Keadaan Umum Minahasa Pola integrasi ternak babi dengan tanaman ubi jalar yang berwawasan lingkungan di Minahasa

Tabel 4 Perbandingan gas dengan sumber kalor lain Keterangan Bahan Bakar Lain Elpiji 0.46 kg Minyak tanah 0.62 liter 1 m 3 Biogas Minyak solar 0.52 liter Bensin 0.80 liter Gas kota 1.50 m 3 Kayu bakar 3.50 kg Sumber: Wahyuni 2008 Penggunaan sistem reaktor biogas memiliki keuntungan, antara lain yaitu mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi bau yang tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, panas, daya mekanislistrik dan hasil samping berupa pupuk padat dan cair. Pemanfaatan limbah dengan cara seperti ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk anorganik. Disamping itu, cara-cara ini merupakan praktek pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan Widodo et al. 2006. Gas bio dapat dipergunakan dengan cara yang sama seperti gas-gas mudah terbakar yang lain. Pemanfaatan energi biogas yang terbarukan akan mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi fosil. Biogas selalu terbarukan mengingat perkembangan populasi ternak yang selalu meningkat setiap tahunnya, seperti diperlihatkan pada Tabel 1. Berdasarkan hasil estimasi, seekor sapi dalam satu hari dapat menghasilkan kotoran sebanyak 10-30 kghari, seekor ayam menghasilkan kotoran 25 ghari, dan seekor babi dewasa dengan berat 60-120 kg dapat memproduksi kotoran 4.5 – 5.3 kghari. Berdasarkan riset yang pernah ada diketahui bahwa setiap 10 kg kotoran ternak sapi berpotensi menghasilkan 360 liter biogas dan 20 kg kotoran babi dewasa bisa menghasilkan 1 379 liter biogas Hambali et al. 2007. Nilai manfaat kotoran ternak sebagai pupuk kandang tidak berkurang, bahkan makin meningkat, karena sisa buangan yang berupa lumpur keluaran biogas sludge dari digester masih bermanfaat sebagai pupuk organik. Bahkan unsur hara N, P, dan K dalam pupuk organik sudah mengalami perombakan fermentasi dalam digester, sehingga jika digunakan akan mudah terserap tanaman Simamora et al. 2006. Selama proses perombakan, bakteri-bakteri patogen dalam kotoran, seperti E. coli, terbunuh sehingga dapat menyehatkan lingkungan Hambali et al. 2007.

2.3.6 Pupuk Organik Sisa Pembuatan Biogas

Pupuk digolongkan dalam anorganik dan organik. Pupuk anorganik umumnya disebut juga pupuk buatan, pupuk industri, pupuk kimia atau pupuk sintesis seperti urea, KCl, NPK dan sebagainya, sedangkan pupuk organik adalah pupuk hijau, pupuk kandang, kompos dan guano Sihombing 1997. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak baik berupa kotoran padat feses yang tercampur sisa makanan maupun air kencing. Adapun kandungan unsur hara kotoran babi padat adalah: 2.2 nitrogen, 2.1 fosfor, dan 1 abu, sedangkan unsur hara kotoran babi cair 0.6 nitrogen, 0.3 Fosfor, 0.4 abu NC State University 2012. Seacara teoritis, satu kg kotoran segar ternak babi dapat menghasilkan 200 l gasbio. Selanjutnya sisa kotoran lanjutan setelah pembuatan biogas digunakan untuk pupuk bahan padat, makanan ternak, ikan dan untuk memproduksi algae Maramba 1978. Simamora et al. 2006 menyatakan bahan keluaran dari sisa proses pembuatan biogas dapat dijadikan pupuk organik, walaupun bentuknya berupa lumpur sludge. Pemanfaatan lumpur keluaran biogas ini sebagai pupuk dapat memberikan keuntungan yang hampir sama dengan penggunaan kompos. Sludge telah mengalami fermentasi anaerob sehingga dapat langsung digunakan untuk memupuk tanaman. Sludge yang berasal dari biogas sangat baik untuk dijadikan pupuk karena mengandung berbagai mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti fosfor P, magnesium Mg, kalsium Ca, kalium K, tembaga Cu, dan seng Zn Zuzuki et al. 2001. Sisa kotoran dari pembuatan biogas atau dikenal dengan pupuk organik mempunyai beberapa kelebihan yaitu dapat memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman Simamora et al. 2006.