Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Daerah Kajian Area Of Interest AOI

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012 yang bertepatan dengan acara nyalawean di laut dan muara Sungai Cimaja, Citiis, Citepus dan Sukawayana di Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Gambar 5. Data penelitian yang diambil meliputi data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari data informasi pemanfaatan dan sosial ekonomi masyarakat meliputi daerah penangkapan ikan dan persepsi masyarakat, sedangkan data sekunder berupa data spasial jenis dan kelimpahan larva ikan yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian. No. Alat dan Bahan Kegunaan 1. Alat tulis, GPS, Peta, Kuisioner dan camera Sebagai alat untuk mendapatkan data primer dari wawancara 2. Personal computer, dan microsoft excel Sebagai media untuk menyimpan dan mengeluarkan file dan data 3. Data primer dan sekunder, meliputi: • Fitur Konservasi • Fitur Biaya Sebagai input data dalam perangkat lunak marxan 5. Peta dasar basemap yang sudah didigitasi Sebagai bahan dasar penentuan lokasi 4. Perangkat lunak Arcview GIS 3.2 beserta Extension tambahan meliputi : Av Tools, CLUZ, TNC tool, dan Repeating Shapes Sebagai alat dalam pengolahan data GIS 6. Perangkat lunak Marxan 211 Sebagai alat untuk menyeleksi satuan unit perancangan dan menampilkan skenario wilayah konservasi 1 7 Gambar 5. Peta lokasi penelitian di Teluk Palabuhanrat 18

3.3. Pengumpulan Data

Data-data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan dan melalui hasil wawancara semi terstruktur dengan pengguna stakeholder yang terkait di wilayah tersebut, meliputi kondisi sumberdaya larva ikan, sosial budaya masyarakat, serta persepsi penilaian responden terhadap adanya daerah konservasi yang berdampak terhadap pembatasan pemanfaatan sumberdaya perairan. Sedangkan data sekunder berupa data spasial jenis dan kelimpahan larva ikan yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan Marxan untuk menganalisa zonasi kawasan konservasi dengan 2 macam input data yaitu data fitur konservasi dan data fitur biaya cost. Fitur konservasi yang mewakili keadaan ekologi yang akan di konservasi, sedangkan fitur biaya adalah data sosial ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya.

3.3.1. Fitur konservasi

Fitur konservasi merupakan data biofisik yang akan dilindungi, sehingga fitur ini menjadi suatu acuan ekologi untuk tujuan penentuan kawasan konservasi. Fitur konservasi dapat berupa ekosistem, spesies, habitat atau komunitas biota laut lainnnya. Dalam penelitian ini fitur konservasi berupa keanekaragaman sumberdaya ikan yang masih berupa larva, dan habitat larva ikan yaitu nursery gorund, dan feeding ground. Data yang digunakan untuk menentukan fitur konservasi adalah data sekunder tentang distribusi larva yang diperoleh dari penelitian sebelumnya Said 2011. Berdasarkan data sekunder, dipilihlah prioritas larva untuk penentuan kawasan konservasi dengan pertimbangan semakin sedikit keberadaan spesies tersebut di alam, sehingga dipilih 4 fitur konservasi yang berupa larva antara lain adalah Anguilla, Congridae, Trichiuridae dan Gobiidae Lampiran 7. Anguilla yang merupakan ikan sidat yang sudah terancam keberadaan di alam, Congridae golongan ikan sidat yang statusnya juga terancam, Trichiuridae sebagai larva ikan layur dan Gobiidae merupakan ikan impun, kemudian habitat larva feeding ground dan nursery ground. 19

3.3.2. Fitur biaya

Fitur biaya dalam input marxan berupa data sosial tentang pemanfaatan sumberdaya dan kawasan, yang meliputi Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN, Jalur kapal, Fishing Ground, PLTU serta Wisata dan Hotel. Data tersebut diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan hasil wawancara dengan masyarakat pengguna langsung sumberdaya tersebut. Penentuan jumlah responden dan teknik pengambilan contoh dalam penelitian ini dilakukan secara acidental sampling kepada nelayan sekitar. Selain untuk mengetahui pemanfaatan sumberdaya, pengambilan responden ini juga untuk mengetahui persepsi mereka mengenai kawasan konservasi sebagai upaya dalam melalukan perlindungan untuk mencapai sumberdaya yang berkelanjutan.

3.4. Daerah Kajian Area Of Interest AOI

Area of Interest merupakan daerah lingkup kajian dalam penentuan kawasan konservasi. AOI yang telah ditentukan dibentuk menjadi beberapa Unit Perencanaan Planing Unit dengan satuan Unit Perencanaan heksagonal. Planing Unit atau Unit Perencanaan pu sendiri merupakan blok-blok bangunan dari sistem konservasi yang Marxan evaluasi dan pilih sebagai bentuk solusi Loos 2006. Penentuan daerah kajian AOI dan unit perencanaan pu merupakan hal penting dan utama dalam analisis marxan. Pada penelitian ini, daerah lingkup yang akan dikaji Area of Interest terletak pada sekitar laut dan muara Sungai Cimaja, Citiis, Citepus, Cimandiri dan Sukawayana yang mengalir menuju Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Gambar 6. Batasan lokasi studi ini didasarkan atas kewenangan pengelolaan daerah Palabuhanratu untuk mengelola laut, dimana sesuai Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, suatu kabupatenkota memiliki kewenangan pengelolaan laut sejauh 4 mil untuk wilayah yang berbatasan dengan laut yang luas. Bentuk yang dapat diadopsi dalam satuan unit perencanaan yaitu segitiga, persegi empat, dan heksagonal Loss 2006. Bentuk heksagonal dipilih karena miliki bentuk yang paling natural dan lebih mendekati lingkaran sehingga memiliki rasio 2 Gambar 6. Area Of Interest Daerah lingkup yang akan dikaji 21 tepi yang rendah Gaselbarcht et al. 2005. Artinya satu heksagonal dapat mewakili daerah terdekat dari setiap sisi-sisi daerah sekelilingnya. Bantuk heksagonal juga memiliki keluaran yang lebih halus dibandingkan dengan satuan unit perencanaan lainnya Miller et al. 1993 in Loss 2006.

3.5. Analisis Zonasi Kawasan Konservasi