22
SPF : Species penalty factor, yaitu faktor yang mengontrol besarnya nilai penalty ke-i
apabila target tiap spesies tidak terpenuhi Penalty
: Nilai yang ditambahkan dalam fungsi obyektfi untuk setiap target tidak terpenuhi pada setiap perencanaan ke-i, penalti ini opsional, dapat tidak dimasukkan dalam
fungsi obyektif
3.5.1. Pembobotan fitur
Penentuan bobot nilai fitur konservasi dan fitur biaya terbilang sangat unik, penilaian fitur pada penelitian ini berdasarkan tingkat kepentingan data dan kualitas
data. Fitur konservasi dengan bobot tinggi diperhitungkan untuk meningkatkan nilai cost apabila target konservasi tidak terpenuhi, sedangkan bobot untuk fitur biaya di
perhitungkan untuk tidak terpilih sebagai kawasan konservasi karena kawasan tersebut sudah termanfaatkan sehingga akan meningkatkan biaya pengelolaan
apabila dialihkan menjadi kawasan konservasi. Penentuan bobot kedua jenis data fitur ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan dan kualitas data, yang artinya
kualitas data dinilai tinggi jika pengambilan datanya berdasarkan hasil penelitian, sedangkan kualitas data dinilai rendah jika pengambilan datanya berdasarkan
wawancara. Penentuan nilai faktor denda penalty pada tiap fitur konservasi ditentukan secara subyektif oleh penulis, karena sejauh ini tidak ada aturan khusus
dalam menentukan nilai faktor denda penalty pada tiap spesis, namun Ball dan Possingham 2000 menyarankan menggunakan SPF diatas 1, hal ini dibenarkan
oleh Loos 2006 yang menyatakan bahwa nilai SPF kecil 0.1 mangakibatkan target tidak terpenuhi.
Data tiap fitur masing-masing dimasukkan dalam satuan perencanaan. Data konservasi dimasukkan kedalam satuan perencanaan fitur konservasi, demikian juga
dengan fitur biaya, sehingga menghasilkan dua macam data yang bisa dianalisa lebih lanjut.
•
Pembobotan fitur konservasi
Fitur konservasi dipilih dari beberapa larva ikan dan habitat larva ikan. Larva yang mempunyai pertimbangan utama yang akan di lindungi karena keberadaannya
yang semakin menipis di alam akibat adanya penangkapan yang tidak terkendali,
23
sedangkan habitat larva dipertimbangkan untuk dilindungi karena habitat merupakan tempat larva ikan hidup dan dapat mempengaruhi keberadaan larva di alam.
Penentuan bobot nilai ditentukan dari tingkat kepentingan data dan kualitas data. Data atau spesies yang penting untuk dilindungi dinilai dengan tingkat
kepentingan yang tinggi, kulitas data dikatakan tinggi jika data diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya, dan kualitas data dinilai rendah apabila sumber data
diperoleh dari hasil wawancara. Semakin tinggi kepentingan data tesebut dan semakin tinggi tingkat kualitas data tersebut, maka semakin tinggi bobot nilai
Spesies Penalty Factor SPF. Berikut merupakan kriteria penentuan nilai faktor denda SPF pada tiap fitur konservasi Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria penentuan nilai faktor denda SPF fitur konservasi
Tingkat Kepentingan
Kualitas Data Nilai Skor
Sangat Tinggi Tinggi
23 Tinggi
Tinggi 17
Sedang Tinggi
11 Rendah
Tinggi 9
Sangat Rendah Tinggi
7 Sangat Tinggi
Rendah 5
Tinggi Rendah
3 Sedang
Rendah 2,5
Rendah Rendah
2 Sangat Rendah
Rendah 1
Ada 2 macam metode dalam penentuan skor nilai faktor denda SPF untuk fitur konservasi, antara lain adalah penentuan faktor denda dengan peningkatan nilai
tiap fitur secara linier dan penentuan faktor denda dengan peningkatan nilai fitur secara logaritma. Pada penelitan ini nilai faktor denda tiap fitur konservasi
menggunakan peningkatan nilai secara logaritma dengan tujuan semakin penting fitur konservasi tersebut, semakin tinggi nilai faktor dendanya sehingga tujuan untuk
perlindungan fitur akan tercapai, karena fitur konservasi yang penting mempunyai nilai lebih tinggi dengan jarak yang berkali lipat lebih jauh dari faktor denda fitur
konservasi lainnya.
24
•
Pembobotan fitur biaya
Fitur biaya diperoleh dari data sosial yang berkaitan dengan penduduk serta pola pemanfaatan sumberdaya kawasan. Data tersebut diperoleh dari pengamatan
langsung di lapangan dan hasil wawancara dengan masyarat dan nelayan sekitar. Fitur biaya meliputi Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN, PLTU, Fishing
Ground, Jalur Kapal serta Wisata dan Hotel,. Biaya unit perencanaan fitur-fitur tersebut dihitung dari adanya pemanfaatan sumberdaya yang membuat total biaya
akan lebih tinggi. Fitur PPN, PLTU serta Wisata dan Hotel merupakan bangunan fisik yang sangat jelas diamati di lapangan, dimana jika dihilangkan akan
menyebabkan biaya semakin tinggi, sehingga penentuan nilai masing-masing fitur ditentukan dengan skor weighting score realtif satu sama lain terhadap biaya
pengelolaan suatu kawasan yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat kepentingan. Tabel 4 merupakan kriteria penentuan nilai skor biaya pada tiap fitur
biaya.
Tabel 4. Kriteria penentuan nilai skor fitur biaya
Tingkat Kepentingan
Nilai Skor
Sangat Tinggi 17
Tinggi 9
Sedang 5
Rendah 3
Sangat Rendah 1
3.5.2. Pengolahan data