Kandungan Gizi Umbi Ubi Jalar

meningkatkan bobot badan berkisar 0.22 – 0.43 kgekorhari. Ketersediaan ubi jalar dan daging babi dapat mendukung ketahanan pangan yang berkualitas dan bergizi. Keuntungan bagi lingkungan dapat mencegah dampak pencemaran. Dengan demikian konsep integrasi ternak babi dan tanaman ubi jalar yang berwawasan lingkungan dengan skala rumah tangga dapat diterapkan di Desa Sumarayar. Kendala pada penelitian ini adalah ketersediaan ternak babi masyarakat yang diperlukan untuk penelitian terbatas. Keterbatasan ternak babi baik dari segi jumlah, keseragaman dan harga. Peternak jarang yang mempunyai recording ternak babi yang dipelihara. Jumlah babi yang dipelihara oleh peternak umumnya tidak lebih dari sepuluh ekor dengan fase pertumbuhan yang berbeda. Ternak babi pada umur 6-8 minggu oleh peternak biasanya tidak dijual, karena pada umur tersebut ternak babi telah diberi ”makan” sehingga peternak akan memelihara ternak babinya sampai mencapai berat potong, kalaupun dijual harganya jauh dari harga normal. Penerapan teknologi biogas memerlukan biaya yang relatif mahal sehingga tidak terjangkau oleh peternak. Untuk itu perlu dukungan pemerintah dan swasta melalui program kemitraan dalam membantu pengembangan ternak babi dan penerapan teknologi biogas di tingkat desa. 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tatacara pemeliharaan ternak babi petani peternak masih konvensional, tergantung pada pakan komersial, mencemari lingkungan, dan kurang efisien. 2. Pola integrasi ternak babi dengan tanaman ubi jalar, adalah pola integrasi yang aplikatif dan berkelanjutan. 3. Secara ekonomis pola integrasi ternak babi dengan tanaman ubi jalar skala rumah tangga memberikan keuntungan kepada petani antara lain : ketersediaan gasbio sebagai sumber energi, ketersediaan pupuk organik sludge dapat meningkatkan persentase bobot umbi yang dapat dipasarkan sebanyak 95, ketersediaan brangkasan ubi jalar sebagai hijauan pakan tambahan ternak dapat meningkatkan bobot badan berkisar 0.22 – 0.43 kgekorhari. Ketersediaan ubi jalar dan daging babi dapat mendukung ketahanan pangan yang berkualitas dan bergizi. Keuntungan bagi lingkungan dengan pola integrasi ini tidak ada limbah yang terbuang zero waste sehingga dapat mengatasi pencemaran lingkungan.

5.2 Saran

1. Bantuan pemerintah berupa dana bergulir atau kredit lunak sangat dibutuhkan untuk pengadaan alat biogas bagi petanipeternak. 2. Rancangan digester biogas perlu disempurnakan, sehingga mampu berfungsi secara optimal. 3. Penanganan sludge perlu ditingkatkan sehingga lebih memudahkan dalam pemanfaatannya. 4. Kebijakan subsidi pupuk anorganik yang selama ini dilakukan oleh pemerintah dialihkan ke pupuk organik yang diproduksi oleh peternak. DAFTAR PUSTAKA Admadilaga D. 1982. Ruminansia besar dalam perspektif sitem pembangunan peternakan Indonesia. Makalah utama dalam pertemuan ilmiah ruminansia besar tahun 1982. Pusat Penelitian dan Pembangunan Peternakan. Cisarua Bogor. Algamar K. 1986. Proses Anaerobik sebagai alternatif untuk mengolah limbah industri hasil pertanian. Makalah seminar limbah teknik penyehatan serta bioteknologi pengolahan limbah. Jurusan Lingkungan PAU Bioteknologi ITB dan Ikatan Ahli Penyehatan Industri. Bandung. Anas I. 2011. Lahan Pertanian Indonesia 75 Kritis. Metrotvnews.com. Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2000. Integrasi sapi di lahan pertanian crop livestock production systems. Jakarta. Badan Pusat Statistik Minahasa. 2010. Langoan Timur Dalam Angka. Sulawesi Utara. Basuki P. 2002. Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Laboratorium Ternak Potong dan Kerja. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1981. Kandungan Gizi Daun dan Umbi Ubi Jalar. Jakarta. Direktorat Jendral Peternakan Departemen Pertanian. 2008. Pedoman Teknis Integrasi Ternak Ruminansia-Tanaman. Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia Direktorat Jendral Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta. Dwiyanto K, Haryanto B. 2003. Integrasi ternak dengan usaha tanaman pangan. Makalah disampaikan padaTemu Aplikasi Paket Teknologi di BPTP Jawa Barat. 8-9 Desember 2003. Hambali H, Siti M, Armansyah H T, Abdul W P, Roy H. 2007. Teknologi Bioenergi. Agro Media Pustaka. Jakarta. Hamni A. 2008. Rancang bangun dan analisa tekno ekonomi alat biogas dari kotoran ternak skala rumah tangga. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Unila. Lampung. Harahap F M, Apandi, Ginting S. 1978. Teknologi Gasbio. Pusat Teknologi Pembangunan Institut. ITB. Bandung. Hartoko. 1988. Peternakan babi rakyat dengan pemeliharaan dalam kandang berserasah [Disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.