Wilayah konservasi Feeding Ground

50 perbandingan panjang batas, nilai BLM 1000 merupakan nilai dengan panjang batas yang rendah, disamping itu, dengan memperhatikan prinsip desain kawasan perlindungan yang efektif, BLM 1000 merupakan desain yang lebih efektif, karena BLM ini menghasilkan solusi yang luas dengan panjang batas yang kecil Lampiran 4. Penentuan BLM optimal ini ditentukan untuk meningkatkan efektifitas perlindungan kawasan, karena kawasan perlindungan akan tidak efektif jika kawasan dengan panjang batas yang tinggi, sebab kawasan dengan panjang batas yang tinggi akan menghasilkan solusi yang menyebar pada seluruh bagian kawasan, hal ini menjadi tidak efisien keadaanya, karena semakin panjang batas kawasan, semakin besar biaya yang diperlukan bagi pengelolaan, hal ini juga akan berdampak terhadap penutupan peluang bagi kegiatan lain yang bermanfaat.

4.2.4. Wilayah konservasi

Menentukan target wilayah konservasi merupakan hal yang sangat penting dalam sistematis perencanaan konservasi, dan sejauh mana sistem konservasi akan tergantung sangat pada titik referensi ini. Penetapan 3 skenario ini dimaksud untuk mencari solusi ruang optimum berdasarkan observasi lapang dan analisis simulasi target konservasi dengan meragamkan fitur konservasi dan fitur biaya yang sudah ditentukan pada tiap skenario. Karena BLM optimal terdapat pada BLM 1000, maka desain skenario tiap kawasan konservasi menggunakan BLM 1000 agar ruang yang dihasilkan seoptimal mungkin. Dari 3 hasil skenario tersebut, maka 3 macam desain sudah dapat dihasilkan, antara lain adalah sebagai berikut : Skenario 1 Skenario 1 terdiri dari fitur konservasi dan fitur biaya, fitur konservasi antara lain adalah Anguilla dengan target 10, Congridae dengan target 10, Gobiidae dengan target 10, Trichiuridae dengan target 10, nursery ground dengan target 10, feeding ground tepi dengan target 8 dan feeding ground tengah dengan target 4. Sedangkan fitur biaya tersebut antara lain adalah PLTU dengan nilai 17, PPN dengan nilai 9, Wisata dan Hotel dengan nilai 3, Jalur Kapal dengan nilai 5 dan Fishing Ground dengan nilai 1. 51 Berdasrkan hasil dari skenario 1 Gambar 20, terlihat bahwa rekomendasi zona konservasi terpilih terpusat, yaitu diantara muara Sungai Citepus dan muara Sungai Sukawayana dengan perbandingan luas sebesar 3 dari luas total perairan Teluk Palabuhanratu. Luas rekomendasi zona konservasi sebesar 10.802 km 2 dari total luas kajian perairan di Teluk Palabuhanratu yang sebesar 417.092 km 2 . Hasil evaluasi target met yang diperoleh dari proses marxan terpenuhi, yang artinya target fitur konservasi yang ditentukan pada skenario ini sudah tercapai untuk dilindungi lampiran 5. Warna merah yang semakin pekat pada kawasan konservasi menunjukkan kawasan yang direkomendasikan sebagai zona inti, karena mempunyai frekuensi terpilih lebih banyak daripada yang lain. Skenario 2 Skenario 2 terdiri dari fitur konservasi dan fitur biaya, fitur konservasi antara lain adalah Anguilla dengan target 20, Congridae dengan target 20, Gobiidae dengan target 13, Trichiuridae dengan target 20, nursery ground dengan target 20, feeding ground tepi dengan target 10 dan feeding ground tengah dengan target 7. Sedangkan fitur biayanya antara lain adalah PLTU dengan nilai 17, PPN dengan nilai 9, Wisata dan Hotel dengan nilai 3, Jalur Kapal dengan nilai 5 dan Fishing Ground dengan nilai 1. Berdasrkan hasil dari skenario 2 gambar 21, terlihat bahwa rekomendasi zona konservasi terpilih di satu lokasi terkumpul yang berada memanjang diantara muara Sungai Citepus hingga muara Sungai Citiis dengan perbandingan luas sebesar 7 dari luas total perairan Teluk Palabuhanratu. Luas rekomendasi zona konservasi yang dihasilkan sebesar 29.238 km 2 dari total luas kajian perairan di Teluk Palabuhanratu yang sebesar 417.092 km 2 . Hasil evaluasi target met yang diperoleh dari proses marxan terpenuhi, yang artinya target fitur konservasi yang telah ditentukan pada skenario ini sudah tercapai untuk dilindungi Lampiran 5. Warna merah yang semakin pekat di zona rekomendasi kawasan konservasi menunjukkan kawasan tersebut direkomendasikan sebagai zona inti, karena kawasan tersebut mempunyai frekuensi sering terpilih dibandingkan planing unit yang lain. 5 2 Gambar 20. Kawasan konservasi pada skenario 1 5 3 Gambar 21. Kawasan konservasi pada skenario 2 54 Skenario 3 Skenario 3 terdiri dari fitur konservasi dan fitur biaya. Fitur konservasi antara lain adalah Anguilla dengan target 40, Congridae dengan target 40, Gobiidae dengan target 25, Trichiuridae dengan target 40, nursery ground dengan target 40, feeding ground tepi dengan target 20 dan feeding ground tengah dengan target 13. Sedangkan fitur biayanya antara lain adalah PLTU dengan nilai 17, PPN dengan nilai 9, Wisata dan Hotel dengan nilai 3, Jalur Kapal dengan nilai 5 dan Fishing Ground dengan nilai 1. Berdasrkan hasil dari skenario 3 gambar 22, terlihat bahwa rekomendasi zona konservasi terpilih di satu lokasi mengumpul yang berada memanjang diantara muara Sungai Citepus hingga muara Sungai Citiis dengan perbandingan luas sebesar 7 dari luas total. Luas rekomendasi zona konservasi sebesar 29.914 km 2 dari total luas kajian perairan di Teluk Palabuhanratu yang sebesar 417.092 km 2 . Hasil evaluasi target met yang diperoleh dari proses marxan terpenuhi, yang artinya target fitur konservasi yang telah ditentukan pada skenario ini sudah tercapai untuk dilindungi Lampiran 5. Warna merah yang semakin pekat pada zona rekomendasi kawasan konservasi menunjukkan kawasan yang direkomendasikan sebagai zona inti, karena mempunyai frekuensi terpilih lebih banyak daripada yang lain.

4.3. Pembahasan