Sistem zonasi kawasan konservasi laut daerah

7 berkelanjutan. Pembagian zonasi menurut pasal 17 ayat 4 terdiri dari zona inti; zona perikanan berkelanjutan; zona pemanfaatan; dan zona lainnya. e. Peraturan Menteri kelautan dan perikanan RI No. 17 tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Kawasan konservasi yang dinyatakan pada Pasal 1 ayat 8 adalah bagian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang mempunyai ciri khas tertentu sebagai satu kesatuan ekosistem yang dilindungi, dilestarikan danatau dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk mewujudkan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan. Kewenangan pengelolaan kawasan yang dimaksud pada pasal 24 dapat dilaksanakan oleh: 1. Pemerintah untuk kawasan konservasi nasional; 2. Pemerintah daerah provinsi untuk kawasan konservasi provinsi; dan 3. Pemerintah daerah kabupatenkota untuk kawasan konservasi kabupatenkota.

2.1.2. Sistem zonasi kawasan konservasi laut daerah

Sistem zonasi kawasan konservasi laut adalah suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumberdaya dan daya dukung serta proses-proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan ekosistem DKP 2007 Sebagai upaya dalam mengakomodasi semua keinginan dan kebutuhan pihak pengguna kawasan, seperti pengembangan pariwisata, perikanan dan nilai-nilai konservasi serta kebutuhan suatu Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD adalah hal yang cukup sulit. Kegiatan pemanfaatan di suatu Kawasan Konservasi dapat sejalan dan selaras dengan konservasi, sepanjang adanya pengelolaan yang baik. Walau begitu, kerusakan dapat juga terjadi akibat pembangunan sarana fisik di KKLD. Hingga saat ini penataan zona kawasan konservasi laut belum optimal karena kelangkapan data dan informasi dasar dari sumberdaya pesisir yang ada belum optimal. Penataan zonasi kawasan konservasi laut merupakan pembagian kawasan 8 atas berbagai zona yang mencerminkan adanya suatu perlakuan tertentu di masing- masing zona tersebut. Penataan zonasi bertujuan untuk optimalisasi fungsi dan peruntukan potensi sumberdaya alam hayati dan ekosistim pada setiap bagian kawasan Sriyanto 1998 in Ila 2010. Aspek negatif dari suatu perencanaan zonasi yaitu kelihatan sangat kaku dalam menyederhanakan kompleksnya masalah konservasi. Hal yang tidak mudah dalam perencanaan zonasi adalah menentukan batas-batas di laut tetapi hal ini dapat ditunjukkan oleh titik terluar dari setiap kegiatan yang diatur dan dibatasi secara jelas untuk menegaskan batasannya Laffoley 1995 in Ila 2010. Sedangkan sistem zonasi yang dimaksud adalah PP No.60 tahun 2007 tentang konservasi Sumberdaya Ikan, terdiri dari zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan , dan zona lainnya sesuai dengan keperluan. Zonasi tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Zona inti merupakan DPL yang dibentuk oleh masyarakat dan bila dianggap masih kecil, maka dapat ditambah jumlah dan luasnya. Zona ini diperuntukkan bagi: a perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan, b penelitian, dan c pendidikan. 2. Zona Perikanan Berkelanjutan merupakan zona yang memiliki nilai konservasi, tetapi dapat bertoleransi dengan pemanfaatan oleh pengguna nelayan dan pembudidaya, dan juga zona yang mempunyai potensi untuk berbagai pemanfaatan yang ramah lingkungan. Zona perikanan berkelanjutan diperuntukkan bagi : a perlindungan habitat dan populasi ikan, b penangkapan ikan dengan alat dan cara yang ramah lingkungan. c budidaya ramah lingkungan, d pariwisata dan rekreasi, e penelitian dan pengembangan, dan f pendidikan. 3. Zona pemanfaatan akan ditentukan supaya selaras dengan berbagai pemanfaatan yang ada dalam kawasan dan sesuai dengan tujuan KKLD. Zona pemanfaatan diperuntukkan bagi: a perlindungan habitat dan populasi ikan, b pariwisata dan rekreasi, c penelitian dan pengembangan, dan d pendidikan 9 4. Zona lainnya merupakan zona diluar zona inti, zona perikanan berkelanjutan, dan zona pemanfaatan yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu antara lain: zona perlindungan, zona rehabilitas dan sebagainya.

2.2. Larva Ikan