Trichiuridae Gobiidae HASIL DAN PEMBAHASAN

36 dibudidayakan secara keseluruhan Untuk memenuhi permintaan konsumen, ikan ini masih dieksploitasi dari alam. Tingginya permintaan akan ikan sidat, penangkapan ikan ini di alam menjadi tidak terkendali, sehingga kondisi ini mengancam kelestarian yang berujung terhadap punahnya ikan sidat di alam. Hal ini yang menjadi pertimbangan ikan sidat family Congridae masuk dalam fitur konservasi yang dinilai perlu untuk dilindungi dengan nilai denda SPF sebesar 17. Dibandingkan dengan ikan sidat jenis Anguilla, ikan sidat family Congridae mempunyai minat konsumen yang lebih sedikit daripada ikan sidat jenis Anguilla. Berikut merupakan peta sebaran letak ikan family Congridae berdasarkan hasil penelitian dari Said 2011 dan Anwar 2008 gambar 11.

c. Trichiuridae

Trichiuridae merupakan family dari ikan layur. Berdasrkan data sekunder penelitian dari Furry 2011 dan Rifai 2011, biologi reproduksi ikan layur mencakup dua famili yaitu Trichiuridae dan Gempylidae, dan jenis yang ditemukan di lokasi penelitian adalah Lepturacanthus dan Gempylus. Populasi ikan layur banyak tertangkap pada perairan pantai yang dangkal di sekitar muara sungai Badrudin dan Wudianto 2004 in Sharif 2009. Berdasarkan data statistik PPN Palabuhanratu, ikan layur mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, terbukti dari ikan layur yang tertangkap di Teluk Palabuhanratu biasa diekspor ke luar negri untuk memenuhi kebutuhan dari konsumen. Salah satu jenis yang diekspor adalah dari jenis Lepturacanthus savala. Karena tingginya akan permintraan ikan layur, ikan ini ditangkap dengan berbagai macam upaya, yaitu dengan menggunakan payang, gillnet, bagan, pancing pancing ulur dan rawai, dan pure seine. Alat tangkap dominan yang digunakan dalam menangkap ikan layur di Teluk Palabuhanratu adalah pancing ulur Anita 2003 in Sharif 2009. Usaha penangkapan yang berlebihan akan berdampak buruk terhadap kelestarian dari ikan layur ini, oleh karena itu, ikan layur ini menjadi ikan yang masuk sebagai kategori fitur konservasi dengan nilai denda SPF sebesar 11. Berikut merupakan peta sebaran letak 3 7 Gambar 11. Sebaran fitur konservasi Congridae di Teluk Palabuhanratu 38 ikan family Trichiuridae berdasarkan hasil penelitian dari Said 2011 dan Anwar 2008 Gambar 12.

d. Gobiidae

Ikan family Gobiidae merupakan ikan yang sering disebut ikan impunmenga. Secara umum family Gobiidae ditemukan pada daerah muara sungai sebagai habitatnya. Hal ini menunjukkan bahwa anggota family tersebut mempunyai karakteristik untuk beradaptasi dengan kondisi habitat yang ada, diantaranya adalah karena tubuhnya dilengkapi dengan cakram pelekat yang termodifikasi dari sirip perut yang menyatu. Organ ini sangat berperan dalam adaptasinya terhadap arus yang kuat dengan cara menempelkan tubuhnya ke dasar perairan yang berbatu Furry 2011. Sebagian besar ikan dari family Gobiidae terdiri dari jenis Sicyopterus sp yang merupakan jenis ikan divisi peripheral, yaitu suku-suku yang anggotanya mempunyai toleransi yang tinggi terhadap salinitas. Ikan family Gobiidae memiliki sifat migrasi yang berbeda-beda. Ikan Gobiidae yang tertangkap kemungkinan bersifat amphidromus atau marine migrant. Pada kelompok amphidromus, ikan melakukan pemijahan di sungai dan melakukan penetasan di laut, setelah itu, saat juvenil akan kembali lagi ke sungai dan saat dewasa akan kembali lagi ke sungai. Ketika ikan family Gobiidae yang berfase juvenil ditemukan, maka diduga bahwa ikan tersebut tersebut sedang melakukan migrasi ke sungai untuk pembesaran dan pencarian makan. Dugaan kedua adalah marine migrant. Pada kelompok ini, spesies tersebut memiliki kisaran salinitas yang luas euryhaline yang melakukan pemijahan di laut dan menggunakan daerah estuari untuk pembesaran juvenil dan dewasa. Saat tertangkap spesies diduga sedang mencarian makan di muara sebagai feeding ground dan nursery ground. Menurut Sanches-Velasco et al. 1996 in Nursid 2002 kelompok larva tersebut dalam hidupnya sangat tergantung pada estuaria. Jenkins dan Boseto 2007 menjelaskan larva Sicyopterus sp. termasuk jenis ruaya amphidromus yaitu melakukan pemijahan di sungai dan saat penetasan akan menuju ke laut. Saat ikan pada fase postlarva dan juvenil, spesies tersebut kembali lagi ke muara sungai untuk mencari makan dan pembesaran, dan pada saat dewasa spesies tersebut kembali lagi ke laut. Berdarkan 3 9 Gambar 12. Sebaran fitur konservasi Trichiuridae di Teluk Palabuhanratu 40 penelitan Furry 2011 jenis ikan ini memiliki nilai kepadatan terbesar dibandingkan dengan nilai kepadatan populasi dari jenis larva dan juvenile lain yang ditemukan di Teluk Palabuhanratu, walaupun demkian, ikan ini dinilai penting untuk dikonservasi agar ikan ini tetap lestari keberadaannya, mengingat karakteristik ikan ini yang masih sangat tergantung terhadap alam, sehingga dinilai sangat rentan punah apabila tidak ada pembatasan aktivitas penangkapan. Oleh karena itu, ikan family Gobiidae ini masuk sebagai kategori fitur konservasi dengan nilai denda SPF sebesar 9. Berikut merupakan peta sebaran letak ikan family Gobiidae berdasarkan hasil penelitian dari Said 2011 dan Anwar 2008 Gambar 13.

e. Nursery Ground