran air Masyarakat
desa Cinagara Rp 1.000,-bulan
Kelompok sanitasi Pemeliharaan WC umum
Sumber: Data diolah 2011
Pada umumnya masyarakat membayarkan iuran seperti yang ada pada Tabel 13. Iuran-iuran tersebut kemudian dikelola untuk masing-masing peruntukan.
Pengelolaan iuran seperti yang terdapat di Tabel 13 tidak dilakukan oleh Forpela TNGGP melainkan langsung dikelola masyarakat melalui kelompok tanilainnya.
Berdasarkan pernyataan keuangan Forpela 2010 menyebutkan bahwa jumlah dana kompensasi yang terkumpul sampai tahun 2010, tercatat Rp
8.000.000. Pernyataan keuangan Forpela tersaji pada Tabel 14. Tabel 14 Pemasukan dan pengeluaran Forpela TNGGP
Tahun Pemasukan
Pengeluaran Saldo
2009 40.000.000
18.500.000 21.500.000
2010 8.000.000
12.000.000 17.000.000
Sumber: Pernyataan keuangan Forpela TNGGP tahun 2009 dan 2010
Tabel 14 menunjukkan pemasukan dan pengeluaran Forpela TNGGP antara tahun 2009-2010. Dalam pernyataan keuangan yang diacu, tidak terdapat rincian
pengeluaran untuk pembiayaan kegiatan maupun program kerja Forpela.
5.1.3 Skema pembayaran jasa lingkungan air