3. Imbangan CN yang terkandung dalam bahan organik sangat menentukan kehidupan dan aktivitas mikroorganisme. Imbangan C karbon dan N
nitrogen yang optimum bagi mikroorganisme perombak adalah 25-30. 4. Derajat
Keasaman pH,
berpengaruh terhadap
kehidupan mikroorganisme. Derajat keasaman yang optimum bagi kehidupan
mikroorganisme adalah 6.8 – 7.8.
5. Temperatur, pencernaan anaerobik dapat berlangsung pada suhu 5 – 55
o
C. Temperatur optimum untuk menghasilkan biogas adalah 35
o
C.
2.3.4 Teknik Pembuatan Biogas
1. Buatlah isian dengan mencampurkan kotoran ternak segar dengan air, perbandingan 1:1-1.5. Aduklah kotoran sampai merata sambil membuang
benda-benda keras yang mungkin ikut tercampur. 2. Masukkan isian yang telah siap kedalam tabung pencerna melalui pipa
pemasukan isian. Pada pengisian pertama, kran pengeluaran gas yang ada pada alat pencerna sebaiknya tidak disambungkan dulu ke pipa. Kran
tersebut dibuka agar udara dalam alat pencerna terdesak keluar sehingga proses pemasukan lumpur kotoran lebih mudah. Pemasukan isian
dihentikan setelah tabung pencerna penuh, yang ditandai dengan keluarnya buangan dari pipa buangan. Setelah tabung pencerna penuh, kran pengatur
gas yang ada pada tabung pencerna ditutup dan biarkan digester memulai proses fermentasi.
3. Buka kran pengeluaran gas dan hubungkan dengan pipa pemasukan gas tabung pengumpul dengan selang karet atau plastik yang telah disiapkan.
4. Masukkan air kedalam drum besar tabung pengumpul gas sampai ketinggian sekitar 60 cm.
5. Masukkan pula drum kecil kedalam drum besar yang telah diisi air dan biarkan drum tersebut tenggelam sebagian badannya.
6. Tutup kran pengeluaran gas tabung pengumpul gas. 7. Setelah 3-4 minggu, biasanya gas pertama mulai terbentuk yang ditandai
dengan terangkatnya drum kecil tabung pengumpul gas. Gas pertama ini perlu dibuang, dengan membuka kran pengeluaran gas tabung pengumpul,
karena gas didominasi oleh gas CO
2
. Setelah gas pertama terbuang habis
yang ditandaidengan turunnya permukaan drum kecil pengumpul gas ke posisi semula, kran pengeluaran gas ditutup kembali. Beberapa hari
kemudian pembentukan gas CH
4
semakin meningkat dan CO
2
semakin menurun. Pada saat komposisi 54 CH
4
dan 27 CO
2
maka biogas akan menyala. Selanjutnya biogas yang terbentuk sudah dapat dimanfaatkan
untuk menyalakan kompor. 8. Selanjutnya, digester terus diisi dengan lumpur kotoran ternak secara
kontinu setiap hari sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
2.3.5 Manfaat Biogas
Biogas mempunyai banyak manfaat, dapat digunakan sebagai sumber energi, baik energi listrik, gas untuk memasak, dan pengganti minyak tanah.
Sihombing 1997 menyatakan bahwa kotoran ternak selain dijadikan pupuk kandang, kotoran ternak juga dapat digunakan untuk menghasilkan biogas.
Biogas merupakan renewable energy yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak
tanah dan gas alam Haryati 2006. Pemanfaatan energi biogas sebagai pengganti bahan bakar, khususnya minyak tanah, dapat digunakan dalam skala rumah tangga
untuk memasak. Biogas untuk skala rumah tangga biasanya memiliki komposisi gas seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 Komposisi gas yang terdapat dalam gasbio skala rumah tangga No.
Jenis Gas Volume
1. Metana CH
4
50-60 2.
Karbon dioksida CO
2
30-40 3.
OksigenO
2
, H
2
, dan Hidrogen sulfida H
2
S 1-2
Sumber: Wahyuni 2008 Nilai kalori dari satu meter kubik biogas adalah sekitar 6 000 watt jam
yang setara dengan setengah liter minyak disel. Kesetaraan biogas dengan bahan bakar lain, dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Perbandingan gas dengan sumber kalor lain Keterangan
Bahan Bakar Lain Elpiji 0.46 kg
Minyak tanah 0.62 liter 1 m
3
Biogas Minyak solar 0.52 liter
Bensin 0.80 liter Gas kota 1.50 m
3
Kayu bakar 3.50 kg Sumber: Wahyuni 2008
Penggunaan sistem reaktor biogas memiliki keuntungan, antara lain yaitu mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi bau yang tidak sedap, mencegah
penyebaran penyakit, panas, daya mekanislistrik dan hasil samping berupa pupuk padat dan cair. Pemanfaatan limbah dengan cara seperti ini secara ekonomi
akan sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk anorganik. Disamping itu, cara-cara ini merupakan praktek pertanian yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan Widodo et al. 2006. Gas bio dapat dipergunakan dengan cara yang sama seperti gas-gas mudah terbakar yang lain.
Pemanfaatan energi biogas
yang terbarukan akan mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi fosil. Biogas selalu
terbarukan mengingat perkembangan populasi ternak yang selalu meningkat setiap tahunnya, seperti diperlihatkan pada Tabel 1.
Berdasarkan hasil estimasi, seekor sapi dalam satu hari dapat menghasilkan kotoran sebanyak 10-30 kghari, seekor ayam menghasilkan
kotoran 25 ghari, dan seekor babi dewasa dengan berat 60-120 kg dapat memproduksi kotoran 4.5
– 5.3 kghari. Berdasarkan riset yang pernah ada diketahui bahwa setiap 10 kg kotoran ternak sapi berpotensi menghasilkan 360
liter biogas dan 20 kg kotoran babi dewasa bisa menghasilkan 1 379 liter biogas Hambali et al. 2007.
Nilai manfaat kotoran ternak sebagai pupuk kandang tidak berkurang, bahkan makin meningkat, karena sisa buangan yang berupa lumpur keluaran
biogas sludge dari digester masih bermanfaat sebagai pupuk organik. Bahkan unsur hara N, P, dan K dalam pupuk organik sudah mengalami perombakan